Rabu, 16 Maret 2016

Sepada Motor Baru Achan

Seharian memang aku tidak singgah di kamar bawah, siang hari aku memilih duduk di kamar lantai atas karena lebih terang dan isis (bukan ISIS). Setelah malam tiba, aku menuju ke lantai bawah untuk menemani Achan tidur. Achan tidak berani tidur di lantai atas karena sepi. Setelah kubuka pintu kamar, setengah kaget, setengah heran, kulihat ada motor Honda yang joknya masing berbungkus plastik, bodinya masih kinclong terlihat nangkring di kamar dengan PD-nya. 

“Loh, ada motor baru, punya siapa kak?” Aku bertanya dengan nada penasaran sambil ku hampiri dan mengelus-elus body motor tersebut.

 “Moto saya .... tadi sore, oghe gi hantar barang.” 

“Achan beli motor, sungguh?” Saya masih kurang percaya dengan jawaban yang ia lontarkan sambil senyum-senyum itu.

 “Sungguh lah, biar kalo jale tak sulit lagi, mau gi dok?” Dengan Bahasa Melayu kekhasannya, ia memperjelas bahwa motor itu memang punya Achan agar setiap saat ingin pergi kemana tidak lagi sulit. He he, rupanya tawaran yang ia lontarkan membuat saya gemes saja, “mau gi dok?”  (mau apa tidak pergi dengan motor ini?). Selama ini memang kami berdua selalu kesulitan jika ingin bepergian cukup jauh. Tidak selalu jika ingin pergi kemana, ada sepeda motor yang parkir di halaman lalu bisa dipinjam. Kalau mau pergi yang cukup jauh, perlu bilang dulu ke kepala sekolah atau Baboo untuk mengantarkan atau lebih sering menunggu ada orang yang mengajak, baru kami bisa pergi. 

Rupanya ia membeli sepeda motor tersebut untuk kepentingan tersebut, jika sesekali ingin bepergian yang cukup jauh tidak perlu merepotkan orang lain lagi. Saya ikut-ikutan seneng, kan berarti kalau Achan pergi kemana saya bisa mbuntut, he he. Bukan berarti saya memenfa’atkan kesempatan ini, tapi saya bisa punya peluang  lebih besar untuk pergi kemana-mana lebih mudah jika Achan punya motor. Itu buktinya, saya sudah ditawari, “mau apa tidak pergi dengan motor ini?” Ye ye ye, tinggal tunggu tanggal mainnya berarti, he he

Motor yang tengah ia beli ini khusus untuk dibuat disini tidak untuk dibawa pulang. Jika dibawa pulang tidak memungkinkan karena jarak rumah beliau yang sangat jauh dari sekolah, biasanya ia lebih memilih untuk naik kereta api yang lebih cepat. 

Semoga kehadiran motor ini membawa berkah, khusunya untuk Achan. Ya, katannya Achan beli sepeda motor ini dari uang hasil kerja kerasnya selama menjadi guru di sekolah ini. Hampir setahun lamanya beliau diangkat jadi guru Bahasa Arab di sekolah Thayai, disisihkan sedikit demi sedikit gaji yang ia dapatkan, akhirnya terkumpul dan bisa buat beli motor baru. Bukan untuk gaya-gayaan, memang beliau sepertinya sangat perlu sekali dengan barang yang satu ini dan syukurlah Allah titipkan rezeqi kepada Achan lalu bisa beli motor, sehingga ia bisa lebih mudah jika ingin bepergian.

*Achan adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut  guru, baik laki-laki atau perempuan.

Thailand, 16.03.16

4 komentar:

  1. alhamdulillah, bisa mendapatkan barang sesuai kebutuhan. semoga bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi achan yang membeli sepeda motor dari jerih payahnya sendiri

    BalasHapus
  2. alhamdulillah.... Achan jadi ojek cantik bagi Mb Eka deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he ada-ada saja, saya bisa nebeng cantik juga berarti

      Hapus

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...