Sabtu, 05 Maret 2016

Cerita Sepiring Som Tam



Hari Jum'at adalah hari terakhir ujian,  pulang lebih awal dari biasanya. Sebelum waktu Dhuhur sudah pulang.  Karena suasana cukup panas di siang itu, saya memutuskan untuk langsung pulang karena lelah dan ngantuk. Setelah sampai di asrama saya tidur. Hampir dua jam saya tidur, lalu bangun untuk Sholat Dhuhur. 

Teman saya belum pulang juga dari sekolah sudah jam segini…masak sudah pulang ke rumahnya. Saya yakin jika ia masih di sekolah, karena ia bilang akan pulang Hari Sabtu pagi, jadi masih esok hari. Waktu sudah menunjukkan sore, malah hampir saja petang, belum pulang juga.

Status seorang teman di sekolah mebuatku menemukan jawabannya. Ia baru saja membuat status dan meng-upload beberapa foto di dinding facebooknya. Setelah saya lihat ternyata ia menandai juga beberapa teman yang lain. Setelah saya lihat foto-foto yang di upload, ehhhh… disitu ada teman saya juga dan tentunya bersama guru-guru yang lain.Dalam beberapa foto yang di  upload, mereka sepertinya memasak bersama, mungkin juga akan dimakan bersama-sama.

Kenapa saya tidak diajak, wahhh…sempat kesal sejenak melihat foto-foto itu. Langsung saja, saya ambil HP  lalu menelpon teman saya. Saya ingin berpura-pura tidak tahu kalau ia sedang pergi besama guru-guru yang lain. Ada alasan khusus saya menelponnya, yaitu menanyakan ia sudah pulang atau belum, meskipun saya sebenarnya sudah tahu kalau ia belum pulang ke rumah. Dia bilang kalau lagi bersama-sama guru yang lain di Ban Han (salah satu kota yang ada di Songkhla). Saya dilupakan ternyata, mereka semua lupa tidak ngajak saya. Sebenarnya salah saya saja, karena setelah pulang sekolah, saya sudah kabur duluan, jadi saya tidak tahu kapan mereka berangkat. 

Selepas Sholat Maghrib, teman saya pulang, katanya acara sudah selesai. Nah, sesaat lagi, ia mengambil sesuatu dari tasnya, ia memberikan sebungkus plastik Som Tam berukuran sedang kepada saya, katannya memang khusus untuk saya. Pasti gara-gara aku telpon tadi ya? ha ha. Yang tadinya sempat sedikit kesal, langsung terlupakan begitu saja. Move on  ke Som Tam. Langsung saja, kunikmati sepiring Som Tam segarnya. Uuhuyy… kalau beli harganya sudah dua sampai tiga kali lipat segini, tapi ini sepiring gratis. Yupz, ini kali pertama saya menikmati Som Tam. 

Sepiring Som Tam yang sengaja dibawakan oleh teman untuk diberikan ke saya
Sedikit cerita tentang Som Tam ... seperti halnya Tom Yam, yang menjadi hidangan khas negara ini, Som Tam juga tak kalah populernya. Tom Yam disebut juga salad Pepaya, karena berbahan dasar Pepaya. Som Tam merupakan makan tradisional khas negara Thailand yang disajikan dengan berbagai bahan segar, tidak perlu dimasak terlebih dahulu.

Saya belum tahu persis bagaimana pembuatan Som Tam ini, tapi saya pernah melihat penjual membuat Som Tam, baik di kantin sekolah, di kedai sekitar sekolah, maupun di pedagang kaki lima yang ada di tempat-tempat tertentu. 

Alat yang digunakan untuk membuat Som Tam adalah Lumpang mini berserta penumbuknya atau alu. Dibawah ini adalah gambar cobek dan penumbuknya  yang saya ambil dari FB Kak. Wanida yang sedang ramai-ramai membuat Som Tam di Ban Han (Salah satu kota yang ada di Songkhla) bersama guru-guru yang lainya kemarin.

Jangan fokus ke orangnya, he he...Ini nih Namanya Kak. Laila, guru di sekolah yang jago buat Som Tam. Itu dia alat untuk membuat Som Tam, cobek beserta penumbuknya.
Di dalam sepiring Som Tam yang saya makan kali ini ada beberapa komposisi di dalamnya, diantaranya papaya muda segar yang di srawut halus, beberapa potongan kacang panjang segar, irisan tomat, kacang goreng yang ditaburkan, irisan mentimun, ebi (udang kecil yang kering) dan jeruk nipis setelah diperas airnya. Bagaimana rasannya? Hmmm, rasannya bercampur antara segar, asam, dan pedas. Pokoknya cocok sebagai santapan di malam yang dingin. Yang mulanya tidak berminat untuk makan yang masam pedas beginian, jadi suka, he he.

Setelah saya cari informasi lebih jauh tentang Som Tam, saya menemukan beberapa informasi tentang cara membuatnya. Dalam Som Tam yang saya makan kali ini ada rasa masamnya, yaitu rasa masam dari perasan jeruk limau dan air asam, lalu berasa segar karena semua bahan-bahan untuk membuat Som Tam ini fresh, jadinya disajikan dengan bahan-bahan sesegar mungkin.

Cukup mudah ternyata cara membuatnya. Setelah tersedia cobek dan alu, lansung saja dimasukkan bumbu Som Tamnya. Yang pertama di tumbuk adalah cabe dan gula merah, setelah halus dimasukkan bawang putih, ditumbuk setengah kasar, dan terakhir diberi perasan jeruk nipis, air asam, minyak ikan, lalu dicampur dengan rata. Setelah tercampur, disusul dengan ebi (udang kecil kering, dan yang terakhir adalah memasukkan sayuran segarnya, seperti parutan papaya, irisan kacang panjang, irisan tomat, dll (bisa ditambahkan dengan parutan wortel, kubis, atau yang sayuran segar yang lain). Di tumbuk lagi pelan-pelan hingga semua tercampur. Setelah semua selesai, di tuang di piring lalu di beri taburan kacang goreng dan di sajikan lalapan mentimun. 

Seperti halnya membuat masakan yang lain, agar Som Tam terasa nikmat, tentunya Som Tam harus diracik dengan bumbu-bumbu yang pas. Cara menumbuknya mungkin juga ada resep tersendiri, tidak asal numbuk saja.

Terima kasih Kak, Som Tam nya sangat sedaaappp ….lain kali bolehlah ajarin saya buat Som Tam. 

Thailand, 05-03-2016


1 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...