Kamis, 07 Desember 2017

KORBAN SERANGGA MISTERIUS

Minggu yang lalu hujan turun sangat deras dengan jangka waktu yang lama. Pipa saluran air yang terpasang kurang tepat membuat aliran air jadi terhambat. Air hujan meluap dan akhirnya masuk ke rumah tanpa disadari. 

Banjir kecil terjadi. Bahkan pada saat air masuk ke kamar-kamar, belum juga disadari. Hingga seorang temanku tiba-tiba menyelamatkan kasurnya keluar. Malah kukira ia mau membersihkan kamar. Ternyata ada air masuk. Itu terjadi pada siang hari. Baru setelah itu sang pemilik rumah mencari penyebabnya dan ternyata ada pipa yang belum terpasang dengan baik.

Setelah banjir kecil itu terjadi, kami beres-beres hingga berjam-jam untuk mengeringkan lantai yang basah. Kasur-kasur yang sempat terendam air diselamatkan. Setelah pipa diperbaiki, air pun surut, meskipun hujan masih turun deras. 

Selepas kejadian tersebut, aku merasakan bahwa keadaan rumah menjadi lembab dan lebih dingin dari biasanya. Yang semula aman dari nyamuk, beberapa hari setelahnya nyamuk seakan membawa rombongannya. Setiap malam aku dan temanku selalu sibuk dengan keberadaan nyamuk-nyamuk tersebut. Lotion anti nyamuk kirannya sedikit bisa mengatasi. 

Beberapa hari setelahnya kami kena gatal-gatal. Kami yakin gatal itu karena gigitan nyamuk. Tapi biasanya ketika kena gigitan nyamuk, tak selang lama bentolnya akan hilang. Ini tidak. Yang gigitan lama belum pulih, gigitannya tambah lagi dan ruam. Aku dan temanku bingung. Ini bukan nyamuk biasa. 

Lalu, keesokan harinya aku pergi ke apotik. Aku bercerita kepada petugas apotik. Ia menyarankanku untuk memakai bedak salicyl. Aku pun menuruti. Namun, rasa gatal tak juga reda. Malah ketika rasa gatal itu digaruk akan lecet dan mengeluarkan air. Barulah yakin kalau gatal tersebut bukan karena gigitan nyamuk.

Aku sengaja tidak ke dokter dulu, karena malas minum obat. Tengah malam, karena tidak bisa tidur, aku membuka laptop dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang serangga. Jenis-jenis serangga yang bisa menggigit kulit manusia. Setelah mendapatkan infonya, lalu aku mencocokkan gejala dan akibatnya. Ada beberapa nama serangga yang kucurigai. Namun, aku pun belum menemukan bentuk pasti serangga tersebut. 

Hari berikutnya, aku dan temanku bekerja bakti bersihkan kamar. Bisa jadi kasur yang sempat terendam air belum sepenuhnya kering. Kami menjemur lagi. Syukurlah, beberapa hari terakhir ini udara siang sangat panas, jadi bisa kering dengan sempurna. Dan benar, serangga misterius tersebut hilang dengan sendirinya. Buktinya, setelah dijemur dan tidak hujan, gatal-gatal itu tak muncul lagi. Lengan dan kaki yang menjadi korban serangga nakal pun, sedikit demi sedikit mulai pulih.

Top of Form
Bottom of Form


Rabu, 06 Desember 2017

SEBAIT HARAPAN DI 23 TAHUNKU

Rupannya hari ini aku sedang berulang tahun. Karena tradisi merayakan ulang tahun tidak begitu mainstream, aku memang tidak terlalu memperhatikan kapan tanggal dan bulan jatuhnya ulang tahun. Hari ini pun aku lupa. Aku baru teringat ketika ada pemberitahuan dari laman facebook. 

Orangtuaku juga begitu. Malah mereka lebih ingat dengan penanggalan jawa yang menggunakan perhitungan wuku. Misalnya aku lahir di hari Selasa Wage Pahang. Setiap jatuh waktu tersebut, aku biasannya diingatkan untuk berpuasa. Dirumah pun bisanya juga melakukan syukuran kecil. 

Intinya sebenarnya sama saja. Sama-sama menyambut hari jadi dengan penuh rasa syukur. Bersyukur akan limpahan rahmat dari Sang Pemilik Cinta yang masih mengalir di sepanjang episode kehidupan.

Ya, satu persatu dari tahun ke tahun daun-daun usiaku berguguran dan usiaku menjadi semakin bertambah. Aku selalu mempunyai harapan yang besar setiap kali usiaku bertambah, yaitu mendapat “kado” kedewasaan dan kesempatan memperbaiki diri. Dalam lirih aku juga berharap, semoga aku tidak lantas bosan dan menyerah untuk terus belajar dan menjadi diri sendiri. 

Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa sebaik baik manusia sebaik baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain. Maka, menjadi pribadi yang bermanfaat sebenarnya adalah cita-cita dasar yang harus kutanamkan dalam diri baik-baik. Sejatinya sikap tersebut memang sebuah fitrah dalam kehidupan manusia. 

Dan untuk segala ucapan yang menjadi doa untukku, aku sangat berterima kasih. Doa yang baik pasti akan kembali lebih baik kepada yang mendoakan. Semoga kebaikan selalu mengiringi langkah kita kapan pun dan dimana pun. 

Melewati masa 23 tahun bukanlah waktu yang singkat menurut saya. Detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun seolah terasa begitu cepat. Tiba-tiba kok sudah di tahun yang ke-23 saja. Waktu yang seakan berjalan terasa cepat, apa mungkin karena kehidupan yang kulewati ini terlalu indah hehe. Entahlah. Just skip it

Dua-puluh-tiga. Ya usiaku kini sudah 23. Kombinasi angka berurutan tersebut mendadak ribuan hal kocar-kacir di pikiranku. Ternyata semakin bertambah usia, aku pun semakin getol bertanya pada diri sendiri untuk memaknai banyak hal, tentang hidup itu sendiri, tentang bahagia, tentang cinta, dll. Oh, harus seserius itukah? 

Selamat dua puluh tiga tahun dan selamat menjalankan petualangan kehidupan yang lebih serius. Selalu yakin saja bahwa rencana-Nya, Insyaallah selalu lebih indah.

Pare, 06 Desember 2017

Selasa, 05 Desember 2017

PENGEMIS DI KAMPUNG INGGRIS


Tiba-tiba aku ingin menulis tentang judul tersebut. Bukan tanpa sebab. Aku sering mengamati hal-hal kecil seperti itu dan ternyata membuat diriku tertarik untuk menuliskannya.

Kampung Inggris Pare, Kediri, tempatnya yang sangat ramai, sulit terlepas dari keberadaan pengemis dan juga pengamen. Itu adalah kesempatan emas bagi mereka.

Aku perhatikan, sebenarnya banyak sekali peringatan tentang ngamen gratis atau bebas ngamen yang ditempel-tempel di depan rumah atau warung-warung. Bahkan di gang sebuah jalan kampung Inggris ada spanduk “bebas ngamen” yang ukurannya cukup besar dibentang. Berarti keberadaan para pengamen dan pengemis tersebut sepertinya malah menganggu.

Aku sering mendengarkan cerita beberapa orang di Kampung Inggris tentang pengemis dan pengamen yang datang silih berganti. Ada yang bilang banyaknya pengemis dan pengamen yang mencari dan memanfaatkan kesempatan di tempat ramai seperti Kampung Inggris, punya komunitas dan segala sesuatunya sudah diatur.

Bersama teman-teman aku pernah membeli mie ayam. Lalu, seorang pengamis datang. Ia datang seorang diri berbaju hitam dan berwajah sangar. Pengamen tersebut hanya bermodal kaleng bekas dan menyanyi. Ibu penjual pun memberinya uang receh. Lalu, Ibu penjual bercerita bahwa pengamen tersebut setiap hari selalu datang ke warung dan pernah juga ia marah-marah karena uang yang diberikan terlalu sedikit. Mendengar ceritannya aku sangat geram.

Lokasi Kampung Inggris yang sangat menjajikan bagi para pengamen dan pengemis membuat segala cara dan peran mungkin saja dilakukan. Apalagi bulan Desember ini adalah musim libur. Pengunjung Kampung Inggris pun membludak.

Selama aku tinggal di sini, banyak model pengamen dan pengemis yang kujumpai. Ada pengamen berwajah ramah, pengemis bertampang sangar, pengamen memaksa, dan mungkin mereka banyak yang bersembunyi dibalik peran memelas mereka.

Mereka pun datang dengan berbagai penampilan, misanya dengan menggendong satu anak, membawa dua anak, berjalan menyeret kaki, tak bisa melihat, duduk diam di depan swalayan dan ATM dengan wajah memelas, dll.

Aku beberapa kali dibuat geram dengan pengamen dan pengemis di Kampung Inggris ini. Selain dibuat geram dengan cerita orang tentang tingkah mereka, juga menyaksikan sendiri. Salah satunya ketika pengemis menukar uang di swalayan dan terakhir tadi pagi ketia seorang pengemis sedang sibuk menghitung uang receh untuk ditukar di apotik. Aku benar-benar kaget dan aku masih ingat sekali, karena sering menjumpai saat ia sedang meminta-meminta. Tentu ekspresinya sangatlah berbeda, tidak lagi memelas tapi bungah.

Rezeki sering dikatakan datang secara tidak dinyana. Apakah para pengemis dan pengamen tersebut telah menemukan ladang rezeki? Kalau mereka berniat jadi pengamen dan pengemis di Kampung Inggris khususnya, memang mereka harus belajar terlebih dahulu dengan orang barat atau pengamen di negara maju. Sehendaknya tampak sedikit keren. Aku juga pernah membaca dari yang semula jadi musisi jalanan, baik di Indonesia atau luar negeri, mereka jadi musisi terkenal beneran. Aku akui mereka ini keren.

Ketika belajar tentang budaya Barat, memang salah satu yang membuatku terkesan adalah keberadaan musisi jalanan di luar negeri. Dengan mengamen atau mengemis yang totalitas dengan lagu serta alat musik seakan sedang konser di panggung besar, banyak orang yang malah dengan suka rela menghampiri untuk menyaksikan dan koin pun diberikan dengan sangat ikhlas. Bukankah ini lebih berkah? Daripada yang sudah meminta-minta, menipu lagi, pasti koin-koin atau uang yang dikasihkan pun tidak terlalu ikhlas. 

Pare, Kediri, 05/12/2017

Senin, 04 Desember 2017

Menumbuhkan Rasa Cinta pada Baginda Nabi Muhammad



Entah ada berapa mushola dan masjid di desa yang dijuluki Kampung Inggris ini. Masjid satu sama lain jaraknya sangat dekat. Jaraknya yang dekat, saya sering berganti dari satu masjid ke masjid yang lain untuk sholat berjamaah. Ketika waktu sholat tiba, kumandang azan terdengar dari banyak penjuru masjid.

Begitu juga saat bulan Maulud ini. Ketika memasuki bulan Rabiul Awal , saat dimana masyarakat muslim memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Begitu juga di Kampung Inggris. Peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada hari Jumat lalu, hingga saat ini masih terasa. Masing-masing RT disini punya kreasi tersendiri untuk memperingati maulid Nabi ini dan kebanyakan peringatan diadakan di masjid-masjid. Ketika malam tiba sholawat dengan serempak dilantunkan dari masjid-masjid dan juga suara pengajian yang terdengar jelas dari rumah.

Baru tadi malam aku berkesempatan menghadiri acara maulid Nabi di mushola terdekat, yaitu mushola Arrohmat yang berada di jalan Asparaga. Sekitar pukul delapan malam, lewat pengeras suara diumumkan para hadirin untuk segera merapat ke mushola. Saya pun bergegas menuju ke lokasi. Saya sempat mengajak teman-teman. Namun, tidak ada yang mau. Sebagian memang tidak paham bahasa Jawa dan ada yang beralasan sungkan. Akhirnya saya berangkat sendiri.

Terlihat ibu-ibu dan bapak-bapak sudah memenuhi ruangan dan halalaman mushola yang cukup luas. Aku memang merasa asing di sana. Saya perhatikan anak-anak kursusan terdekat tidak datang, namun beberapa anak cowok ada yang hadir. Kebanyakan yang hadir warga asli situ. Saya pun berabaur dengan mereka. Semoga niat saya untuk menghadiri majlis ilmu ini berkah.

Tak banyak rangkaian kegiatan yang diadakan. Sebelum acara dimulai ada lantunan sholawat. Setelah para jamaah lengkap, bapak pembawa acara membuka acara dan disusul dengan pengajian dan terakhir pembagian nasi kotak yang dibawa oleh para jamaah. 

Dalam kesempatan ini, acara mauidhoh diisi oleh pak naib dari desa yang sama, yaitu Ust. Baqim. Beliau menyampaikan ceramahnya sangat semangat. Sesekali beliau juga melucu dengan pantun jawa.

Saya mencacat apa yang beliau sampaikan. Bagi saya ini adalah ilmu berharga yang bisa menjadi pengingat bagi saya untuk senantiasa berada pada jalan-Nya.

Beliau mengawali ceramahnya dengan menjelaskan pentingnya meneladaninkehidupam Nabi. Nabi Muhammad adalah sebaik-baik umat (Khairunnas).

Dalam QS Al-Ahzab :21, Allah telah berfirman bahwa sesungguhnya terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari ada orang baik, namun tidak boleh mencoteknya, yaitu ketika sedang ujian di sekolah. Sebaik dan sepintar apapun teman pasti sang guru melarang untuk meniru atau mencontek., karena memang mencontek adalah perilaku yang kurang baik.

Berbeda dengan hal yang satu ini. Kita semua agar berperilaku yang baik malah dianjurkan untuk mencontek. Kita harus mencontek apa yang telah Nabi kita ajarkan. Beliau adalah panutan dan contoh sejati. Jika dilingkungan sekitar kita ada orang yang baik sikapnya, penting juga untuk menirunya agar sikap baik tersebut menular.

Sesi menarik ketika Ustad Baqim menjelaskan tentang asal-usul munculnya peringatan maulid Nabi.

Peringatan maulid nabi bisa juga disebut perayaan hari ulang tahun Nabi karena memang pada dasarnya peringatan hari lahir Nabi Muhammad. Dulu, Nabi Muhammad tidak merayakan hari ulang tahunnya setahun sekali layaknya anak jaman sekarang. Lilin dan kue  pun juga belum ada di perayaan ulang tahun.

Jadi begini, Nabi Muhammad dulu merayakan hari ulang tahunnya dengan berpuasa. Bukan satu tahu sekali, namun setiap hari kapan beliau dilahirkan, yaitu setiap hari Senin. Sejarah puasa Senin Kamis juga berawal dari kisah itu.

Suatu ketika sahabat seorang sahabat bertanya kepada Nabi,  “Ya rasulullah, kenapa engkau puasa pada hari Senin dan Kamis?” Seketika Rasulullah menjawab, “Ketahuilah, Saudaraku. Hari Senin adalah hari dimana aku diturunkan ke dunia. Hari dimana aku lahir dari rahim ibuku, pertama kalinya aku menyentuh alam ini. Aku sangat bersyukur atas kelahiranku di dunia, dan aku menunjukkan rasa syukurku dengan melaksanakan puasa pada hari itu.

Lalu bagaimana dengan hari Kamis, ya Rasul? Apa istimewanya hari itu?” Tanya sahabat lagi. Dengan tenang Rasulullah menjawab, “Tahukah engkau, Saudaraku? Bahwa pada hari itu (Kamis) semua amal ibadah umat manusia dikumpulkan dihadapan Allah oleh para malaikat. Tidakkah engkau merasa bahagia jika di saat amalmu sedang diperiksa, engkau sedang dalam keadaan beribadah kepadaNya?”

Ustad Baqim juga menyinggung tentang zaman Shalahuddin al-Ayyubi, yang mana tradisi memperingati maulid dengan menghadirkan banyak orang pertama kali dilaksanakan. Pada masa itu terjadi perang salib. Untuk membangkitkan semangat jihad kaum Muslimin pada masa itu dalam menghadapi tentara salib itu adalah dengan cara meningkatkan dan mempertebal kecintaan kepada Rasulullah. Dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh kaum Muslimin.

Terakhir, Ustad Barqim berpesan kepada para jamaah untuk selalu menumbuhkan rasa cinta pada Nabi Muhammad. No love before meeting, tak kenal maka tak sayang. Perkenalan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta kepada sang baginda Nabi. Karena kita semua tidak dilahirkan pada zaman Nabi, jadi untuk mengetahui siapa sebenarnya beliau, maka perlu mempelajari kisah atau sejarah Nabi, membaca buku-buku tentang sunnah-sunnah nabi, dll. Namun ada yang lebih penting, tak lain adalah memberikan kekuatan terhadap batin kita. Salah satu caranya dengan memperbanyak membaca sholawat.

Pak Ustad memberitahu para jamaah bahwa sholawat adalah salah satu doa sapu jagad. Ibarat orang tidak tahu siapa Nabi Muhammad, jika mengamalkan sholawat dengan ikhlas, tetap mendapatkan khasiatnya. Surga telah dijanjikan oleh Allah bagi siapa yang cinta pada Nabi Allah. “Suwarganing roso” Itu adalah surga dunia yang kita dapatkan ketika mampu senantiasa berdikir dan bersholawat. Ketenangan batin memang sangat penting dalam hidup kita.

Ketika kita menyalakan senter dan dihadapkan ke kaca, maka cahaya tersebut akan memnatul pada diri kita. Semakin besar dan terang cahaya senter, cahaya yang memantul pada diri kita juga banyak. Begitu juga ketika teladan kehidupan Nabi Muhammad senantiasa kita amalkan, balasan kebaikan pun akan mengalir.


Kecintaan kita kepada Nabi Muhammad memang tidak bisa dilihat dengan mata kita, hanya hati dan perasaan kita yang mampu mengetahuinya, karena ini adalah soal urusan batin. Diungkapkan pun rupannya juga sulit. Yang tahu hanya Allah dan kita yang merasakannya.

Jadi, mari kita tanyakan pada diri sendiri, sudah seberapa kah ukuran cinta kita kepada Nabi Muhammad? Tidak perlu dijawab, tapi dibuktikan dengan meneladani sikap Nabi Muhammad dan mengamalkan sunah-sunahnya. Sebenarnya masih banyak juga yang harus dikoreksi dalam diri kita, untuk meneladani dan mencintai junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad SAW.


Semoga kita senantiasa mendapat sayafat Nabi Muhammad lahir batin, dunia dan akhirat.  

Sabtu, 02 Desember 2017

[BOOK REVIEW] AKU, ANAK MATAHARI KARYA GOLA GONG



Buku Aku, Anak Matahari



Seorang motivator dari Perancis, Joseph Joubert berkata “Children need models more than they need critics”. Anak lebih membutuhkan teladan daripada kritik. Anak selalu berbuat kebaikan kepada orangtua, pasti karena berkat orangtualah yang memang selalu memberikan teladan kebaikan kepada anaknya, dan sebaliknya. Peran orangtua dalam pendidikan anak sangat kuat. Ibu dan Bapak sama-sama memiliki peran besar sebagai pendidik dalam keluarga. Ketika Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, dibalik itu ada sosok Bapak yang menjadi kepala madrasah. Begitulah ibaratnya. Keduanya saling bekerjasama demi kebaikan anaknya.

Pernahkah membaca kisah percobaan bayi yang pernah dilakukan oleh Raja Frederick penguasa Jerman abad 13? Saya kutip dari www.hidayatullah.com, berikut kisahnya.

Raja Frederick, penguasa Jerman abad ke-13 saat itu pernah merampas 50 bayi dari dekapan ibunya. Frederick ingin tahu, jika bayi-bayi manusia tidak diasuh dan diajak bicara, bahasa seperti apa yang mereka gunakan. Berhari-hari bayi-bayi malang itu hanya diasupi susu, dimandikan, lalu ditinggal di tempat tidur. Hingga akhirnya bayi-bayi itu meninggal satu persatu.

Membaca kisah tersebut, saya bersyukur sekali mempunyai orangtua yang sangat sangat menyayangi dan mendidik saya dengan sepenuh hati. Sungguh berharganya sentuhan kasih sayang beliau berdua mulai dari kehidupan awal saya di dunia hingga kini. Semoga kasih sayang juga bisa selalu saya limpahkan untuk kedua orangtua.

Buku berjudul Aku, Anak Matahari karya Gola Gong tak lain mengisahkan peran hebat kedua orangtua beliau dalam menjalani setiap jejak langkah kehidupan yang tidak ringan. Gola Gong bertutur banyak tentang keluarganya, tentang bapak dan emak yang mendidik dengan penuh cita dan kasih sayang menjadi sumber inspirasi baginya.

Saya meneteskan air mata ketika mengetahui kisah beliau semasa kecil, saat kecelakaan merenggutnya sehingga membuat tangan kiri beliau diamputasi. Tidak terlintas dalam benak saya bahwa sosok hebat ini berlengan satu. Saya pun juga tidak menyadari hal itu ketika beberapa teman berkesempatan dengan Gola Gong dan berfoto bersama lalu mengunggahnya di laman FB. Segala sesuatunya tampak baik-baik saja. All is well dan memang begitulah adanya.

Sederet orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik malah menjadikan mereka lebih hebat. Namun, terkadang kita yang diberikan anggota tubuh lengkap punya fikiran bahwa masih ada banyak kekurangan, sehingga menyurutkan semangat untuk maju.

Buku ini dikisahkan dengan gaya bahasa naratif dan dipadu dengan puisi sebagai pembuka tulisan. Ketika membacannya seakan Gola Gong mengisahkan cerita-cerita beliau tersebut secara langsung.

Di bab dua, salah satunya beliau menceritakan kronologi kejadian kecelakaan yang menimpannya. Gola Gong kehilangan tangan kiri sebatas sikut pada usia 11 tahun tepatnya ia menjalani operasi amputasi pada bulan Oktober 1973. aktu itu ia dan teman-temannya bermain di alun-alun kota dan ada tentara latihan terjun payung, Gola Gong kecil menantang kawan-kawannya untuk adu keberanian seperti penerjun payung. Adu keberanian tersebut dilakukan dengan cara loncat dari pohon dan berujung celaka bagi Gola Gong karena ia mengalami cidera parah sehingga tangan kirinya harus diamputasi sebatas sikut (Hal. 47-48).

Mengetahu bahwa tangan kirinya tidak akan panjang lagi, tentu membuat Gola Gong sangat terpukul. Apalagi kejadian itu menimpa kala beliau masih kecil. Kekuatiran untuk diejek teman, tidak bisa bermain bersama, dll tentu ada. Namun, pada kenyataanya beliau tidak merasa terpukul dan sedih. Gola Gong tetap bersemangat dan mampu menjalani hari-hari layaknya anak normal lainnya. Bahkan, berkat kasih sayang kedua orangtua dan sederet aktivitas yang dijalani setiap harinya membuat beliau lupa bahwa telah kehilangan lengah kirinya.

Orangtua beliau memang telah mempersiapkan Gola Gong dengan cinta agar ia mampu menghadapi kehidupan yang keras tanpa merasa sedih dan rendah diri. Gola Gong digmbleng oleh orangtuannya dengan buku bacaan, olahraga  dan dengan dongeng sebelum tidur, hingga tayangan film agar memiliki mental baja ketika maju ke medan perang kehidupan. Benar, beliau benar-benar menjadi pemenang dlam kehidupan.Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitulah prinsip Bapak dan Emak Gola Gong dalam mendidik.

Badminton membawaku keliling dunia merupakan salah satu judul tulisan yang ada dibuku ini. Gola Gong menceritakan peran ayah yang sangat telaten dalan mengajarinya olah raga, misalnya berenang dan badminton. Hasilnya, Gola Gong mampu meraih berbagai kejuaraan badminton se-Asia Pasifik layaknya atlet berlengan dua. Ada yang menarik dari kisah ini. Selain memberikan berbagai macam pengetahuan, misalnya lewat membaca, cerita dongeng, film, bagi orangtua, terutama Bapaknya berolah raga sangat penting. Hasilnya, Gola Gong mampu meraih berbagai kejuaraan badminton se-Asia Pasifik layaknya atlet berlengan dua. Karena jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang kuat. Hal itu dicamkan baik-baik olehnya.

Bapak dan Emaknya punya cara yang sangat berbeda saat mendidik Gola Gong. Ketika Bapaknya mendidik dengan learning by doing, berbeda dengan Emaknya yang lebih ke dukungan psikis. Fisik yang kuat menjadi wadah yang pas bagi kebutuhan psikis. Keduanya saling melengkapi. Emaknya selalu menyemangati Gola Gong dengan nasehat-nasehat yang menenangkan, sehingga apapun yang akan dilakukan ia selalu bersemangat, bersikap optimis, dan sangat kreatif meskipun dirinya cacat.. Menurut Gola Gong, Emak ialah sosok yang selalu mengasah hati dan jiwanya, membuatnya untuk tetap rendah hati. Kehidupan yang begitu harmonis.

Judul buku Aku, Anak Matahari memang punya filosofi yang kuat. Kedua orangtua beliau ibarat sosok mataharinya, yang selalu memberikan peran hebat baginya. Ketika sosok ayahnya sakit dan meninggal dunia, Gola Gong sangat sedih. Meskipun sang matahari itu sudah tak ada, namun sederet pembelajaran yang sudah diajarkan untuknya masih senantiasa memancarkan cahaya terangnya. Ketika mendidik keempat anaknya, Gola Gong sepenuhnya meneladani apa yang orangtuannya ajarkan kepadannya. Gola Gong dan Istrinya juga menjadi orangtua hebat. Selain orangtua yang hebat, Gola Gong juga menjadi penulis hebat.





UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...