Jumat, 19 Juni 2015

Catatan Ramadhan #1: Melawan Gelapnya Malam


              Hari ini saya harus pulang kampung, ingin bertemu dengan keluarga, lalu sholat tarawih yang pertama di rumah, dan juga bisa sahur bersama keluarga. Sore itu saya berangkat dari T. Agung pukul 2.30. Jika saya hitung-hitung kirannya waktunnya pas untuk sampai di rumah mendekati waktu sholat taraweh, saya siasati agar sebisa mungkin sampai di rumah waktu untuk melaksanakan sholat tarawih masih ada. Setelah sholat dhuhur, mempersiapkan barang-barang yang harus saya bawa lalu berangkat. Tak sabar untuk segera sampai rumah. Empat jam adalah waktu yang harus saya tempuh setiap kali saya pulang kampung, itu pun jika saya tidak berhenti. Kalau saya harus berhenti sekedar melepas lelah atau sholat bahkan 4 jam bisa lebih. Memang begitulah kenyataanya, ujung kulon memang lumayan jauh, he e.
             Dua jam sudah perjalanan yang saya tempuh. Pukul 4. 50 saya sampai di Dongko, saya berhenti di Pom terdekat untuk menjalankan sholat ‘asar. Setelah selesai kulanjutkan lagi perjalanan saya. Hari sudah mulai gelap, sinar matahari semakin tak lagi mencarkan sinarnya. Harus saya tambah kecepatannya agar tidak kemalaman di jalan karena selama perjalanan dongko menuju panggul banyak hutan-hutan yang harus saya lewati, dan tak ada lampu penerang jalan, jadinnya agak takut jika pulang terlalu malam.
            Adzan maghrib saya sudah sampai di Panggul, perjalanan yang menyenangkan … tak sabar untuk segera menjalankan ibadah puasa bersama keluarga. Berhenti lagi di POM panggul untuk menjalankan Ibadah sholat maghrib. Jika pulang kampong, memang SPBU menjadi tempat yang menurut saya tempat yang paling nyaman untuk istirahat dan sholat. Setelah sholat maghrib, saya meluncur ke Pondok Pesantren adhek saya untuk menjemputnya. Saya jemput adhek saya karena untuk teman pulang dari Panggul ke rumah. Masih harus saya tempuh satu jam lagi untuk sampai rumah dengan lewat hutan –hutan. Jika ada satu dua kendaraan yang lewat jalan itu menjadi kebanggaan tersendiri karena bisa mengurangi ketegangan saya, meskipun saya juga tidak tahu siapa yang lewat itu, setidaknya sorot lampu kendaraannya bisa membantu menerangi jalan, karena selama perjalanan dari panggul ke rumah saya tak ada lampu jalan sama sekali, jadi kami harus berjuang menerjang gelapnya malam dan sunyinnya suasana jalan untuk bisa sampai di rumah.
            Kurang sedikit lagi perjalanan yang harus saya lalui. Selama perjalanan malam mini, tak henti-hentinnya ayat kursi ku ucapkan, kami tidak berani bercakap-cakap karena suasanannya begitu mencekam, sangat gelap. Semua rasa takut saya abaikan, yang ada dalam benak saya yaitu saya bisa menjalankan ibadah puasa yang pertama ini dengan keluarga.
Hampir empat setengah jam kulaui. Setelah sampai rumah ternyata semua keluarga telah menanti kedatangan kami, mereka khawatir jika terjadi apa-apa, karena saya bilang jika sore sudah sampai di rumah.
            Dalam perjalanan, saya sudah berusaha semaksimal mungkin  agar sampai rumah tidak telat untuk melaksanakan sholat tarawih. Membuat saya sempat kecewa, karena ternyata orang-orang di Desa saya belum memulai sholat tarawihnya hari ini, masih esok hari. Hari ini mereka masih sibuk untuk berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain untuk melakukan megengan. Entah apa yang membuat orang-orang di Desa ku itu setiap kali melaksanakan tradisi megengan ini saat waktunnya menjalankan ibadah sholat tarawih yang pertama. Yang penting niatnya sama, kan beberapa hari sebelumnya kan juga bisa. Saya juga heran, berapa rumah yang harus mereka datangi saat itu, dan setiap kali berpindah rumah mereka mencicipi masakan yang mereka masak. Hmm, orang desa mah gini ...
            Menu special sudah menanti … waktunnya menyantap makan malam. yummy. Menjadi awal yang baik jika sahur yang pertama dengan menu special ini, karena bisa bangun dengan mudah, he e Sudah setehun yang lalu bisa menikmati sahur bersama keluarga, dan kini kami bisa di petemukan kembali di bulan ramadhan tahun ini. Semoga berkah….


Terbis, 17 Juni 2015

1 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...