Perilaku disiplin begitu penting sekali untuk
diterapkan dalam segala bidang. Man’faatnya luar biasa. Disiplin bisa melatih diri
untuk menjadi peribadi yang baik. Sepertinya apapun yang kita lakukan jika didasari
dengan perilaku dispilin, hasilnya akan jauh lebih baik pastinya. Hmmm, berbica
dengan dispilin, patut berkiblat dengan Negera Jepang yang konon budaya
disiplin begitu dipegang kuat oleh Masyarakat Jepang, apapun yang dilakukan oleh
masyarakat jepang didasari dengan perilaku disiplin, dan dampaknya sungguh luar
biasa. Sudahkah kita (saya khususnya) mendisiplinkan diri?
Disiplin itu sama halnya dengan melakukan sesuatu
sesuai dengan aturan yang seharusnya, dilakukan secara rutin atau terus
menerus, sehingga lama kelamaan kebiasaan tersebut akan tertanam kuat dalam
diri kita dan bisa menjadi kebiasaan baik yang akan kita lakukan setiap
harinya.
Perilaku disiplin sebenarnya sudah seharusnya untuk
diterapkan dimanapun berada, seperti halnya di rumah, di jalan raya, di
sekolah, di masyarakat, atau dimana saja.
Ketika di rumah membiasakan diri disiplin dengan
mengatur dengan sebaik-baik nya kegiatan yang dilakukan dirumah, dengan mengatur
waktu tidur, merapikan tempat tidur setelah bangun tidur, bersih-bersih rumah,
dll. Pokonya mengerjakan sebuah kebiasaan baik secara teratur dan terus menerus
ketika di rumah.
Kalau membiasakan perilaku disiplin di jalan,
misalnya berkendara dengan mengambil lajur kiri, mentaati rambu lalu lintas,
tidak boleh ngebut, dll. Ketika aturan tersebut bisa kita lakukan, maka peluang
besar untuk menjadikan perjalanan kita nyaman dan aman.
Perilaku disiplin juga sangat diberlakukan oleh
sekolah, baik untuk guru atau murid-murid. Sepertinya setiap sekolah memiliki
cara sendiri-sendiri untuk menanamkan sikap kedisiplinan kepada warga
sekolahnya.
Kali ini saya akan menceritakan disiplin sederhana
yang telah saya temui, amati, bahkan merasakannya selama berada di sekolah yang
saya tempati ini, yaitu Thayai Wittaya School. Ya, segenap aturan yang dibuat sekolah
dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap disiplin baik siswa maupun guru.
Setiap pagi semua murid dan guru harus mengikuti apel
pagi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Pukul 08. 30 atau ketika Asma’ul
Husna dilantunkan, harus sudah berbaris dihalaman sekolah. Kantin sekolah yang
mulanya penuh dengan murid-murid yang makan pagi, seketika itu juga harus meninggakan kantin sekolah, meskipun makan paginya kadang belum selesai. Seorang guru datang ke
kantin sekolah ketika waktu apel pagi tiba, meminta mereka yang masih di kantin untuk segera menuju
lapangan, segera mengambil posisi masing-masing dan berbaris dengan rapi.
Siswa
berbaris sesuai dengan kelasnya, baris paling depan dimulai kelas M-1 lalu baris
berikutnya di susul kelas selanjutnya. Sedangkan guru berbaris mendampingi.
Setiap kelas ada guru yang mendampingi, yaitu guru yang diberi tugas untuk jadi
wali kelasnya. Disini posisi saya juga ikut-ikutan mendampingi mereka, mengatur
mereka ketika berbaris, meminta untuk diam ketika ada yang ramai, dan
sebagainya. Kegiatan yang dilakuakan di apel pagi dinatarannya, mendengarkan
nasehat dari guru yang bertugas, senam ringan, membaca do’a-do’a, pengibaran
bendera dan menyayikan lagu Prathet Thai (lagu kebangsaan Thailand).
Setiap pagi juga ada guru yang bertugas menjaga
pintu gerbang, gerbang pintu masuk cewek dan gerbang pintu masung cowok. Setiap pintu gerbang tersebut
ada dua guru yang menjaga. Ketika mendapat tugas tersebut, maka guru yang bertugas harus
berangkat lebih pagi dari hari biasannya. Tugas guru penjaga pintu gerbang di
pagi hari adalah menyambut kedatangannya setiap siswa. Setiap kali ada yang
datang, berjabat tangan, lalu memeriksa isi tas yang mereka bawa, selain itu
juga memeriksa kerapian siswa, misalnya pakai kaos kaki atau tidak, yang
berambut panjang, punya kuku panjang, dll. Ketika ada yang melanggar aturan,
maka mereka tidak boleh ikut barisan apel pagi, mereka harus berbaris di depan
dengan para siswa lainnya yang melakukan hal serupa. Mereka akan diberi hukuman setelah
kegiatan apel pagi berakhir. Guru penjaga pintu gerbang di pagi hari tersebut baru
berpindah dari tempat setelah apel pagi selesai, karena untuk menyambut siswa jika ada yang datang terlambat (sudah mulai apel pagi baru datang). Mereka yang
terlambat juga tidak boleh masuk barisan di apel pagi, mereka harus berjejer di
depan bersama para murid yang melanggar aturan lainnya.
Setelah selesai apel pagi, murid-murid tidak
langsung menuju ke kelas, tapi terlebih dahulu harus menuju aula sekolah untuk
melaksanakan Sholat Dhuha. Dari lapangan menuju aula, ada ritual terlebih
dahulu yang harus diikuti oleh siswa, mereka tidak boleh bubar begitu saja.
Mulai dari depan terlebih dahulu yang menuju Aula, yaitu kelas M-1. Jalan
tetap dengan berbaris rapi dan diikuti barisan berikutnya. Sebelum masuk ke
Aula, mereka terlebih dahulu harus melepas sepatunya. Sepatu juga tidak boleh
di letakkan begitu saja, tetapi harus di jejer dengan rapi di depan pintu aula
sesuai dengan kelas masing-masing. Baru setelah itu mereka boleh masuk.
Ketika Sholat Dhuha, masing-masing wali kelas mengawasi
murid-muridnya dan mengisi absensi kegiatan Sholat Dhuha, dan tak lupa harus
ikut Sholat Dhuha juga. Setelah selesai, barulah mereka menuju kelas
masing-masing untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yaitu mengaji Al-Qur’an
sebelum mulai jam belajar mengajar, yang cewek lewat pintu sebelah timur,
sedangkan yang cowok lewat pintu sebelah barat.
Disiplin sederhana juga dilakukan di siang hari, ketika
waktu istirahat tiba. Kalau sudah waktunya iatirahat, siap mendengarkan guru
yang bertugas teriak-teriak agar murid-murid segera keluar dari ruang kelas dan
turun untuk melakukan rutinitas di waktu istirahat. Murid perempuan pergi ke
kantin perempuan, sedangkan murid putra pergi ke kantin putra. Baik dikantin
putra atau dikantin putri, ada beberapa guru yang mendampingi dan sekalian makan siang. Guru-guru tersebut
akan memberikan instruksi ketika waktu sholat Dhuhur telah tiba, meminta mereka
untuk menyelesaikan makan siangnya dan segera mengambil air wudhu.
Setiap tempat mengambil air wudhu, ada guru
penjagannya juga, yang bertugas menjaga tempat-tempat wudhu di beberapa titik.
Setelah selesai berwudhu, lalu mempersiapkan Sholat Dhuhur berjama’ah. Tempat Sholat
di bagi di beberapa tempat, ada yang di aula sekolah, balai, aula asrama,
masjid sekolah, dan masjid di luar. Setiap tempat juga ada guru yang bertugas
mendampingi. Aturan yang sama juga diterapkan ketika selesai kegiatan belajar
dan memasuki waktu sholat ‘Asar. Dalam hal ini, Guru benar-benar dilibatkan
penuh untuk menegakkan kedisilinan di sekolah ini.
Sebelum waktu istirahat tingkat Mattayom atau
menegah tiba, ritual disiplin sederhana waktu istirahat juga dilakukan oleh tingkat
Prathom atau dasar. Waktu istirahat mereka lebih dulu 45 menit dari tingkat
menengah. Jadi sebelum kantin dipakai oleh tingkat menengah, sebelumnya dipakai
oleh tingkat dasar. Ritual disiplin sederhana yang saya ketahui yang dilakukan
oleh tingkat dasar malah lebih kental (he he, kaya adat apaaa aja). Dengan
panduan beberapa guru, dari sekolah Prathom mereka berjalan berbaris rapi
melewati sekolah Mattayom untuk menuju kantin sekolah. Pasukan murid perempuan
belok ke kantin perempuan, sementara yang laki-laki pergi ke kantin laki-laki.
Makan siang untuk anak-anak tingkat dasar sudah disiapkan oleh penjaga
kantinya. Ketika mereka datang, makanan sudah siap di meja. Lalu, mereka mengambil
posisi duduk masing-masing. Sebelum makan, lagi-lagi dengan panduan guru mereka
berdo’a bersama-sama dan menyantap makananya. Setelah selesai makan siang,
tidak boleh bubar begitu saja, harus baris lagi. Selanjutnya,
mereka mengambil air wudhu. Ketika akan pergi ke Masjid, mereka juga harus
baris lagi dengan didampingi guru yang bertugas., pulang dari masjid mereka
juga jalan dengan keadaan berbaris rapi.
Itulah sedikit cerita disiplin sederhana yang berhasil saya
amati, saya rekam, dan juga saya rasakan selama berada di sekolah ini. Semoga
bermanfa’at ^__^
Thailand, 18-02-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar