Sabtu, 06 Februari 2016

MENGENAL KOSAKATA BAHASA INGGRIS SECARA MENYENANGKAN



Pengalaman Penulis dalam Mengajarkan Vocabulary
Oleh: Eka Sutarmi



 Kosakata (Vocabularies)  merupakan salah satu elemen penting yang harus dikuasi oleh siswa ketika belajar Bahasa Asing, karena kosakata merupakan aspek dasar untuk belajar Bahasa Asing, dalam hal ini adalah Bahasa Inggris. Semakin banyaknya perbendaharaan kata yang siswa miliki, siswa akan semakin mudah dalam menguasai ketrampilan berbahasa, antara lain mendengarkan (Listening), berbicara  (Speaking), membaca (reading), dan menulis (writing), begitu juga sebaliknya. Menyimak pendapat Tarigan dalam bukunya yang berjudul “Pengajaran Kosa Kata” bahwa “Kualitas ketrampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas kosakata yang dimilikanya. Semakin kaya kosa kata yang dimilikinya maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk dapat terampil berbahasa.” Dari pernyataan tersebut bisa menarik benang merahnya bahwa penguasaan kosakata yang baik dan memadai akan sangat menunjang penguasaan Bahasa Inggris yang baik.


Mengingat pentingnya kosakata bagi pembelajar Bahasa Asing, maka sudah menjadi tugas pengajar untuk mengembangkankan kemampuan kosakata kepada para siswa. Guru harus mampu memberikan model atau pengajaran kepada siswa bagaimana agar kosakata dalam Bahasa Inggris bisa tersampaikan dengan mudah dan menyenangkan, sehingga siswa juga akan mudah memahami bahkan mudah mengingat kosakata yang telah mereka pelajari sebelumnya. Penyampaian materi tentang kosakata harus dilakukan dengan semenarik mungkin agar siswa memiliki motivasi yang kuat saat belajar kosakata, siswa merasa senang dan mereka bisa terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak hanya sebatas duduk di tempat dan menjelaskan penjelasan dari guru saja. 


Lagu, gambar, puzzle, dan vocabulary card adalah media atau perantara yang sudah saya gunakan untuk menyampaikan materi vocabulary kepada siswa selama saya mengajar di sekolah Thayai Wittaya School. Media tersebut saya gunakan sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan materi yang akan saya sampaikan, kadang hanya dengan lagu saja, perpaduan lagu dan gambar, perpaduan puzzle dan gambar, dll. Saya memilih media tersebut selain penggunaanya yang mudah dan praktis, cara membuatnya juga gampang, serta sangat efektif dan menyenangkan untuk mengenalkan kosa kata Bahasa Inggris kepada siswa. Respon siswa juga sangat bagus ketika saya gunakan media tersebut dalam pembelajaran.


Berikut ini saya caritakan bagaimana media tersebut saya terapkan untuk memperkenalkan kosa kata Bahasa Inggris kepada siswa:


1.                Lagu dan gambar sebagai cara praktis dan menyenangkan untuk mengajar kosakata di tingkat SD


Saya menggunakan lagu dan gambar untuk mengajar Bahasa Inggris di tingkat dasar (Prathom) kelas 1. Setiap kali mengajar, kedua media tersebut tidak boleh lupa. Anak-anak seusia mereka memang masih kesulitan jika materi hanyak sekedar disampaikan secara lisan, tanpa ada perantara pendukung, seperti halnya lagu dan gambar. 
  
Awalnya, sebelum saya mulai mengajar, saya diberi pengarahan terlebih dahulu oleh guru Bahasa Inggris yang mengajar SD kelas 1. Pengarahan yang diberikan bahwa untuk kelas 1, mereka masih belajar B. Inggris lewat lagu dan kartu gambar (flashcard), dan sesekali juga dengan meminta mereka untuk menggambar. 
Tantangan mengajar anak setingkat SD kelas 1 salah satunya memang harus bisa se-kreatif mungkin dalam mengemas materi yang disampaikan. Kurang tepat jika hanya memberikan instruksi saja, guru hasrus memberikan pemahaman sekreatif mungkin mengenai materi yang disampaikan kepada murid-murid tersebut agar mereka bisa meresponnya dengan cepat dan menyenangkan. Jika perlu guru juga ikut mempraktekkan juga apa yang telah diinstruksikan kepada murid-murid. Dengan begitu, pasti mereka tidak akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
  
Lagu dan gambar adalah media kreatif versi penulis yang telah digunakan selama mengajar SD kelas satu. Penyampaian materi lewat perpaduan keduannya mampu membuat siswa mudah dan menyenangkan dalam mengenal kosa kata Bahasa Inggris, dengan syarat lagu dan gambar harus disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
  
Materi pertama yang saya sampaikan kepada mereka yaitu tentang “Emotions”, diantaranya; Happy, Sad, Angry, dan Surprise. Lagu berjudul “If You’re Happy” dan empat flashcard bergambar monster dengan emotions (ekspresi)  yang berbeda-beda menjadi media untuk menyampaiakn materi ini. Sesuai dengan RPP yang telah saya buat lewat kedua media ini, saya kembangkan dengan berbagai macam cara. 
Dengan peralatan seadannya, speaker usang yang sudah tidak terlalu keras suarannya dan laptop untuk memutar musiknya, maka lagu tersebut siap saya putar. Biasannya saya memutarkan lagunnya di awal dan diakhir pembelajaran. Saya ulangi lagu yang berduarsi sekitar tiga menitan itu sampai beberapa kali hingga siswa bisa menyayikannya dengan lancar. Kami menyanyi bersama-sama, sesekali saya juga meminta mereka untuk menyertai gerakannya sesuai dengan lirik lagu yang dinyanyikan. Ketika mereka hafal lagu tersebut, berarti mereka telah bisa melafalkan kosa kata yang ada dengan baik. Gerakan-gerakan yang mereka lakukan ketika bernyanyi juga telah menunjukkan partisipasi aktif siswa ketika materi tersebut disampaikan dengan lagu. 
Sementara gambar (flashcard) saya fungsikan untuk memahamkan siswa lebih jauh. Masing-masing emotions ada gambar yang mewakili, saya tunjukkan setiap gambarnya, dan memberitahu siswa bagaimana ekspresi setiap monster tersebut. Untuk mengetahui pemahaman siswa, saya juga menanyakan kepada mereka maksud setiap gambar. Saya tunjukkan gambar monster tersebut dan siswa meresponnya, serta disertai gerakan-gerakan yang sesuai. Sambil bernyanyi, dengan menunjukkan gambar juga akan menarik perhatian siswa. Sekitar empat kali tatap muka materi ini sampaikan hingga mereka mampu mengenal kosakata tentang emotions dengan baik.
Materi kedua yaitu tentang “Frog Family”. Tahapan yang saya pakai untuk mengajar materi ke dua ini tidak jauh berbeda dengan cara yang saya gunakan sebelumnya, memakai lagu dan gambar. Hanya saja gambar Frog Family saya harus terlebih dahulu membuatnya. Materi sebelumnya gambar sudah tersedia, tinggal pakai, karena sudah satu paket dengan materi siswa, sementara untuk materi Frog Family ini saya sudah berusaha mencarinya hanya ketemu satu gambar saja, lainnya entah kemana, sehingga saya harus membuat gambarnya dulu.
Sebenarnya materi kedua ini tujuannya hanya ingin membuat siswa bisa mudah mengenal kosakata tentang anggota keluarga atau family, tetapi agar materi ini bisa menjadi menarik, maka menggunakan frog family, yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, dan bayi sebagai mediannya. Pastinya gambarnya juga menyesuaikan, dibuat sedemikian rupa agar bisa mengilustrasikan kosakata yang dimaksudkan. Lagu yang saya pakai berjudul “Where is Father Frog”. Lirik lagunya yang mudah dan semangat membuat siswa sangat menyukai lagu ini. Mereka bersuara dengan sangat kompak dan lantang ketika saya minta mereka  untuk bernyanyi. Ada yang membuat saya semangat untuk menyampaikan materi ini, selain gambar yang saya tunjukkan kepada siswa, saya juga menyuguhkan cerita tentang Frog Family kepada siswa dari gambar yang saya buat. Siswa juga sangat antusias menyimak cerita yang saya berikan, dari cerita tersebut siswa akan mengenal kosakata lebih jauh lagi, karena selain bercerita saya juga memberikan pemahaman kepada siswa terkait kata-kata yang saya gunakan. 
Penyampaian materi ini juga memakan waktu empat kali pertemuan hingga siswa benar-benar mampu memahami materi dengan baik. Setelah siswa mampu mengahafal lagunya dengan gambar sebagai pendukung, diakhir pertemuan saya memberikan evaluasi kepada siswa terkait materi yang telah saya berikan. Membagi siswa menjadi beberapa grup, yang setiap grupnya terdiri dari 6 anak. Masing-masing grup memerankan frog family, ada yang jadi Ibu, Ayah, dll, sedangkan ada satu anak yang menjadi instruktor. Tugas instruktor adalah melontarkan pertanyaan sederhana kepada teman mereka, misalnya, “Where is Father frog?” maka siswa yang jadi Father frog akan mengangkat tangannya dan berkata “Here I’am”, dst. Siswa yang menjadi instruktor juga akan menyanyikan lirik lagu “Where is father frog” bersautan dengan masing-masing siswa sesuai dengan perannya. Berikut ilustrasinya:

Instruktor               : “Where is Father frog?” (x2)

Siswa (Father frog)         : (Sambil mengakat tangannya) “Here I’am!” (x2)

Instruktor               : “How are you today?” (x2)

Siswa (Father frog)         : “Very hot?” (x2)


Sang instructor akan secara bergantian bertanya kepada masing-masing peran hingga selesai dengan lagu tersebut. Hasilnya, siswa bisa melakukannya dengan semangat. Cara ini juga telah membuat siswa yang mulannya sedikit pasif jadi berusaha untuk bisa aktif. Saya rasa siswa telah mampu memahami materi bertemakan “Frog Family” dengan baik.


 Materi ketiga adalah tentang kosakata yang ada di kelas. Materi ini baru saja saya sampaikan pada minggu kemarin sehingga masih belum kelar, dalam penyampaiannya juga butuh sekitar tiga hingga empat kali tatap muka. Sejumlah 8 kosakata yang ada di kelas bisa tersampaikan dengan baik menjadi tujuan utama saya untuk materi ini. Lagu berjudul “Classroom song” dan perpaduan gambar-gambar yang menunjukkan ilustrasi kosakata tersebut menjadi pemandu siswa untuk mengenal kosakata ini dengan mudah dan menyenangkan. Karena saya cari gambar sama sekali tidak ada, jadi gambarnya juga buat sendiri looohh. Saya tempelkan gambar-gambar itu di papan tulis. Sebelum saya putarkan lagunya, saya mengenalkan kepada siswa tentang nama-nama gambar tersebut. Saya menunjuk gambar yang telah saya tempel, menyebutkan namannya, sementara siswa berusaha untuk menirukannya. Setelah beberapa kali pengulangan, barulah mengenalkan vocabulary tersebut dengan lagu. Menyanyi bersama-sama sambil saya menunjukkan gambar sesuai dengan lirik lagunya. Karena masih baru satu kali pertemuan, maka untuk materi ini masih perkenalan awal saja.


 Itulah sedikit gambar bagaimana saya menyampaikan materi vocabulary kepada siswa kelas 1 SD dengan perantara lagu dan gambar. Dengan kedua media tersebut, tujuan pembelajaran kosakata kepada siswa telah berhasil tercapai. Indikator pencapaian dalam mengajar kosakata ini antara lain; Pertama, siswa mampu mengenal kosakata Bahasa Inggris mengenai materi tertentu dengan baik, dan kedua, siswa mampu mengucapkan kosakata yang saya sampaikan dengan pelafalan dan juga disertai nada yang benar. Saya kira kedua indikator ini menjadi tujuan terpenting ketika mengajarkan kosakata kepada siswa. Sebenarnya mehami cara penulisan kosakata juga penting dijadikan indikator pencapaian dalam mengajar kosakata, tetapi sengaja tidak saya ikutkan, jadi saya hanya fokus dengan bagaimana mengenal kosakata tersebut dan cara melafalkannya. 

Dengan perpaduan lagu dan gambar ternyata sangat efektif sekali, saya bisa menyampaikan materi dengan mudah sementara siswa juga bisa dengan senang memahami materi yang saya sampaikan



2.                Materi clothes tersampaikan dengan baik lewat gambar dan puzzle


Beberapa minggu yang lalu kosakata tentang clothes berhasil diterima siswa dengan baik. Gambar dan puzzle adalah media yang saya gunakan untuk menyampaiakan materi ini. Siswa dengan mudah dan senang ketika saya menyuguhkan materi clothes menggunakan cara tersebut.  Berbeda dengan tujuan pembelajaran yang saya gunakan di tingkat dasar, siswa tidak hanya mampu mengenal kosakata dan melafalkannya dengan benar, tetapi siswa juga harus tahu bagaimana cara penulisannya.
  
Sesuai dengan topik yang saya sampaikan, yaitu tentang Clothes (Pakaian), jadi saya menggunakan beberapa macam pakaian sebagai bahan materinya, seperti jumper, T-shrit, skirt, top, dress, shoes, socks, etc. Ada sekitar 13 kosa kata tentang clothes yang saya berikan kepada mereka. 
Saya cari terlebih dahulu nama-nama pakaian, lalu saya list. Masing-masing jenis pakaian, saya buat gambar. Bukan kertas HVS yang saya pakai untuk menggambar tetapi kertas linen (biasanya untuk membuat sertifikat). Kertas linen lebih kaku dan tebal sehingga cocok jika dipakai media untuk menggambar dan lebih praktis saat ditujukkan kepada siswa, tidak lentur. Karena saya tidak bisa menggambar otodidak, jadi saya cari modelnya dari internet, kemudian saya meniru gambar tersebut. Setelah selesai menggambarnya, saya beri warna agar terlihat lebih menarik. Gambar-gambar ini saya buat sehari sebelum mengajar. 
Selain gambar, saya juga membuat puzzle di kertas karton berukuran cukup besar (ukurannya kurang tahu persisnya, tidak sempat saya ukur). Karena akan saya gunakan untuk mengajar 2 kelas, jadi saya membuat dua puzzle di dua sisi kertas karton itu. Saya kira mereka akan asyik melakukan permainan ini. 

Kamis, 22 Januari 2012, saya begitu tidak sabar ingin mengajar dengan media yang saya buat, yaitu menggunakan gambar dan puzzle untuk menyampaiakan kosa kata tentang clothes. Materi ini untuk kelas M-1/1 dan M-1/2 (setara SMP kelas 1). Langsung saja saya ceritakan bagaimana kedua media tersebut saya gunakan.

Sangat mudah untuk saya lakukan, pertama saya menuliskan kosa-kata tentang clothes di papan tulis, dan meminta siswa untuk memindah di buku catatan mereka. Saya hanya meminta siswa untuk menulis kosa-kata dalam Bahasa Inggris saja, tidak perlu mereka mengartikannya. Setelah selesai, giliran saya menunjukkan gambar clothes. Sambil menunjukkan gambar kepada siswa, saya menyebutkan namanya, sedangkan siswa menirukan. Saya mengulanginya beberapa kali untuk setiap kosa kata hingga siswa bisa mengucapkan setiap kosa kata dengan benar.

Langkah selanjutnya, baru mereka menulis artinya dalam Bahasa Thai di buku catatan mareka, di samping kosa kata yang telah mereka tuliskan diawal tadi. Saya menunjukkan ganbar kembali dan menanyakan kepada siswa nama gambar tersebut ke dalam Thai. Siswa berusaha untuk menuliskan artinya, satu persatu kosa kata berhasil mereka ketahui artinya dalam Bahasa Thai setelah saya menunjukkan gambarnya kepada mereka. 

Sambil melihat catatan masing-masing, saya menunjukkan gambar kembali secara acak sambil menyebutkan nama-namanya. Selain saya meminta siswa untuk menirukan kembali, mereka juga saya minta untuk menyebutkan artinya dalam Bahasa Thai. Saya ulangi berkali-kali agar mereka bisa sedikit hafal. Sesekali saya meminta mereka untuk tidak melihat buku saat menyebutkan artinya dalam Bahasa Thai. Saya tidak tahu betul Bahasa Thai yang mereka ucapkan salah atau benar. Saya yakin apa yang mereka ucapkan sudah benar, karena mereka begitu serempak saat menyebutkan arti dari masing-masing kosa kata ke dalam Bahasa Thai. Setelah saya ulangi berkali-kali mereka hafal juga. Tanpa melihat buku, saya meminta mereka untuk mengucapkan Bahasa thai, sementara saya menyebutkan dalam Bahasa Inggris sambil menunjukkan gambarnya.
Di akhir pembelajaran, saya memberitahukan kepada siswa jika sebelum pulang terlebih dahulu bermain puzzle. Saya menunjukkan bentuk puzzle di hadapan siswa. Tidak ada gambar di dalam puzzle tersebut, sehingga saya memberitahu mereka agar mengingat-ingat ejaan dari setiap kata yang telah dipelajari. Ada beberapa kata yang sengaja saya buat jebakan, kata-katannya hampir mirip, jadi siswa harus teliti.
Untuk memastikan bahwa siswa sudah bisa mengeja, maka sebelum memulai permainan ini, saya mengetest mereka terlebih dahulu. Saya menunjukkan gambar kembali, siswa menyebutkan nama gambar yang saya tunjukkan dalam Bahasa Inggris dengan disertai ejaan (spelling) yang benar. Mereka sangat bagus dalam hal eja-mengeja, mereka dengan serempak mengeja abjad satu per satu dari gambar yang saya tunjukkan.
Setelah selesai, saatnya mereka bermain “misteri kata”, cara bermainnya juga sangat mudah. Saya membagi siswa menjadi 2 grup, grup A dan Grup B. Mereka saya minta maju ke depan kelas. Aturan mainnya, masing-masing grup harus bekerja sama untuk menemukan kosa kata yang tersimpan dalam puzzle tersebut. Saya berikan boardmarker warna biru untuk grup A dan warna hitam untuk grup B. Setelah hitungan ketiga, mereka mulai mencari kata-kata yang tersembunyi di dalam kotak lalu menandainya dengan boardmarker. Saya memberitahukan kepada siswa bahwa ada 13 kosa dalam kotak itu, sehingga ketika saya hitung belum genaap 13, mereka harus berlomba-lomba menemukan kata-kata itu kembali.
Setelah semua kosa kata ditemukan, sekarang giliran saya untuk menghitungnya. Saya tuliskan kata-kata apa saja yang mereka temukan dan memberikan poin masing-masing kata bernilai 100. Grup yang berhasil menemukan kata lebih banyak adalah pemenangnya.
Saya kira mereka sudah bisa menguasai materi tentang clothes denga baik. Dengan berbekal kosa kata tersebut, mereka akan lebih mudah memahami latihan atau avtivity berikutnya, seperti memahami dialog, menulis deskripsi tentang favorite clothes, dll.

3.                Gambar memudahkan siswa menulis text descriptive singkat


Memang fungsi dari gambar yang saya gunakan untuk menyampaikan materi kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya. Tentunya untuk bisa menuliskan teks deskripsi singkat, siswa sudah mendapatkan bekal kosakata sebelumnya, yang bisa membantu siswa membuat kalimat demi kalimat untuk mendeskripsikan gambar yang saya berikan.
Materi yang dibahas dalam kesempatan kali ini adalah “animals”. Penguasaan kosakata dari materi ini saya ambilkan dari teks bacaan, jadi siswa memahami kosakata dari text bacaan yang tersedia. Dengan menguasai kosakata tersebut maka bisa dijadikan bahan oleh mereka ketika menuliskan deskripsi singkat dari gambar yang saya berikan. Penyampaian materi tentang animal kali ini memerlukan waktu tiga kali pertemuan.
Di buku panduan (Sky Book 1, pg: 56) ada dua teks bacaan tentang deskripsi binatang, yaitu Chimpanzees dan Tiger. Di halaman tersebut sudah ada gambar yang cukup mewakili, sehingga saya tidak perlu menyediakan gambar saat menjelaskan kedua binatang itu.
Pertemuan pertama, hanya text yang pertama saja yang bisa tersampaikan, tentang Chimpanzees. Menjelaskan isi bacaan yang terlihat hanya sedikit itu ternyata tidak cukup bila disampaikan 5-10 menitaan, satu pertemuan baru kelar. Terlebih dahulu saya meminta mereka untuk membaca sekilas bacaan tersebut, sementara saya menuliskan bacaan di papan tulis agar saat menjelaskan bisa lebih mudah. Setelah keduanya selesai, saya memandu siswa untuk membacanya agar mereka bisa mengucapkannya dengan benar. Terakhir, membahas isi bacaan bersama-sama dan yang paling akhir adalah meminta mereka untuk menuliskan bacaan tersebut di buku catatan lalu menterjemahkan ke dalam Bahasa Thai. Ketika mereka bisa menyalin bacaan ke dalam Bahasa Thai, saya anggap mereka sudah bisa memahami maksudnya. Saya test pemahaman mereka, ketika saya menyebutkan per kalimat atau per kata dalam Bahasa Inggris, siswa segera memberikan responnya dalam Bahasa Thai dengan tanpa melihat buku. Senang, akhirnya mereka bisa memahami teks bacaan tentang Chimpanzees dengan baik. 

Cara yang saya gunakan pada pertemuan pertama, saya pakai di pertemuan kedua untuk membahas bacaan yang selanjutnya, tentang Tiger. Poin yang dibahas dari deskripsi gambar kedua mirip dengan yang dibahas pada bacaan sebelumnya, sehingga siswa dipertemuan kedua lebih mudah memahami bacaan tersebut. 

Pertemuan terakhir, saya meminta mereka untuk menuliskan deskripsi singkat tentang binatang berdasarkan gambar yang saya berikan. Saya membagikan gambar tentang favorite animal kepada sswa. Hanya ada empat macam binatang saja yang saya berikan kepada siswa, diantarannya, Gajah, Zebra, Singa, dan Jerapah. Saya memilih keempat gambar tersbeut karena menurut saya ada keunikan masing-masing yang menarik untuk di deskripsikan.Saya tunjukkan gambar tersebut kepada mereka. 

Saya tidak langsung memberikan gambar kepada mereka, melainkan harus menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu, “What is your favorite animal?”Saya lontarkan pertanyaan tersebut kepada setiap siswa sebelum mereka menerima gambarnya. Siswa harus menjawab pertanyaan saya dengan lengkap, “My favorit animal is …(Tiger/Elephant/Giraffe/Lion),  jika tidak lengkap maka saya meminta mereka untuk mengulanginya sampai benar. Masing-masing dari mereka mendapatkan gambar sesuai dengan pilihannya.
Setelah masing-masing dari mereka mendapatkan gambar yang saya berikan, lalu menempelkan gambar tersebut pada kertas A4 yang mereka bawa, menuliskan deskripsi binatang favoritnya masing-masing, dan menghias pekerjaan mereka sedemikian rupa. Karena mereka sudah belajar dari dua hewan sebelumnya, saya kira cukup mudah untuk mereka dalam mendeskripsikan hewan favoritnya. 
Dengan menggunakan gambar, maka imajinasi siswa akan terbangun tentang gambar tersebut, sehingga mampu memudahkan siswa untuk menuangkan imajinasinya menjadi deskripsi singkat. Sejauh ini mereka telah mampu melakukan yang terbaik. Mereka dengan rasa senang mendapatkan gambar sesuai pilihannya lalu menuliskan deskripsi singkat tentang gambar tersebut.



4.                Bermain make a match dengan gambar dan vocabulary card


Permainan make a match telah saya gunakan diawal-awal dulu untuk menyampaikan materi tentang doing hobbies di tingkat Mattayom atau setara SMP kelas 2. Kosa kata yang berkaitan dengan materi ini saya sampaikan dengan menggunakan permaianan ini.
Untuk bermain permainan make a match, saya menyediakan gambar beserta vocabulary card. HVS berukuran tebal dipotong menjadi dua bagian. Yang satu untuk membubuhkan gambar tentang doing hobbies, sedangkan bagian yang satunya untuk menuliskan nama gambar tersebut atau yang saya sebut dengan vocabulary card.  Terlebih dahulu saya memperkenal gambar dan vocabulary card tersebut kepada siswa. Agar mereka bisa melakukan permainan ini dengan mudah, tentunya siswa harus paham terlebih dahulu kosakata yang akan dijadikan target permainan.
Sudah ada daftar kosakata di buku panduan halaman 46. Saya meminta mereka untuk menyalin kosakata tersebut dibuku mereka, tidak perlu mereka mengartikannya. Setelah selesai, giliran saya menunjukkan gambar doing hobbies. Sambil menunjukkan gambar kepada siswa, saya menyebutkan namanya, sedangkan siswa menirukan. Saya mengulanginya beberapa kali untuk setiap kosa kata hingga siswa bisa mengucapkan setiap kosa kata dengan benar.
Langkah selanjutnya, baru mereka menulis artinya dalam Bahasa Thai di buku catatan mareka, di samping kosa kata yang telah mereka tuliskan diawal tadi. Saya menunjukkan ganbar kembali dan menanyakan kepada siswa nama gambar tersebut ke dalam Thai. Siswa berusaha untuk menuliskan artinya. Satu persatu kosa kata berhasil mereka ketahui artinya dalam Bahasa Thai setelah saya menunjukkan gambarnya kepada mereka. 

Setelah gambar selesai saya tunjukkan, sekarang giliran vocabulary card, yang tertuliskan nama gambar tentang doing hobbies. Ketika saya menunjukkan kartu tersebut, maka siswa harus membacanya dan menyebutkan artinya dalam Bahasa Thai. Antara gambar dan vocabulary card memang memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama untuk memperkenalkan kosakata tentang materi ini.

Ketika siswa sekirannya sudah mengenal dengan baik kosakata yang telah saya berikan, saatnya game make a match dilakukan. Saya bagi masing-masing kartu kepada siswa. Sebenarnya saya ingin membagiakan satu siswa satu kartu, tapi karena kartu yang saya buat sangat terbatas, jadi siswa yang tidak mendapat bagian bisa bekerja sama dengan temannya. Secara acak, siswa ada yang mendapatkan kartu berisi gambar dan sebagian siswa lagi ada yang mendapatkan kartu bertuliskan nama kosakata tersebut.

Sebelum memulai permainan, saya meminta mereka untuk mengangkat gambar yang mereka pegang, memastikan saja bahwa dari mereka sudah punya gambar di tangan. Dalam hitungan tiga mereka secepatnya berhambur untuk saling mencari pasangannya. Yang mendapatkan kartu bergambar, mereka akan mencari nama gambar tersebut, atau sebaliknya. Hanya dua menit saja waktu yang saya berikan. Siapa yang sudah mendapatkan pasangannya, segera maju ke depan. Setelah dua menit selesai, maka mereka harus berhenti mencari pasanannya. Kali ini mereka semua telah berhasil mendapatkan pasangan masing-masing. Mereka berjejer di depan, mulai yang paling cepat hingga yang terakhir berjejer secara urut.

Dalam permainan ini saya mengumumkan pemenangnya yaitu yang bisa menemukan pasangannya paling cepat dan menghukum siapa yang mendapatkan pasangan tidak sesuai. Masing-masing dari mereka saya lihat hasilnya, ternyata mereka bisa melakukannya dengan sangat baik, tidak ada yang salah dalam memilih pasangannya, he he. Akhirnya saya hanya mengumumkan pemenangnya salah satu dari mereka yang berhasil menemukan pasangannya paling cepat.



5.                Vocabulary card untuk gussing game

Biar tidak salah paham mengenai vocabulary card, saya jelaskan kembali, karena saya sendiri yang memberikan namannya. Meskipun namannya se-keren itu, tapi bentuknya benar-benar sangat sederhana. Hanya berupa potongan kertas HVS yang tertuliskan vocabulary di dalamnya. Saya menyalin kosakata yang telah saya sampaikan ke dalam potongan kertas tersebut.

Jika tidak ada activity  lain yang saya gunakan, dari potongan kertas atau istilah keren saya vocabulary card, saya menggunakannya hanya sekedar untuk mengulang kosakata yang telah saya sampaikan sebelumnya. Daripada tidak ada media sama sekali, ternyata hanya sekedar potongan kertas saja sudah bisa membuat mereka senang ketika belajar kosakata. Cara ini cukup fleksible, bisa dimanfaatkan untuk berbagai topik kosakata yang disampaikan.

Biasannya saya menggunakan potongan kertas tersebut dengan menunjukkan kepada siswa. Lalu, meminta siswa untuk membacannya dan menyebutkan artinya dalam Bahasa Thai. Jika ada yang pelafalannya kurang tepat, saya akan segera mengulanginya dan siswa menirukan. Tumpukan vocabulary card yang ada di tangan akan terus bergeser hingga semua kosakata berhasil mereka sebutkan dengan lancar dan benar, kalau belum bisa menyebutkan kosakata dengan lancar dan benar maka akan terus diulangi dari awal lagi hingga mereka bisa melakukannya dengan baik. Sebenarnya ini juga bisa lho disebut guessing game, kan sudah meminta sisa untuk menebaknya. Tapi ada guessing game yang lebih dari sekedar membaca kosakata yang ada di potongan kertas tersebut dan menyebutkan artinya.

Baru saja guessing game ini saya gunakan pada hari Jum’at kemarin untuk mengajar SMP kelas 3, kebetulan materinya sangat pas jika guessing game dipakai untuk menyampaikan materi ini. Topik yang dibahas yaitu tentang personality, macam-macam karakterisitik setiap orang, baik yang negative maupun positif. Kira-kira ada sekitar 15 kosa kata. 

Memang sebagai pemanasan, saya mereview kembali dengan cara yang telah saya ceritakan sebelumnya, dengan menunjukkan potongan kertas kepada siswa, sedangkan, mereka membacanya dan menyebutkan arti kata tersebut dalam Bahasa Thai. Setelah beberapa kali pengulangan, akhirnya mereka bisa melakukannya dengan baik.

Permainan pun dimulai, saya membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari dua orang saja. Saya membagikan vocabulary card kepada setiap grup, masing-masing grup mendapatkan dua kartu. Aturan mainnya, kartu tersebut tidak boleh diketahui oleh kelompok lain, jadi sebagai kartu rahasia. Setelah setiap kelompok sudah mendapatkan vocabulary card, saya meminta meeka untuk bediskusi dengan partner-nya. Saya beri waktu sekitar 10 menit-an.

Bersama partnernya, mereka berdiskusi tentang mini drama untuk berperan sebagai orang yang memiliki karakter yang ada di potongan kertas yang telah mereka dapatkan. Guessing game ini ternyata bisa membuat siswa berlomba-lomba untuk aktif dikelas, masing-masing kelompok menginginkan mendapatkan skor banyak dengan menebak mini drama yang telah diperankan oleh masing-masing kelompok. Grup yang tidak tampil hanya diperbolehkan menjawab setelah mereka menyelesaikan setiap acting-nya. Grup yang telah berhasil mengangkat tangan terlebih dahulu akan saya tunjuk untuk menjawab apa karakter yang telah diperankan. Ketika jawaban yang dilontarkan salah, saya akan memberikan kesempatan kelompok lain untuk menjawabnya.

Setiap kelompok memerenkan dua karakter kepribadian seseorang. Durasi waktu yang saya berikan tidak boleh lebih lima menit, karena mengingat waktunya yang sangat terbatas. 

Hasilnya benar-benar tidak saya duga sebelumnya, mereka begitu lihai memainkan perannya. Bahkan saking konyol-nya dalam memerankan adegan tersebut, saya bersama siswa lain yang melihatnya sampai tidak bisa menahan tawa lepas kami. 

Ketika mereka mepresentasikan adegannya, saya menilai penampilan mereka, serta menghitung skor dari kelompok siswa yang bisa menebak adegan yang diperankan. Pemenang diberikan kepada grup yang bisa memainkan perannya dengan baik dan menghibur dan juga kelompok siswa yang mendapatkan poin terbanyak dalam menebak adegan yang diperankan.

Mengenalkan kosakata dengan cara ini benar-benar mengesankan dan menyenangkan. Ketika siswa bisa memainkan perannya dengan baik, maka mereka telah paham maksud dari kosa kata yang saya berikan, sedangkan siswa yang lainnya bisa dengan mudah memahami kosakata yang dimaksud lewat mini drama yang mereka tampilkan.

Kelima cara diatas adalah bagaimana saya mengenalkan kosakata Bahasa Inggris kepada siswa dengan cara yang menyenangkan. Saya bisa mengakatan menyenangkan karena ukuran saya dari antusias siswa ketika cara tersebut saya gunakan dan siswa juga sangat mudah memahami kosakata yang saya berikan lewat cara tersebut. Itulah mengapa saya menganggapnya cara yang suda saya lakukan ini sangat menyenangkan untuk memperkenalkan kosakata kepada siswa.

Memang hanya materi-materi tertentu saja yang saya sampaikan dengan menggunakan cara diatas, karena ada beberapa materi yang membuat saya kesulitan untuk menemukan media yang sesuai. Untuk penyampaian materi yang tidak menggunakan media pembelajaran, saya akan menjelaskan secara  kepada siswa, biasannya meminta siswa untuk mencatat dan juga memberikan banyak latihan terkait materi yang saya berikan. 

Ketika ada materi baru, jika cara yang telah saya gunakan itu sesuai dengan meteri tersebut, saya bisa menggunakannya kembali dengan tahapan-tahapan yang sama. Semoga cara yang sudah saya gunakan ini bisa bermanfa’at. Sekian ^__^



Thailand, 3-7 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...