Jumat, 12 Februari 2016

Kereta Tanpa Jendela



Hari ini akhirnya tiba juga waktu untuk bisa pergi bersama-sama dengan teman. Semua persiapan untuk melakukan perjalanan hari ini saya lakukan baru tadi pagi. Karena saya meminta Utadz di sekolah untuk mengantar masih jam 07. 30, saya kira waktunya masih cukup jika saya mempersiapkan semua sebelum berangkat, diantarannya setrika pakaian yang harus dipakai dan dibawa, mengechek  barang   bawaan, khususnya persyaratan perpanjangan visa, dll. 

Persiapan yang saya lakukan secara mendadak dan serba buru-buru, membuat persiapan saya tidak maksimal. Hampir mendekati jam 07.30, saya belum selesai packing. Salah satu guru disekolah menghubungiku, meminta saya segera berangkat, baru saya berupaya untuk segera melarikan diri.

Sesegera saya berangkat ke sekolah dan menunggu kedatangan Ustadz yang akan mengantar saya disana. Sambil menunggu saya periksa kembali barang bawaan saya. Sempat panik disekolah, karena seingat saya HP sudah masuk, setelah saya chek tidak ada. Saya teliti lagi, huuuhhh rupanya HP saya berada di kantong tas yang berbeda. 

Setelah Ustadz datang dengan mobilyna, saya segera keluar dari kantor guru untuk memberitahu beliau kalau saya sudah siap berangkat. Singkat cerita, beliau tidak bisa mengantarkan saya pada kesempatan ini karena ada tugas yang harus dikerjakan. Saya diminta untuk berangkat bersama sebuah mobil yang sudah terlihat menunggu saya di depan pintu gerbang sekolah. Saya tidak tahu itu mobil siapa dan ada siapa saja di dalamnya. Rupanya, beliau telah menelphon Ustadz dari sekolah lain yang juga akan mengantarkan mahasiswa PKL indo ke stasiun yang sama, yaitu Stasiun Hat Yai. Saya diminta untuk berangkat bersamanya. 

Sebelum berangkat saya berpamitan kepada beberapa guru di sekolah, kemudian menuju mobil. Ternyata Ustadz tersebut mengantar teman saya yang sebelumnya hanya tahu lewat grup di FB karena kami dari kampus yang berbeda. Saya belum pernah bertemu. Namanya Diah, dari STAIN Kediri. Hehehe, belum berangkat saja sudah riang gembira, karena mulai bisa bertemu dengan teman seperjuangan meskipun dari kampus yang berbeda. Selama perjalanan menuju ke Stasiun Hat Yai, banyak hal yang kami bicarakan dengannya, salah satunya adalah memperkenalkan diri.

Tahu saja jika saya belum sarapan, sebab terburu-buru. Ustadz yang mengantar kami memberhentikan kami di sebuah kedai makan. Sepertinya sudah ada perjanjian dengan para Ustadz yang dari sekolah lain, karena di kedai tersebut telah ada beberapa Ustad dan juga mahasiswa yang dari beberapa kampus lain, salah satunya teman saya satu kampus. Semakin senang, semakin banyak teman seperjuangan yang kami temui. Cipika-cipiki dan pelukan rindu menjadi pembuka pertemuan diantara kami (kecuali teman cow he he he). Di tempat ini kami menikmati menu sarapan yang disediakan. Menu yang tersedia di kedai ini hanya berupa Roti Canai rasa kare atau susu, susu hangat, dan teh. Segelas susu putih dicampur teh dan satu roti Canai menjadi persediaan energy saya selama perjalanan kali ini. Setelah selesai sarapan, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju stasiun Hat yai.
Sampai di stasiun, teman-teman saling berdatangan, ada sekitar 12 orang yang berangkat dari stasiun tersebut, dari bermacam-macam wilayah, ada yang dari Wilayah Songkhla, Krabi, Patthalung, Panga, dll. Kebahagiaan diantara kami terlihat begitu jelas. Akhirnya kami bisa berkumpul bersama.



Sesuai dengan kesepakatan kami melalui grup di FB bahwa kami, baik yang berangkat gelombang 1 (tanggal 9) dan gelombang 2 (tanggal 10) bersepakat untuk naik kereta api yang bernomor 451, SIHANENG, agar kami semua bisa dalam satu kereta meskipun naiknya dari tempat yang berbeda-beda. Kereta tersebut bukan kereta express tapi kereta local, dengan naik kereta tersebut, kita tidak dipungut biaya, alias gratis.
Ada dua Usadz di stasiun tersebut yang memandu keberangkatan kami, diantarannya melihat jadwal keberangkatan, memesankan tiket, sampai menemani kami menunggu kereta datang. 
 
Ust. Sholeh salah satu pemandu keberangkatan kami

Kereta api nomor 451 dari Hatyai Juntion menuju Sungai Kolok ternyata berangkatnya masih sekitar pukul 11. 18. Setelah pembagian tiket kereta, kami masih ada waktu sekitar satu jam-an untuk beristirahat sembari menunggu kereta datang. Tak lain yang kami lakukan adalah saling bertukar cerita diantara kami semua, selain itu kami juga foto-foto di area ruang tungu stasiun Hatyai tersebut.

Train time table

Ticket service

Dari kiri: Diah, Eka, Winda
Setelah petugas mengumumkan bahwa kereta yang kami tumpangi segera datang, langsung kami menuju ruang tunggu di luar untuk menanti kedatangan kereta jalur Sungai Kolok. Kereta datang terlambat, masih harus menunggu sekitar setengah jam sampai kereta datang.
 
Ruang tunggu kedatangan kereta
 
Menunggu kereta datang (Pic: Mbk. Yuni, IAIN Bukit Tinggi)

Saya tidak mengamati dengan detail bagian luar kereta, seingat saya keretanya berwarna hijau. Setelah kereta datang, langsung saja kami segera masuk ke kereta dan mencari posisi tempat duduk. Kami bebas memilih tempat duduk, karena tidak ada ketentuan di tiketnya. Beruntung masih ada tempat duduk yang tersisa buat kami semua.
Kereta berangkat sekitar pukul 10. 45. Namanya saja sudah kereta gratis, jadi harus menikmati apapaun dan bagaimanapun keadaan keretanya. Hmmm memang keretanya seperti kereta tua, tapi nyaman-nyaman saja (bagi saya) naik kereta ini. 
Boleh saya cerita sedikit. Kereta tersebut masih beralaskan kayu atau papan. Tidak menggunakan AC melainkan masih menggunakan kipas angin yang menempel di langit-langit kereta. Tempat duduknya dari kayu yang bisa memuat dua orang setiap bangkunya, sedangkan posisinya berhadap-hadapan. Ada salah satu fasilitas kereta yang membuat saya sangat nyaman naik kereta ini, yaitu bisa menikmati panorama luar dari dalam kereta sesukannya. Kereta ini benar-benar tidak berjendela dan kebetulan saya duduk tepat di dekat jendela tanpa kaca itu, jadi saya bisa menikmati panorama diluar dengan bebas. Perjalanan untuk sampai di Stasiun Sungai Kolok kurang lebih pukul 15. 30. Perjalanan yang cukup lama dengan kereta yang sederhana bisa membuat perjalan saya menyenangkan karena ramai-ramai menikmati panorama sepanjang perjalanan dari atas kereta lewat  jendela tidak berkaca.



 
Asyiknya menikmati panorama dari dalam kereta
Banyak sekali stasiun yang kami lewat, setiap stasiun selalu berhenti untuk menjemput penumpang. Teman-teman saya yang bersiap dari stasiun yang berbeda bisa bertemu juga dalam satu kereta, namun mereka di gerbong yang berbeda.
Kami bisa berkumpul semua setelah sampai di tempat tujuan, yaitu Stasiun Sungai Kolok. He he, kita benar-benar seperti bertemu keluarga yang selama ini hilang, kaya sinetron putri yang tertukar saja. Alhamdulillah, bahagia bukan … akhirnya kami bisa berkumpul bersama.

Sungai Kolok railway station


Kita berjumpa


Cerita tanggal 09-02-2016





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...