Jumat, 12 Juni 2015

Kyai Melucu





Judul                   : Humor Para Kyai (Menabur Tawa Menuai Berkah)

Penulis               : Gus Chalis Anwar 

Penerbit             : Araska Publisher

Halaman             : 208

Tahun Terbit     : 2015


             Selama ini mungkin sebagian dari diri kita memandang sosok kyai adalah seseorang yang begitu kita segani, sosok yang ‘alim, dalam menyampikan segala sesuatunnya selalu serius jarang di barengi dengan lelucon atau humor, garis besarnya seperti itu. Jika kita membaca buku “Humor Para Kyai” ini ternyata tidak sedikit para kyai hebat yang punya bakat melucu atau humor, diantarannya Gus Dur, Gus Mus, Gus Miek, Kyai Wahab, Kyai Chasbullah, Cak Nun, dan masih banyak lagi.  Banyak sekali bentuk humor yang mereka lantunkan.

          Tidak seperti humor pada umumnya yang terjadi di panggung-panggung hiburan, humor yang kyai ini tidak hanya sebatas cara untuk menghibur saja, tetapi dalam leluconnya itu juga penuh dengan pesan kebaikan yang perlu kita teladani.

          Saya tidak sengaja membeli buku ini. Saat itu sebenarnya saya ingin beli yang lain, tapi sekilas buku ini memandang saya. Sepertinnya tidak asing lagi … Oh, iya judul buku ini menjadi salah satu topic yang dibahas dalam kitab menipu setan yang telah saya beli beberapa bulan yang lalu. Meskipun tidak disediakan buku yang sudah di buka, sehingga saya tidak tahu isi bukunnya apa, tapi tidak ragu lagi, langsung saja buku ini saya beli dan tak sabar untuk segera membukannya di rumah.

          Tidaklah rugi saya beli buku ini, buku humor ini begitu cocok saya baca di akhir-akhir ini. Seperti apa yang telah saya curhatkan pada tulisan sebelumnya, bahwa akhir-akhir ini banyak sekali final project yang harus diselesaikan, disusul lagi ujian akhir, disusuul lagi yang lain-lain. Dengan kondisi yang seperti ini otomatis butuh penyegar otak dan penenang jiwa, he e, dan buku ini sepertinnya sudah menjadi obat yang penyegar otak dan penenang jiwa yang manjur. Dalam kitab menipu setan, Pak. Ngainun Naim memaparkan bahwa tertawa merupakan obat ampuh untuk menyegarkan jiwa. Tertawa yang muncul dari humor dapat menjadi cara untuk melepaskan tekanan dalam jiwa.

          Banyak sekali humor yang ada dalam buku ini, yang telah dilahirkan oleh beberapa kyai papan yang telah saya sebutkan diatas. terhitung ada 77 judl humor. Berikut ini adalah salah satu humor yang terlahir dari sosok Gus Dur yang begitu cerdas dalam menyampaikan humornya, yang berjudul “Ikan Curian jadi Halal”, bagaimana bisa??? simak kisahnya ya.. check it out ….

          Saat itu Gus Dur masih menjadi santri di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (Ponpes Salaf API) Tegalrejo, Magelang. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Haji Chudlori.

           Waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam, sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam,” Gus Dur tak ikut masuk ke kolam dengan dalih mengawasi jika sewaktu-waktu KH Chudlori keluar dan melewati kolam. Tak lama kemudian, lanjut dia, KH Chudlori yang setiap pukul 01.00 WIB selalu keluar rumah untuk menuaikan shalat malam di masjid melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.

Gus Dur mengatakan kepada KH Chudlori bahwa tadi ikan milik kiai telah dicuri dan Gus Dur saat itu mengaku berhasil mengusir para pencuri itu,  ikan hasil curiannya berhasil Gus Dur selamatkan.

Atas “jerih-payah” Gus Dur itu, KH Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur supaya dimasak di kamar bersama teman-temannya. Akhir kata, ikan itu akhirnya dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya.

Jelas Gus Dur mendapat protes keras dari teman-temannya yang disuruhnya mencuri tadi. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih, yang lebih penting adalah hasilnya.

“Wong awakmu yo melu mangan iwake. Lagian, iwake saiki wis halal wong uwis entuk izin soko kyai. (Kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan curian tersebut sudah halal, karena telah mendapat izin dari kiai).

          Jika kita perhatikan, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Gus Dur itu bukan semata-mata humor, tidak berniat untuk melucu, apalagi menghibur. Ya,,itulah letak perbedaannya dibandingkan dengan lelucon di panggung-panggung hiburan. Lelucon para kyai lebih menekankan pada gagasan dan kata-kata, tidak megeksplorasi gerak tubuh dan permainan bentuk wajah. Singkatnya, lelucon kyai adalah lelucon yang cerdas dan selalu ada pesan yang yang disampaikan. Dan masih banyak lagi humor-humor yang lainnya. The End ^__^



T. Agung, 13-6-2015

         

         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...