Selasa, 30 Juni 2015

Catatan Ramadhan #10: Di Penghujung Bulan Juni



    
        Momen yang begitu special juga kami rasakan di penghujung bulan Juni ini, seperti apa yang telah saya tuliskan pada penghujung bulan Mei kemarin bahwa  kami juga merasakan momen yang special karena salah satu the big agenda of English Student Association (ESA), yaitu English Championship 2015 telah usai. Dan kin tibalah saat saatnya di penghujung bulan Juni yang dimana agenda Santunan Anak Yatim dan Buka Bersama dalam rangka PHBI 2015 oleh ESA juga telah selesai dan semua running well. Di penghujung dua bulan ini memang menjadi hari yang special.
            Setelah melakukan persiapan, mempersiapkan segala sesuatunnya, mulai dari persiapan awal lalu follow up undangan, menyusun acara, dll, kami tinggal menunggu jalannya acara hari ini, apakah sesuai dengan apa yang telah kami persiapkan apa belum. Dengan izin Allah, acara yang kami selenggarakan hari ini berjalan lancar.
            Kegiatan amaliah ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama. Selain itu, di bulan yang penuh dengan keberkahan ini kirannya menjadi waktu yang sangat pas untuk berbagi. Mulannya untuk mewujudkan acara santunan anak yatim ini, setiap seminggu sekali, dari tim Islamic Centre menggalang dana kepada keluarga besar mahasiswa bahasa inggris melalui infaq jum’at yang kami laksanakan mulai semester ganjil kemarin dan telah berakhir di Bulan Juni, sehingga uang infaq yang telah terkumpul selama dua semester  kami alokasikan untuk kegiatan santunan ini.
            Acara hari ini kami buka dengan sholat dhuha berjama’ah dan disusul dengan khotmil qur’an, lalu di lanjutkan dengan sholat dhuhur berjama’ah. Karena acaranya dimulai di waktu sore hari, maka sebelum itu kami melakukan persiapan seperti membereskan tempat yang ingin dipakai, mengecheck sound system, dll.
            Setelah waktu sudah menunjukkan pukul yang tertera dalam surat undangan, para undanganpun sudah mulai berdatangan. Saat semuanya sudah datang, acara santunan langsung kami mulai. 


Prosesi santunan berakhir pada jam lima tepat, lalu dilanjutkan dengan tausiyah untuk menunggu waktu berbuka yang di sampaikan oleh Bapak. Basuni.
            Acara demi acara berjalan lancar, tinggal acara yang terakhir yaitu buka bersama. 

Ada sekitar 90 orang lebih yang ikut dalam buka bersama kali ini. Saya senang, tidak menyangka jika banyak dari alumni ESA yang ikut berpartisipasi. Kebersamaan begitu terasa saat watu berbuka tiba. Para panitia, undangan, dan juga anak yatim bersama-sama  menikmati menu berbuka puasa.
            Semuannya rangkaian acara telah usai, belum lengkap sepertinnya jika belum photo-photo. Semua bersiap untuk ambil gambar. Jepreett

Happy Writing in the end of June
           

Senin, 29 Juni 2015

Catatan 17 Juni: 2 Jam Bersama Sang Inspirator ~~Late Post



Hari ini adalah hari yang begitu special menurut saya. Saya sapa hari ini dengan penuh kebahagiaan. Momen yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang juga, yaitu bedah buku “The Power of Writing” karya Pak. Naim, my inspirator. Sudah dari beberapa bulan yang lalu sebenarnya buku ini di terbitkan dan setahu saya sudah beberapa kali juga buku ini di bedah. Namun sayangnya, saya belum pernah satu kalipun mengikuti bedah buku the power of writing ini. Setiap kali ada informasi tentang bedah buku the power of writing , saya selalu tidak bisa hadir karena berbenturan dengan kegiatan yang harus saya lakukan. Sehingga saya berharap sekali bedah buku yang kesekian kalinnya bisa diadakan kembali dan saya bisa berkesempatan untuk hadir. Dan hari ini adalah waktu yang sangat tepat, selain semua beban kuliah sudah selesai, juga kebetulan tidak berbenturan dengan tugas yang lain.
Dalam acara ini yang menjadi pematerinnya yaitu Dr. Ngainun Naim. M. Pd. M. HI dan Dr. Agus Zaenul Fitri. M. pd. sebagai pembandingnya.  Mereka sangat lihai dalam menyampaikan materinnya. Pembicara yang pertama adalah Pak. Naim. Dalam kesempatan ini kembali lagi kita mendengarkan beliau mengkampanyekan akan dunia menulis. Banyak sekali yang beliau sampaikan, diantarannya sesibuk apupun kita harus menulis. Setiap babnya dalam buku itu beliau sampaikan secara garis besarnya. Meskipun hanya disampaikan garis besarnya saja tapi tidak mengubah akan pesan menulis yang  beliau sampaikan, hal-hal penting yang memotivasi kita untuk menulis beliau sampaikan dengan gamblang.  Di barengi dengan guyonan khasnya, meskipun hanya sedikit peserta, membuat acara bedah buku kali ini menjadi hidup, semua peserta sangat antusias mendengarkan penjelasan beliau.
Karena besuk adalah sudah mulai bulan ramadhan, Pak. Naim juga punya sesuatu yang unik, pastinya tentang dunia menulis. Hari ini beliau sudah memulai untuk menulis tulisan edisi ramadhan dengan tema Ramadhan Produktif. Pak. Naim berharap selama di bulan ramadhan, menulis tetap menjadi rutinitasnya. Ini menjadi semangat bagi kami sebagai modal untuk menulis selama di Bulan Ramadhan. Kami, khususnya saya pribadi juga berharap selama di Bulan Ramdhan ini juga bisa melakukan apa yang beliau contohkan.
Sementara Pak. Agus Zaenul, sebagai pembanding buku yang akan di bedah kali ini, tentu saja beliau harus memahami isi buku yang akan di sampaikan. Intisari yang ada dalam buku The Power of Writing ini beliau kemas sedimikian rupa sehingga semua pembahasan dalam buku ini tercover. Motivasi-motivasi tentang dunia menulis juga beliau sampaikan kepada kami semua.
Saya begitu salut dengan semangat beliau-beliau dalam menekuni dunia menulis ini.

~In Happy Writing~

Catatan Ramadhan #9: Sok Sibuk Aja …



          Kok masih di kos Eka?, masih ada kuliah?, ..Loh, kok tidak ikut KKN??? pertanyaan-pertanyaan itu sempat di lontarkan oleh teman-teman saya dan juga tetangga kos saya beberapa kali. Sebenarnya saya juga sudah menjelaskan jawabannya kepada mereka, tapi entah kenapa setiap saya nongol pertanyaan itu masih saja di tanyakan.
          Dua minggu terakhir ini memang perkuliahan semester genap sudah usai, tinggal menunggu hasilnya dan mengurus registrasi untuk semester depan, seperti bayar SPP, konsultasi, on line, dll. Sehingga wajar saja, jika ada orang-orang yang melihat saya betanya-tanya seperti itu.
          Teman-teman saya yang lain yang sudah semester 6, eh …semester 6 atau 7 ya? Oh iya, belum bayar, jadi masih semester 6 sudah melakukan salah satu prosesi semester tua atau salah satu syarat kelulusan yaitu KKN. Sementara saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti PPL-KKN terpadu ke Thailand gelombang 2, jadi saya masih akan mulai menjalani prosesi ini pada bulan November mendatang. Bulan November itu saya hitung-hitung sepertinnya teman-teman yang KKN di Indonesia sudah menginjak prosesi yang ke dua yaitu PPL, sementara yang ikut PPL-KKN Terpadu Thailand sudah selesai dan akan melakukan perjuangan selanjutnya, yaitu fokus di tugas akhir.
          Sebenarnya masih ada ke-19 teman lainnya yang masih mau memulai perjuangannya di bulan November itu, tapi entah dimana mereka semua, setiap kali ke kampus, saya tidak bertemu mereka. Setiap kali pergi ke kampus, layaknya orang hilang, kalau mau kuliah sudah libur, mau menemui teman seangkatan sudah pada menjalankan kesibukannya maisng-masing, dll.
          Apa yang saya lakukan?
HMJ TBI besuk tanggal 30 Juni ingin mengadakan agenda selanjutnya, yaitu santunan anak yatim piatu dan buka bersama. Sebagai yang paling tua di situ, sepertinnya tidak pantas jika saya tidak ikut campur membantu mempersiapkan acara ini.  Jadi semampu saya, harus membantu mereka.
Untuk mempersiapkan acara ini ternyata tidak cukup sekali, dua kali jalan, jika saya harus setiap hari PP, sepertinnya not strong. Jadi saya pulang setiap 5 hari sekali, itupun dirumah hanya dua hari paling lama, setelah itu kembali lagi, hmmm…Sok sibuk bukan?
Hari besuk menjadi hari yang begitu kami nantikan, kami sangat berharap besuk acara yang akan kami laksanakan ini bisa berjalan dengan lancar, tentunnya bisa bermanfa’at dan berkah. Seiring dengan usaha yang kami lakukan, dan juga do’a yang selalu kami panjatkan, semoga semuannya dapat berjalan lancar, Aamiin.
Setelah hari esuk bisa kami lewati, kegiatan yang ingin saya lakukan selanjutnya yaitu menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga, khususnya di Bulan Ramadhan ini. Setelah itu rencana saya selanjutnya yaitu mempersiapkan permasalahan yang akan saya buat penelitian saya nantiannya. Setidaknya sebelum saya berangkat PPL-KKN nanti, saya sudah punya gambaran terkait apa yang ingin saya teliti, jadi setelah pulang tinggal melanjutkan. He e, rencana sich begitu..

 Just write down of what in my mind

Terbis, 29-6-2015
         
         
         

Jumat, 26 Juni 2015

Catatan Ramadhan #8: Menembus Kabut Pagi

          Pagi ini saya ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Perjalanan pagi hari itu menurut saya sangat enak, belum terlalu banyak kendaraan yang lalu lalang, di samping itu suasanannya juga masih fresh. Kabut pagi akan menemaniku selama perjalananku pulang ini.
          Saya ketagihan pulang ke rumah di pagi hari, saat perjalanan sudah sampai di suruh-panggul banyak keindahan alam yang kami temukan. Keadaan jalan yang berkelok-kelok menurut saya juga menjadi kesan tersendiri. Meskipun berkelok-kelok tapi jangan salah, sampai di panggul jalannya sudah tidak seperti yang dulu lagi. Sekarang jalannya sudah enak, sudah lebar.
Jalan yang lurus dan mulus malah terkadang malah membuat saya bosan. tidak bisa menikmati suasana perjalanan. Seperti halnya perjalanan dari Tulungagung ke Trenggalek. Selama perjalanan dari T. Agung-T. Galek jalannya jarang yang berliku, cuman lurus terus ngikutin jalan. Pemandanganpun juga tak semenarik pada saat perjalanan sudah menuju Suruh-Panggul, hanya ada hamparan sawah yang hijau dan luas di kanan-kiri jalan, tidak lebih dari itu. Jadi jika di ceritakan, tak semenarik cerita saat di jalan yang berliku layaknya jalan menuju kotaku tercinta, Panggul.
Ya, untuk menuju kota ku tercinta ini harus melewati perjalanan yang berliku, tapi tak kalah seru. Perjalanan yang berliku saya mulai di daerah Suruh dengan melewati tanjakan yang tidak begitu extrim. Setela itu, saya nanti akan melewati hutan pinus dengan pemandangan alam yang cukup keren menuurut saya. Pemandangan pagi hari tampak lebih keren lagi, saat sampai di daerah puncak. Hmmm,, Trenggalek juga punya “puncak” yang pemandangan dan suasananya tak kalah indah. Saya juga tidak tahu kenapa daerah disitu di sebutanya dengan puncak, tapi aku melihat ada papan yang bertuliskan Warung Puncak di daerah itu, sehingga keyakinanku semakin kuat jika di daerah ini benar-benar puncak. Sangat cocok jika namannya puncak, karena memang disitu menjadi titik tertinggi daerah Trenggalek. Pemandangan diditu sangat keren.Disitu udarannya juga sangat dingin. Kadang karena tidak kuat menahan dinginnnya kabut pagi disitu, saya membawa penghangat tubuh, seperti minyak kayu putih.
Kostum untuk menembus kabut pagi sudah siap, jaket tebal, kaos kaki, sarung tangan, masker, dan helm. Berdo’a dan siap untuk meluncur. Semoga perjalanan menembus kabut pagi bisa lancar. 

T. Agung, 27-6-2015


         

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...