Kamis, 31 Maret 2016

Menabung Judul Tulisan



Bulan Maret sudah detik terakhir, beberapa judul tulisan masih menggerombol di otakku, yang seharusnya ide tulisan tersebut segera saya tuangkan dalam tulisan lalu ku posting. Waktu ide tersebut datang, aku menyadarinya, bahkan  aku memang sengaja menghadirkannya. 

Tapi kenapa saya harus menunggu esuk hari untuk menulisnya?, …besok saja saya tuliskan bersamaan dengan itu, esok datang ternyata belum ditulis juga dan dalam waktu yang bersamaan ada ide baru datang. 

Hari esok datang lagi, ternyata ide kemarin dan lusa belum saya tuliskan juga, lalu datang lagi ide yang selanjutnya. Saat sudah menumpuk begini, ternyata bukan lagi menggebu-gebu ingin segera menuliskan satu-per satu, namun adakalanya saya malah malas. Lha wong satu tulisan saja belum tentu bisa selesai, kok malah mau menulis beberapa tulisan.

Suatu hari ku mengira bahwa cukup mudah menuangkan ide yang ada di otakku itu ke dalam deretan tulisan, karena hanya ide biasa-biasa saja, sehinga dua tulisan atau tiga tulisan tidak masalah saya kerjakan sekalian alias tidak jadi beban. 

Ternyata jika sudah berhadapan dengan monitor dan keyboard. Ide yang saya anggap mudah untuk saya tuliskan tersebut, ternyata tidak lagi semudah merangkai ide dalam bayang, bisa berlari kesana kemari membayangkan apa yang ingin saya tulis tentang ide tersebut. Giliran sudah mau  menulis …. Zonk

Akibatnya, tulisan saya beberapa hari terakhir ini masih sekedar judul saja. Isinya kemana? dan kapan saya harus mengisinya? 

Isinya tetap masih masih dalam bayang dan waktu yang paling tepat untuk menterjemahkan ide tersebut ke dalam tulisan tak lain adalah sekarang juga. Yups, sekarang harus menulis untuk melengkapi tulisan yang masih berupa judul itu.

English Camp Day #3



Setelah dua hari English Camp dilaksanakan di Susksasat School, untuk hari ketiga dan dua hari berikutnya berpindah pelaksanaanya di sekolah Thayaiwittaya. 

Entah mengapa, di hari yang ketiga ini cukup melelahkan, apa saking semangatnya ya? he he, anggap saja begitu. Bersama partner mengajar saya, Mrs. Syaria, kami bekerja sama untuk melatih mereka lebih maksimal lagi, karena kurang dua hari lagi war akan segera berlangsung. 

Jam pertama free, kami mulai mengajar di jam ke-dua. Kebetulan yang mendapat giliran masuk di kelas drama adalah grup tiga. Mulai hari ini, mereka sudah mulai belajar drama yang sesungguhnya. Dalam artian masing-masing siswa akan dibagi tugas untuk memerankan masing-masing karakter yang ada dalam cerita the very hungry caterpillar.

Hari ini properti dari kelas art belum bisa dipakai karena masih ada beberapa yang belum jadi, sehingga masih berlatih tanpa properti. Dua siswa yang sekiranya sudah mampu menguasai cerita, kami pilih sebagai narrator, dengan begitu mereka akan dengan mudah memaparkan jalan ceritanya kepada penonton. Untuk yang lain menjadi pemainnya, ada yang jadi ulat, makanan ulat, kupu-kupu, matahari, bulan, dll.

Ayo semangat …semangat … kalian bisa …

English Camp Day #2



Hari Rabu guru pendamping dari Thayaiwittaya School yang ikut ke Suksasat School tidak sebanyak kemarin. Kemarin ada sekitar tujuh guru yang kesana, kemarin satu guru saja. Sementara saah satu guru yang mengajar di kelas drama, Mrs. Robi’ah juga tidak bisa masuk hari ini, jadi tiga tutor saja yang ada dari sekolah kami, saya adalah salah satunya.

Saya sampai di sekolah tepat jam delapan, ternyata angkutan yang kemarin saya naiki sudah berangkat baru saja. Untung saja yang mobil sekolah belum berangkat, masih menunggu beberapa murid yang belum datang. Saya naik di mobil tersebut bersama Mrs. Nurhayatee dan beberapa siswa. 

Sampai di sekolah Suksasat kurang lebih pukul 08. 30. Langsung saja kami menunju aula sekolah untuk menyusul  large group activities bersama Mr. Peter yang sepertinya sudah dimulai dari bebrapa menit sebelumnya. Waktu kami datang Mr. Peter menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan. Yang baru datang dan belum sempat duduk ada yang sudah kena tunjuk. Mereka diminta untuk memerankan cuplikan cerita dari “The very hungry caterpillar”, mereka sudah belajar tentang ini di drama class.  Siswa sangat senang melakukannya. Meskipun ada yang belum lancar berbicara, yang penting berani untuk maju, tidak malu, dan berusaha berbicara semampunya.

Large group activities diakhiri dengan menyanyi. Mr. Peter meminta semua siswa untuk berdiri dan yang menjadi tutor maju ke depan. Saya, Mr. Peter, dan Mrs. Nurhayatee berada di hadapan siswa. Kami bernyanyi lagu the very hungry caterpillar song dan  fly fly fy the butterfly disertai dengan gerakan, sama sepeti apa yang mereka lakukan di song class. 

Setelah selesai siswa diminta untuk duduk kembali. Mr. Peter membagi siswa menjadi dua kelompok, sebelah kanan dan sebelah kiri. Sebelah kanan dipandu oleh Mr. Peter sendiri, sedangkan sebelah kiri dipandu saya bersama Mrs. Nurhayatee. Ini semacam permainan. Kami menyanyi dengan lagu yang sama yaitu fly fly fly butterfly, namun kami mulai di waktu yang berbeda. Grup sebelah kanan atau sebelah kiri yang memulai dulu dan jika sudah menyanyikan sebaris lagu langsung disusul oleh grup yang satunya. Yang mulai terlebih dahulu, harus selesai terlebih dahulu, begitu juga yang grup yang memulai setelahnya. Jika tidak, berarti ada yang salah dengan lagu. Seru, karena masih-masing grup akan berusaha konsentrasi dan berlomba-lomba untuk menyanyi sekeras-kerasnya biar kompak.

Di English Camp day #2 ini saya tidak mengajar di song class, padahal malam harinya saya sudah berusaha mengahafal lagu untuk esok hari. Saya diminta untuk bergabung bersama guru yang mengajar di Drama class karena salah seorang guru yang mengajar di kelas ini tidak masuk.

Ternyata sama-sama menyenangkan juga, anatara mengajar di kelas bernyanyi dan drama. Di drama class lebih mengajarkan untuk berani berbicara dan ber-acting. Kalau dilihat dari keaktifan siswa, semua dari mereka sangat antusias bahkan saling berebut mic, jika ada kesempatan untuk berlatih berbicara.

Seperti biasa mereka memperkenalkan diri masing-masing dan ditambah dengan salam pembuka ketika ingin bercerita. Seperti contoh berikut, Good morning, my name is Eka Sutarmi. I am a student in Prathom six at Thayaiwittaya School in Songkhla. I would like to tell the story of the very hungry caterpillar.” Pastinya di sertai dengan ekspresi yang menggemaskan, he he. Sedikit demi sedikit melatih mereka, akhirnya mereka bisa melakukannya dengan lancar. Karena setiap grupnya terdiri dari beragam kelas, mulai kelas P-1 hingga P-6, jadinya harus sedikit demi sedikit mengajarinya, kemampuan mereka kan berbeda-beda.

Penyampaian materi dilanjutkan dengan memainkan peran cerita “The very hungry caterpillar”. Siswa dibagi menjadi beberapa peran sesuai dengan karakter yang cocok dengan cerita. Misalnya tiny caterpillar diperankan oleh siswa kecil, big fat caterpillar oleh siswa yang badannya lebih besar, dll. Kali ini, sementara guru yang membaca narasi ceritannya, sementara siswa ditugaskan untuk bermain peran saja. Siswa juga dituntut untuk harus ingat dan melafalkan dengan benar apa peran yang mainkan.

Setelah pergantian jam, Mr. Peter masuk di kelas Drama, siswa diberikan contoh oleh beliau bagaimana acting yang pas ketika memerankan cerita tersebut. Mulai dari awal cerita beliau memandu siswa bagaimana ekspresi yang pas untuk memerankan ceritanya. Beberapa kalimat saja, tidak banyak untuk hari ini, yang terpenting siswa sudah punya bekal untuk bermain drama nantinya. 

Sebelum tampil satu per satu di depan temannya. Terlebih dahulu siswa diminta untuk berlatih secara berkelompok, bersama dua atau tiga temannya dan di dampingi dengan guru yang ada disitu. Sekiranya sudah bisa, masing-masing kelompok tampil. Untuk kali ini masih baru dapat dua paragraph saja, selanjutnya dibahas di pertemuan besok. 

Pertemuan hari ini di tutup dengan sebuah permainan yang seru dan menyenangkan, bermain kejar-kejaran (You can’t catch me). Mr. Peter memberikan contoh sebelumnya, setelah itu kami lanjutkan tanpa panduan beliau. Permaian ini memang masih baru bagi kami.

Siswa duduk melingkar dengan salah satu siswa (Siswa A) berdiri sambil bernyanyi “Charlie over the ocean, Charlie over the sea, Charlie caught the black bird, but you can’t catch me.” Ketika lagu sudah selesai, siswa menyentuh salah seorang temannya (Siswa B) dimana lagu tersebut berhenti, maka ia akan mengejarnya. Siswa A akan lari sedangkan siswa B yang mengejar. Dikatakan berhasil ketika siswa A bisa lari dan berhenti sampai di tempat duduk siswa B, artinya siswa B tidak bisa menangkap siswa A. Setelah itu bergantian, siswa B yang melakukian hal yang sama seperti siswa A sebelumnya, bernyanyi sambil berjalan mengielilingi lingkaran teman dan dimana lagu itu berhenti, ia akan menyentuh teman yang lainnya, lalu ia lari dan mengejar, begitu seterusnya.


Kaget, Cerita Saya Dimuat Di Blog Tribunnews




Malam ini saya dikagetkan dengan kemunculan tulisan yang telah saya tulis sekitar sebulan yang lalu di blog tribunnews, tepatnya di rubrik tribunners. Saya kurang tahu lebih jauh tentang rubrik ini, apakah seperti semacam blog keroyokan seperti itu atau bagaimana. Saya tidak sengaja masuk ke rubrik ini, he he.

Awalnya saya memang mendaftarkan diri untuk bergabung dalam blog tersebut, karena waktu itu saya tidak sengaja menemukan situs yang mengarahkan saya kesitu. Ya, saya ngikut saja. Cukup memasukkan alamat email dan password saja, maka tak berselang lama akan mendapatkan balasan lewat email bahwa telah menjadi anggota disana. 

Setelah saya buka profil saya disitu, ada link bertuliskan “kirim artikel”. Langsung saya pilih tulisan yang sekirannya pantas untuk saya posting disana, saya baca kembali, saya edit, lalu saya kirimkan.

Baru kepikiran di hari ini untuk membuka blog tersebut. Kaget, karena judul artikel yang semula saya tuliskan berubah, berarti sudah ada seseorang yang membaca dan memperbaiki tulisan saya. 

Langsung saja, saya buka satu-satunya artikel yang ada di blog bari itu dan ternyata tulisan tersebut benar-benar di tayangkan di blog Tribunnews. Disana ada identitas penulis dan juga nama editornya. Ya, ini adalah kali pertama tulisan saya berada di blog beginian. Jadi harap maklum kalau masih rada-rada gimanaaa gitu =D. 

Semoga di lain kesempatan saya bisa mengisinya kembali blog tersebut. Tentunya ini menjadi kesempatan yang sangat cocok untuk belajar menulis. 

Berikut adalah artikelnya ...

Rabu, 30 Maret 2016

Ceritaku di English Camp Day #1


Dimulai dari tanggal 29 Maret hingga 05 April akan digelar sebuah agenda yang sangat menarik yaitu English Camp. Menariknya, karena agenda ini di pandu langsung oleh sang guru native dari New Zaeland, yaitu Mr. Peter Evans. 


Sepertinya sudah lama sekolah yang saya tempati ini bekerja sama beliau, seperti diundang untuk mengisi workshop dan seminar, terkait dengan English Teaching. Pertama kali bertemu beliau pada beberapa bulan yang lalu. Waktu itu Mr. Peter mengisi seminar di sekolah. Saya tidak ikut dalam acara tersebut karena harus mengajar. Saya tidak sengaja bertemu beliau d sekolah yang lagi jalan dengan Baboo, sehingga kami saling menyapa dan berkenalan.


Beberapa hari yang lalu beliau wira-wiri di sekolah lagi. Ketika melewati depan aula sekolah, waya sedang duduk disana. Saya senyum sapa dengan beliau. Mr. Peter menghampiri saya. Dalam pertemuan tersebut, saya menyinggung soal English Camp, karena sebelumnya saya tahu bahwa acara ini ada hubungannya dengan beliau. Saya cuman dapat informasi sekilas saja dari guru di sekolah tentang English Camp, yang intinya saya diminta untuk bergabung. Saya tidak tahu persis acaranya seperti apa. Dalam kesempatan ini, Mr. Peter memberitahu saya tentang lokasi dan juga sedikit gambaran terkait pelaksanaanya seperti apa. Mr. Peter orangnya sangat asyik jika diajak ngobrol. 

 Tiba-tiba, Mr. Peter juga berbicara tentang  sebuah cerita tentang “The Very Happy Caterpillar” yang saya tidak tahu tentang apa ceritanya. Kebetulan saya lagi buka internet, saya diminta untuk searching cerita tersebut yang versi youtube. Saya diminta untuk mempelajari cerita itu dan kalau berhasil akan ditampilkan di acara English camp. Setelah itu beliu say good bye dan see U tomorrow. Saya belajar cerita tersebut dan mendalami alur ceritanya.


Hari Selasa, 


Hari Selasa adalah hari pertama pelaksaan English Camp. Untuk hari pertama dan kedua dilaksanakan di sekolah Suksasat, Rattaphum, Songkhla dan untuk hari ketiga hingga penutupan dilaksanakan di Thayaiwittaya School. Jarak dari Hat yai ke Rattaphum cukup jauh, sekitar 40 km. Dari Thayaiwittaya School ada sekitar tiga puluh siswa yang yang diikutkan dalam kegiatan ini. Kami kesana dengan dua mobil, mobil sekolah dan menyewa angkutan. Kurang lebih delapan guru yang ikut. 


Sampai di sana, terlebih dahulu kami menuju aula sekolah Suksasat. Disana sudah duduk murid Suksasat sendiri yang diikutkan dalam acara ini, ada sekitar 30 siswa juga. Mr. Peter sudah terlihat memberikan pemanasan kepada siswa yang telah hadir terlebih dahulu disana. 


 Large group activities

Kami yang baru datang diminta segera untuk menyesuaikan dengan yang lainnya, mengambil posisi duduk yang nyaman. Satu per satu kami, baik siswa maupun guru diminta untuk memperkenalkan diri satu per satu. Setelah itu di panggil dua perwakilan guru dari sekolah Thayai dan Suksasat untuk menyampaiakan sambutannya.

Sambutan dari perwakilan guru Suksasat School
 Sambutan dari perwakilan guru Thayaiwittaya School


Acara di lanjutkan dengan pembagian grup. Semua siswa diminta untuk berbaris di depan lalu berhitung satu sampai tiga, karena hanya akan nada tiga grup saja. Sementara guru yang bertugas juga berbaris sesuai dengan kelasnya, mulai dari kelas drama (drama class), kelas bernyanyi (song class), kelas membaca (reading class), dan kelas seni (art class). Grup satu bergabung kelas seni, grup dua bergabung di kelas drama, dan grup tiga bergabung di kelas membaca. Untuk kelas bernyanyi, di jam pertama (09. 00 – 10. 30) ini free. Mendapat giliran mengajar masih di jam selanjutnya.

Dalam sehari ada empat jam pelajaran yang setiap jamnya 90 menit, dua jam pelajaran di pagi hari dan dua jam pelajaran di jam siang setelah istirahat. Dengan begitu, per harinya setiap kelas akan mendapat gilaran mengajar semua grup, baik grup satu, dua, atau tiga dan masing-masing kelas mendapat diskon satu jam pelajaran. Kebetulan untuk kelas bernyanyi, diskonnya di pagi hari.


Ya, dalam kesempatan ini saya mendapat bagian untuk mengajar di kelas bernyanyi bersama salah guru di Thayaiwittaya School, yaitu Mrs. Nurhayatee. Ia juga guru Bahasa Inggris di sekolah yang mengajar di tingkat dasar.


Meskipun kami sebelumnya belum terlalu akrab dengan Mrs. Nur dikarenakan tidak jadi satu kantor waktu di sekolah, namun dalam kesempatan ini kami bisa bekerja sama dengan baik. Saya sangat cocok mendapat partner mengajar di kelas bernyanyi dengan beliau.


Sebelum mulai mengajar, kami berdiskusi terlebih dahulu tentang lagu apa yang ingin diajarkan. Mrs. Nur sudah mempersiapkan beberapa lagu dari rumah. Kami bersepakat untuk mengajar mereka setiap harinya dua lagu dan diulang-ulang hingga mereka bisa, serta disertai gerakannya sekalian.


Kami mulai mengajar di jam kedua (10. 30 – 12. 00) dan kebetulan yang mendapat jadwal untuk belajar di kelas bernyanyi di jam ini adalah grup tiga. Masing-masing grup rerata beranggotakan 15 anak. 


Pagi itu Mr. Peter datang kelas kami. Beliau bertanya kepada kami bagaimana teknis mengajarnya. Ternyata Mr. Peter tidak setuju jika satu hari mengajak mereka untuk langsung bisa dua lagu sekaligus, karena kalau ini dilakukan kemungkinan besar siswa akan mudah mengingat pada lagu yang mereka pelajari di akhir saya, yang awal-awal bisa lupa. Cara yang kami usulkan katanya juga akan memakan waktu lama, dalam waktu yang singkat hasilnya tidak bisa maksimal.


Akhirnya kami mengikuti saran dari beliau. Mr. Peter menuliskan sebelas judul lagu di papan tulis. Dalam sehari siswa harus belajar semua lagu tersebut. Meskipun di hari pertama siswa masih belum lancar, tapi kalau sudah di ulangi berkali-kali, hasilnya akan jauh lebih bagus. Dari beberapa lagu yang beliau berikan sudah siap tinggal putar, namun untuk beberapa lagu lainya belum punya, jadi harus download terlebih dahulu.


Sebelas lagu tersebut diantaranya; welcome to you, the hungry caterpillar, fly fly butterfly, little rabbit foo foo, rainbow, Sunday, one little finger, ten monkeys, ABC song, where is father frog, hanky panky. Ada juga diantara lagu itu, yang kami masih asing. Jadi, kami harus sambil belajar juga, he he.


Mr. Peter membuka kelas kami, memberikan pemanasan kepada mereka dengan menyanyi sambil bermain lewat lagu hanky panky. Permainanya menyenangkan dan siswa sangat gembira melakukannya. Ini salah satu yang masih baru buat kami. Sebenarnya lirik lagunya singkat, tetapi karena yang bicara native, jadi tidak begitu jelas dengan apa yang beliau katakan.


Setelah selesai giliran kami yang mengisi. Sebelum mulai bernyanyi, siswa diminta untuk berkenalan satu per satu di hadapan teman-temannya. Pertama-tama siswa mendengarkan dulu lagunya (sebagian lagu ada video dan lirik lagu), diputar hingga dua sampai tiga kali, setelah itu dinyanyikan bersama-sama. Sesekali kami juga memberikan contoh kepada mereka bagaimana menyanyikan lagu tersebut. Malah beberapa lagu, ada siswa yang lebih bisa dari kami, jadi kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk maju ke depan dan bernyanyi. Semua lagu tersebut bernada ceria, liriknya juga singkat, jadi lumayan mudah untuk ditirukan dan dihafal. Ada satu kelompok yang di hari pertama ini sudah lumayan bisa menirukan lagu-lagu yang kami putar.


Sebagai penutupnya, kami melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Mr. Peter waktu pemanasan. Menggunakan lagu Hanky Punky sambil bermain (circle game). Setelah dicari-cari di internet, akhirnya ketemu juga lagu ini. Untuk sementara kami saja yang bernyanyi, siswa hanya melakukan permainanya saja, karena memang cukup sulit pelafalannya. Kami saja masih sambil melihat.

 Circle game "Hanky Panky"


Sebelum pulang, saya bersama Mrs. Nurhayatee menemui Mr. Peter untuk menanyakan lirik lagu little rabbit foo foo agar malamnya bisa kami pelajari dan esok sudah bisa diajarkan kepada siswa. Sebenarnya sudah dapat videonya, tapi pendengaran kami tidak peka untuk mencerna kata-katanya. Dengan senang hati Mr. Peter menuliskan lirik lagu tersebut untuk kami serta menyanyikannya. Terakhir kami juga menceritakan pengalaman mengajar hari ini kepada beliau untuk di evaluasi.



Cerita pengalaman mengajar di English Camp Day #1, 30.03.2016

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...