Minggu, 20 Maret 2016

Bersama Teman Jelajahi Kim Yong Market Hat Yai



Sesuai dengan rencana malam sebelumnya bahwa Hari Jum’at kami memutuskan untuk pergi ke Kim Yong Market. Konon disana banyak barang-barang yang dijual dengan harga murah. Tentunya kami pergi kesana untuk berburu barang murah. Hari itu saya izin lagi untuk tidak masuk sekolah.
 
Kami berdua berangkat seorang diri, tidak ada yang mengantar. Malah kalau ada yang mengantar nantinya tidak enak, misal harus menunggu lama, dll. He he lagian memang tidak ada orang yang ngantar di hari itu. Sebelumnya kami pernah pergi kesana, sehendaknya sedikit tahu tentang tempat tersebut, meskipun belum tahu sepenuhnya. Pokoknya jalan saja di area tersebut, mungkin akan ketemu dengan sendirinya tempat-tempat yang kami cari. Capek sudah jadi konsekuensi  kami berdua, karena tidak sekali jalan langsung ketemu. Bahkan, kami tidak sadar jika telah beberapa kali kami lewat di tempat yang sama. Harus pusing (putar) lagi, jalan lagi, sesekali juga bertanya jika memang sudah benar-benar tidak tahu jalan.


Pagi itu, kami berangkat dari asrama sekitar pukul sepuluh lebih. Sebenarnya ingin berangkat sore, tapi takut pulang terlalu malam. Berjalan sekitar lima menit untuk menuju dekat jalan raya. Disitulah kami menunggu angkot lewat. Angkutan umum yang rutenya lewat Kim Yong Market adalah Songthaew.  Songthaew sendiri adalah angkutan umum di Thailand, semacam mobil pick up yang bagian belakangnya  dimodifikasi, diberi atap dan dipasangi bangku panjang di sisi kanan dan kirinya. Saya sudah tanya ke teman saya sebelum berangkat, bahwa ongkos kesana 13 baht per orang dan disarankan untuk membayar uang pas saja.


Di bawah pohon rindang kami menunggu Songthaew lewat. Tidak lama kemudian, Songthaew berwarna biru terlihat dari kejauhan. Segera saya melambaikan tangan sebagai tanda meminta sopir untuk menghentikan angkutannya. Setelah berhenti, langsung saja kami naik dan mengambil posisi duduk. Tidak terlalu banyak penumpang yang naik waktu itu, sehingga tempatnya sedikit longgar. Seringkali banyak angkutan tersebut yang sampai mengangkut banyak penumpang, sehingga banyak tidak dapat tempat duduk, kan berbahaya kalau sampai ada yang naik dibagian luar. Tapi kali ini kami masih kebagian tempat duduk, berhubung penumpangnya tidak terlalu banyak.


Ketika naik sepeda motor bersama teman saya ke pasar tersebut tidak terlalu jauh, tapi saya masih belum tahu persis jika naik angkot ini turunya dimana. Karena teman saya ngikut saya, jadi saya merasa bertanggung jawab atas perjalanan kali ini. 

“Bagiamana sopir tahu ya Mbk, kalau kita nanti turun di Kim yong, tadi kan langsung naik, tidak ngomong sopirnya dulu kalau mau pergi ke Kim yong.” Teman saya tidak terlalu menanggapi lebih atas kekhawatiran yang saya rasakan, karena memang ia tidak tahu.

Saya perhatikan saja setiap penumpang yang ingin turun, mereka juga tidak ngomong dulu ke sopirnya akan turun dimana, bagaimana bisa tahu. Aksi saya berhasil, ternyata unik juga, dan memang baru saya ketahui kali ini. Di beberapa titik ada tombol berwarna merah, jadi setiap penumpang yang ingin turun tinggal pencet tombol merah yang ada di dekatnya, maka Songthaew akan segera berhenti. Sebelumnya tidak saya perhatikan jika ada beberapa bel yang terpasang di beberapa titik. 


Ada yang saya khawatirkan lagi karena saya tidak tahu kami harus turun di sebelah mana untuk bisa ke Kim Yong market. “Apa saya tanya orang disebelah saya ini ya,” gumam saya dalam hati. Semoga saja orang yang duduk di sebelahku ini dengan senang hati menjawab pertanyaan saya.

 “Korthod kha, Kim Yong market dai mai, kha?” Sebagai pertanyaan pembuka, saya bertanya dengan tujuan memastikan bahwa Songthaew yang sedang kami naiki ini lewat Kim Yong market (Permisi, pergi ke Kim Yong market bisa?).

 “Kha, dai.” (ya, bisa).

 “Chan mai ruu,” (Saya tidak tahu), saya bilang kepada beliau kalau saya benar-benar tidak tahu.

 “Khun, ma cak nai?” (Kamu berasal dari mana?), 

“Ma cak Indo, kha” (Saya dari Indo), jawabku. Hmm, barulah saya lega karena maksud dan tujuan dari pertanyaan saya terjawab juga. Berharap saja, ia mau memberitahu ketika sudah sampai di tempat. Tepat sekali, setelah sampai , ia pencetkan bel lalu meminta kami untuk turun. Sayapun mengucapkan terima kasih kepadanya. 


Petualangan dimulai …jreng….jreng


Dasarnya kami memang belum tahu area disini, jadi masing bingung memulai jalannya dari mana, Saya meminta teman saya untuk jalan duluan, saya yang ngikutin di belakangnya. Pokoknya saya ikut teman,  mau pergi dimana dulu, karena ia baru saja pergi kesini.


Kami menyebrang jalan terlebih dahulu, karena pintu masuk pasar yang pertama di sebelah kanan jalan. 
 
Pasar yang terletak di pusat kota hat Yai ini memang sangat ramai. Lokasinya berada di jalan Sang Aretit Rd, Hat Yai, Hat Yai District, Songkhla.



Pemandangan yang ramai-sesak seraya menyambut kedatangan kami. Terlihat di Kim Yong Market bagian depan, sepanjang jalan berderet toko-toko dan juga pedagang kaki lima yang menjual aneka pakaian, makanan, buah-buahan, cenderamata, dll. Tampak juga disitu lapak-lapak penjual untaian bunga nan rapi dan indah, rupannya bunga tersebut untuk perlengkapan sembahyang umat Budha.




Salah satu lapak penjual aneka tas yang kami datangi terlebih dahulu. Cukup lama kami pilih-pilih, dan tawar-menawar disitu, bingung juga untuk pilih yang mana karena terlalu banyak model pilihannya. Katanya, ia ingin membelikan tas Ibunya untuk dibuat tempat mukena saat pergi ke Masjid atau Yasinan, jadi dipilh yang sekiranya cocok untuk kaum ibu. Akhirnya pilihan kami jatuh dengan pilihan tas bergambar owl. Pilihan teman saya jauh lebih mahal daripada punya saya, memang modelnya lebih bagus. Tas yang saya pilih seharga 150 baht sementara tas teman saya harganya 200 baht. 


Perjalanan yang penuh teka-teki berlanjut, kami berhenti di sebuah toko yang menjual macam-macam souvenir beraneka gambar gajah. Disitu hanya lihat-lihat saja karena harganya lumayan mahal, yang biasannya dilapak harga barang 60 baht, disini sampai 100 baht. 


Jika ingin membeli souvenir, teman saya sudah pernah membeli di lapak depan Lee Garden, disitu banyak pilihannya dan dijual dengan harga yang cukup murah. Saya ngikut teman saya. Ia ingat kalau letaknya berdekatan dengan McDonald’s. Kami sama-sama mencari bangunan yang berlabel McDonald’s. Menyusuri jalan lurus saja, ternyata nihil. 




 Melangkah pasti menysuri jalanan untuk menemukan tempat yang ingin kami tuju, ternyata salah jalan he he

Kami balik arah, lalau kemana? Disitu ada seseorang yang kiranya bisa kita tanya untuk cari tahu lokasi McDonald’s, meskipun sebenarnya kami tidak kesitu he he. Bahasa yang ia gunakan saat kami bertanya terlalu membingungkan karena kami tidak paham, namun dengan bantuan gerakan tangan yang mengarahkan kemana kami harus pergi, kami bisa paham. Ya, untuk menuju Mc Donald’s, kami diarahkan untuk menyebrang jalan, lalu belok kiri, maka akan terlihat bangunan McDonald’s yang menjulang tinggi. Kami berhasil menemukannya. 




 Akhirnya kami temukan lokas McDonald's yang dijadikan patokan menuju Lee Garden

Untuk ke Lee Garden, kami tinggal ambil jalur belok kiri yang tempatnya tepat disamping McDonald’s. Bukan juga kami ingin pergi ke Lee Garden, itu sekedar untuk clue saja. 




 Lee Garden tepat bersebelaham dengan McDonalds Hat Yai

Tepat di depan Lee Garden ada cukup banyak lapak yang menjual aneka souvenir, pakaian, makanan, dll, kesitulah tujuan kami. Karena teman saya pernah kesana, jadi langsung menuju ke lapak yang sebelumnya pernah ia datangi. Disitu daganganya lebih lengkap, penjualnya juga ramah. Sambil pilih-pilih, sesekali kami juga menanyakan harganya, karena tidak disertakan label harga. Dilapak tersebut kami berdua membeli beberapa gantungan kunci  bergambar gajah dan beberapa hiasan dinding bertemakan Thailand. Gantungan kunci yang kami beli berharga 60 baht setiap paknya, berisi lima buah. Sedangkan hiasan dindingnya dibandrol dengan harga 90 baht. Termasuk murah memang, sempat ada teman saya yang pernah beli hiasan dinding yang sama katanya harganya sampai 130 baht. 


Setelah selesai, selanjutnya kami berencana menuju Hat Yai Plaza yang letaknya cukup jauh dari situ. Untuk ke Hat Yai Plaza, kami harus kembali ke jalan semula atau ke tempat saat turun dari Songthaew. Dari situ kami tinggal mengambil jalan lurus ke arah timur, cukup jauh juga. 


 Meninggalkan Lee Garden untuk menuju ke Hat Yai Plaza


Bangunan yang menjulang tinggi, padatnya kendaraan lewat, banyaknya jalan bercabang, membuat kami sedikit kesulitan menemukan jalan keluar. Sudah jalan terlalu jauh, eh ternyata baru sadar kalau salah jalan. Balik lagi dan mengambil jalur yang berbeda, ternyata bukan lagi. He he he Thowaf dulu. Karena sudah lelah bolak-balik terus,  kami bertanya kepada salah satu penjual akan keberadaan Hat Yai Plaza. Lagi-lagi bahasanya terlalu sulit dipahami, namun gerakan tangannya yang menunjuk ke arah jalan yang harus kami lewati membuat kami sedikit paham maksud pembicaraanya. Kami mengambil jalan sesuai yang ia katakan. Hotel Hat Yai adalah salah satu tanda yang saya perhatikan setelah sampai di jalan utama. Sambil lihat kanan kiri terlihat juga bangunan hotel tersebut dari kejauhan. Melangkahkan kaki yang mulai lelah di sepanjang trotoar, pada akhirnya ketemu juga. Kalau sudah melihat Hotel, maka tinggal lurus saja. 


Bangunan yang memiliki halaman luas, berhiaskan dinding ala-ala China inilah yang kami cari. 
 


Menuju Hat Yai Plaza

Disini kami bertujuan untuk berburu kaos Thailand. Konon disini banyak lapak yang menjualnya. Dari luar terlihat tidak begitu ramai, setelah masuk, sangat ramai para penjual dan pembeli. 


Penampakan para penjual dan pembeli di Hat Yai Plaza

Saya baru pertama kalinya ke tempat ini, namun teman saya sudah pernah kesini sebelumnya.  Dari satu penjual ke penjual lainnya kami datangi untuk mencari barang yang cocok di hati, bagus dan murah, he he. Tapi, rata-rata harganya sudah standard, tidak ada yang menawarkan lebih mahal, bahkan memang sudah dibuat harga pas. Dari Hat Yai Plaza, kami membeli beberapa kaos. Semua ukuran dibandrol dengan harga 100 Baht. Sekiranya sudah dijelajahi semua lapak yang ada di Plaza, kami menuju ke ruang tunggu yang ada di depan untuk istirahat sebentar melepas lelah.


Sambil membawa barang-barang yang telah kami beli, kami kembali lagi menyusuri jalan menuju Kim Yong Market yang lumayan jauh. 


Sesampainya kami, dicarilah penjual es yang ada di sekitar Kim Yong Market. Sepanjang penjual es yang ada, benar-benar tidak ada penjual es yang memakai jilbab. Akhirnya kami menemukan penjual es tidak berjilbab menempelkan label halal di rombongnya. Sempat tidak percaya sebelumnya karena saya lihat ada pembeli bule disitu. Eh ternyata meskipun bule terobsesi dengan menuman berlabel halal juga, he he. Kedai tersebut menjual macam-macam teh, ada teh hijau atau Cha Khiaw, es teh atau Cha yen. teh berasa coklat, dll. Kami berdua memilih Cha yen saja. Sambil istirahat, sebagian minuman kami tenggak di tempat.


Selanjutnya, jelajah kembali untuk mencari tempat Sholat. Waktu sudah menunjukkan pukul 13. 30. Setelah berusaha mencari tidak ketemu, jurus paling ampuh adalah bertanya. Yeaahh, setidaknya mengikuti aturan mainnya “malu bertanya sesat di jalan”.  Untungnya kami bertanya dengan orang yang pas, jadi bisa memberikan informasi yang kami perlukan. Tempat Sholat berada di Kim Yong market lantai dua. Lalu, kami naik untuk mencari tempat Sholat. Bingung lagi, karena Mushola tidak juga kami temukan. Ada orang baik hatimau mengantar kami ke tempat Sholat setelah saya bertanya khong lammat yang kesekian kalinya. 


Saya tunggu barang, sementara teman saya Sholat terlebih dahulu. Bergantian. Meskipun tempatnya sempit dan harus antri, tapi bersih, mukenanya tidak bau. Setelah Sholat, wajah berasa segar kembali yang semula wajah kami serasa habis lari marathon.


Petualangan masih berlanjut. karena semua area Kim Yong Market belum dijelajahi, seperti tempat jajanan, aksesoris, dll. Jalan lagi, jalan lagi. Di tempat menjual jajanan, kami membeli beberapa bubuk teh Thailand, jajanan dari ikan, dan coklat. Saya juga membelikan jajanan untuk anak Achan di sekolah. Sebagian jajan yang kami beli, tidak dibawa pulang untuk oleh-oleh, melainkan dibuat camilan di asrama.


Bahu saya terasa sakit, karena membawa  tas dan barang bawaan sambil jalan yang cukup melelahkan. Teman saya ternyata juga merasakan hal yang sama. Saya membawakan sebagian barang bawaan teman saya, lalu bergantian agar barang yang kami bawa bisa sedikit berkurang.


Kali ini sudah yang terakhir, yaitu kembali lagi ke lapak depan Lee Garden. Teman saya ingin membeli kaos Thailand berwarna hitam. Ketika cari di Hat Yai plaza tidak ada yang cocok. Sepertinya banyak lapak yang menjual kaos Thailand berwarna hitam di depan Lee Garden. Salah satu lapak kami datangi, dan ternyata ada banyak. 


Lapak penjual baju dan kaos Thailand yang berada di depan Lee Garden

Penjualnya juga ramah, kami bisa membuka dan memilih mana yang cocok. Yang mulanya saya tidak ingin membeli, berhubung banyak motif yang menarik, akhirnya kepincut juga. Teman saya membeli tiga dan saya hanya membeli dua. Setiap kaos diberi harga 100 baht.


Kami menutup penjelajahan kami di Pasar Kim Yong dengan menjajakan makanan yang dijual di sekitarnya. Saya membeli rujak buah (mangga muda) yang ternyata harganya sangat mahal, bahkan dua kali lipat yang biasa saya beli. Teman saya membeli ketan yang dimakan dengan mangga manis, seharga 50 baht. Mungkin tempatnya di pusat kota, jadi harganya berbeda.


Karena sudah sore, kami memutuskan untuk pulang. Berjalan lagi ke jalan utama untuk menunggu Songthaew lewat. banyak Songthaew yang berlalu lalang, tapi ya harus memastikan dulu lewat tempat tinggal saya apa tidak. 

“Khuanlang dai mai?”  (Apakah bisa lewat Khuanlang?). Pertanyaan yang saya lontarkan setiap ada sopir Songthaew yang berusaha membujuk kami untuk segera naik. Nah. Songthaew berbadan putih menjadi kendaraan yang kami naiki ketika pulang.

Pulang naik Songthaew lagi, sayangnya bukan ini yang seharusnya kami naiki

Benar Songthaew ini lewat Khuanlang, tetapi keberuntungan belum dipihak kami, ternyata kami berhenti di Khuanlang yang masih jauh dari tempat saya tinggal. Untung saja saya memperhatikan arah yang sopir Songthaew ambil, yang seharusnya lurus, ternyata belok kanan. Bel saya pencet sebagai tanda kalau kami ingin turun disini. Memang sebenarnya salah saya karena sudah salah naik angkutan, seharusnya bukan Songthaew putih yang kami naiki, tapi yang warnanya biru atau merah. Bisa jadi pelajaran juga kejadian ini, bahwa lain kali kalau bepergian sudah tahu angkutan mana yang harus dipilih. Akibatnya, sore itu kami harus jalan kaki lagi dengan jarak yang cukup jauh sampai di asrama. Meskipun sudah sore tapi masih panas, apalaagi kami berjalanan melawan arah matahari yang mau tenggelam, jadi panasnya makin menjadi-jadi. Sebentar lagi kami sampai. 


Perjalanan yang melelahkan sekaligus membuat kami puas, karena akhirnya kami bisa sampai rumah juga dengan selamat setelah bingung sana-sini. 


Cukup sekian cerita jelajah kami kali ini.


Ini cerita adalah ketika saya bersama teman saya pergi seorang diri ke Kim Yong Market pada Hari Jum’at, 18.03.2016 dan menjelajahi setiap sudutnya dengan penuh suka-duka, he he. That’s very exciting. ^__^

Berikut adalah barang-barang hasil buruan kami di Kim Yong Market, Hat yai:


Tas owl, kiri punya saya seharga 150 baht, yang kanan teman punya harganya 200 baht.

Gantungan kunci bergambar gajah berharga 60 baht setiap paknya, berisi lima buah.
           
Kaos Thailand yang kami beli di Hat Yai Plaza dan lapak depan Lee Garden seharga 100 baht setiap potongnya




Barang diatas juga milik kami berdua, diantaranya coklat @75 baht, bubuk teh Thailand @65 baht, olahan ikan teri 35 baht, olahan ikan sotong 100 baht

 Terakhir, kami beli hiasan dinding juga dengan harga @90 baht di depan Lee garden




1 komentar:

  1. BOLAVITA merupakan Agen Taruhan Terbesar dan Terlengkap di Indonesia. Agen yang menyediakan permainan yang sangat lengkap, yang bisa Anda coba daftar dan mainkan.

    Agen BOLAVITA meyediakan permainan yang sangat lengkap, berikut permainan yang disediakan:
    • Bola Tangkas (Tangkasnet, Tangkas88 dan Tangkas1)
    • Casino Online (WM Casino, Green Dragon dan SBOBET Casino)
    • Sabung Ayam (S128, SV388 dan Kungfu Chicken)
    • Taruhan Bola (SBOBET, MAXBET/ICB Bet dan 368 Bet)
    • Togel Online (KLIK4D dan ISIN4D)
    • Games Virtual / Slot Games (Joker dan Play1628)

    Dengan minimal deposit Rp 50.000 saja Anda sudah bisa mainkan permainan yang ada di atas ini..

    Untuk pendaftaran nya saja GRATIS tidak dipungut biaya yaa!!! Bisa Anda daftar sendiri atau bisa dibantu oleh Customer Service BOLAVITA yang sedang bertugas yaa..

    Jadi tidak perlu khawatir ^^ , tunggu apalagi? Daftar dan gabung sekarang juga di www.bolavita.ltd

    Baca juga =
    1. Daftar Sabung Ayam Cara S128 di BOLAVITA
    2. Promo Promo BOLAVITA

    Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami VIA:
    WA : +62812-2222-995
    BBM : BOLAVITA / D8C363CA
    Wechat : Bolavita
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...