Namanya Mr. Ahmad, salah seorang guru
Bahasa Inggris di sekolah yang saya tempati, Thayai Wittaya School. Beliau
adalah guru Bahasa Inggris yang mengajar kelas M-4,5,6 atau setara SMA.
Suatu siang setelah mengajar, beliau
mampir dulu ke ruang guru untuk sekedar beristirahat sejenak sebelum
dilanjutkan mengajar di jam berikutnya. Ketika beliau memasuki ruang guru,
sesuatu yang beliau bawa mencuri peratianku. Pandanganku tertuju pada kertas
bergambar warna-warni yang ditenteng di tangan kirinya. Yang semula saya duduk
santai karena kebetulan pada jam tersebut tidak ada jam mengajar, saya berbegas
menghampiri beliau untuk melihat kertas bergambar menarik tersebut.
Apalagi kalau bukan pekerjaan
siswa...Setelah beliau duduk lalu saya menghampirinya, beliau menyodorkan
kertas bergambar yang saya maksud dan memberikan sedikit penjelasan mengenai
pekerjaan siswa itu.
Memang seringkali saya tertegun dengan
melihat beberapa guru yang memberikan tugas menarik kepada siswa. Meminta siswa
mengerjakan tugas dengan cara yang menarik dan siswa senang ketika
mengerjakannya. Banyak sekali saya jumpai kreasi siswa dari hasil mengerjakan
tugas dari guru yang seringkali membuat saya melongo, berdecak kagum dengan
kreasi mereka. Salut dengan ide yang guru berikan kepada siswa, dan salut juga
kepada siswa bisa menyelesaikan tugas yang guru berikan dengan baik. Saya kok
membayangkan jika saya berada diposisi mereka, diberi tugas seperti itu
bukannya saya senang mengerjakannya, mungkin malah adhem panas yang saya rasakan,
he he.
Kembali pada kertas bergambar tadi …
hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh Mr. Ahmad ini adalah salah satu
contoh kreasi mereka yang mebuat saya melongo. Materi yang telah ia berikan
yaitu tentang “Story”, salah satunya yaitu mengenalkan kepada siswa tentang
unsur-unsur suatu cerita. Setelah beberapa kali pertemuan membahas materi
tersebut, pada akhirnya beliau memberikan tugas kepada siswa kelas M-6 (SMA
kelas 3) untuk membuat sebuah cerita singkat, tentunya Berbahasa Inggris yang didalamnya
memuat unsur-unsur cerita yang telah dijelaskan sebelumnya.
Bukan cerita biasa yang mereka buat,
menurut saya luar biasa. Perlu proses yang menurut saya tidak mudah sampai
mereka bisa menyelesaikannya. Karena beberapa tahapan harus dilalui, jadi
diberi rentang waktu yang cukup lama untuk mengerjakan tugas ini. Perlu tahap
demi tahap sampai akhirnya tugas mereka bisa terselesaikan dengan baik.
Pertama, Mr. Ahmad memberikan worksheet
kepada setiap siswa. Setelah saya Dalam worksheet tersebut berisi tentang tata
tertib mengerjakan, identitas siswa, dan juga beberapa sosal yang harus dijawab
oleh siswa. “Moral Cartoon” menjadi tema yang beliau berikan untuk tugas ini.
Siswa diminta untuk membuat cerita bertema “Moral Cartoon”. Siswa tidak
langsung membuat cerita Berbahasa Inggris, melainkan mereka terlebih dahulu
mengisi kerangka cerita yang ada di worksheet, yang terdiri dari; Tittle,
Characteristics, Plot dan Lesson dengan menggunakan Bahasa Thai. Siswa
melakukan tahap ini juga perlu waktu, tidak sekali jadi, karena harus mengarang
cerita singkat yang didalamnya berisi moral cerita.
Setelah tahap pertama sudah mendapat
persetujuan dari guru mengenai kerangka cerita yang mereka buat, barulah menuju
tahap selanjutnya, yaitu mengubahnya ke dalam Bahasa Inggris. Lagi-lagi siswa
harus melewati proses yang tidak mudah. Setelah saya melihat beberapa pekerjaan
dari siswa banyak coretan yang menghiasi pekerjaan mereka, artinya ada
kata-kata atau kalimat yang perlu diperbaiki.
Pada tahap inilah saatnya mereka
berkarya. Mereka menuliskan cerita yang telah mereka buat pada tahap sebelumnya
menjadi mini book. Cukup menyiapkan beberapa lembar kertas HVS tebal (sesuai
kebutuhan), lalu dilipat tepat ditengah-tengah, menumpuk kertas yang telah
dilipat tersebut dan menembakkan steples ke dalamnya agar bisa menyatu seperti
layaknya buku.
Dalam lembaran-lembaran manual yang
telah mereka buat, lalu dituliskan ceritanya. Setiap halamannya berisi narasi
cerita dan diserti ilustrasi cartoon yang menggambarkan cerita tersebut.
Masing-masing anak memiliki cerita yang berbeda-beda tentunya isi mini book-nya
juga variatif. Tidak hanya menuliskan ceritannya saja buat, melainkan harus
menuliskan moral cerita dari cerita yang mereka buat.
Cerita yang variatif |
Itulah tahap yang berhasil saya rekam
lewat pembicaraan sesaat kami sambil melihat-lihat hasil pekerjaan mereka siang
itu.
Yang lebih menggembirakan lagi, saya
diberikan kesempatan untuk membaca cerita yang berhasil mereka buat. Membawa
pulang mini book nya,tapi pintanya harus segera dikembalikan karena pekerjaan
tersebut belum di koreksi dan di beri nilai. Ada 14 anak yang sudah
mengumpulkan dihari itu, jadi saya membawa pulang semuannya.
Tidak membutuhkan waktu berhari-hari
melahap 14 buku yang dibuat siswa itu … ha a rakus sekali. Memang cerita yang
mereka buat singkat dan padat, bahkan rata-rata tidak lebih dari 10 halaman
masing-masing bukunya, dengan halaman bolak-balik. Setiap halamannya berisi narasi singkat beserta gambar.
Bagaimana tidak cepat membacannya?
Meskipun ceritannya sangat singkat,
saya benar-banar hanyut kedalam cerita mereka. Imajinasi mereka begitu tinggi
untuk mengemas cerita sederhana mereka menjadi istimewa. Belum lagi ilustrasi
cartoon yang mereka buat bagus sekali, sangat sesuai dengan narasi cerita
mereka
Itulah ceritaku hari ini. Kirannya
menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk belajar membuat cerita dengan mereka
dengan menyertakan ilustrasi cartoon sebagai pendukung ceritannya seperti apa
yang telah mereka kerjakan. Ha a, aku sebenarnya iri, pengen bisa membuat kayak
gitu tuuuu.
Thailand, 03-02-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar