Senin, 04 Desember 2017

Menumbuhkan Rasa Cinta pada Baginda Nabi Muhammad



Entah ada berapa mushola dan masjid di desa yang dijuluki Kampung Inggris ini. Masjid satu sama lain jaraknya sangat dekat. Jaraknya yang dekat, saya sering berganti dari satu masjid ke masjid yang lain untuk sholat berjamaah. Ketika waktu sholat tiba, kumandang azan terdengar dari banyak penjuru masjid.

Begitu juga saat bulan Maulud ini. Ketika memasuki bulan Rabiul Awal , saat dimana masyarakat muslim memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Begitu juga di Kampung Inggris. Peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada hari Jumat lalu, hingga saat ini masih terasa. Masing-masing RT disini punya kreasi tersendiri untuk memperingati maulid Nabi ini dan kebanyakan peringatan diadakan di masjid-masjid. Ketika malam tiba sholawat dengan serempak dilantunkan dari masjid-masjid dan juga suara pengajian yang terdengar jelas dari rumah.

Baru tadi malam aku berkesempatan menghadiri acara maulid Nabi di mushola terdekat, yaitu mushola Arrohmat yang berada di jalan Asparaga. Sekitar pukul delapan malam, lewat pengeras suara diumumkan para hadirin untuk segera merapat ke mushola. Saya pun bergegas menuju ke lokasi. Saya sempat mengajak teman-teman. Namun, tidak ada yang mau. Sebagian memang tidak paham bahasa Jawa dan ada yang beralasan sungkan. Akhirnya saya berangkat sendiri.

Terlihat ibu-ibu dan bapak-bapak sudah memenuhi ruangan dan halalaman mushola yang cukup luas. Aku memang merasa asing di sana. Saya perhatikan anak-anak kursusan terdekat tidak datang, namun beberapa anak cowok ada yang hadir. Kebanyakan yang hadir warga asli situ. Saya pun berabaur dengan mereka. Semoga niat saya untuk menghadiri majlis ilmu ini berkah.

Tak banyak rangkaian kegiatan yang diadakan. Sebelum acara dimulai ada lantunan sholawat. Setelah para jamaah lengkap, bapak pembawa acara membuka acara dan disusul dengan pengajian dan terakhir pembagian nasi kotak yang dibawa oleh para jamaah. 

Dalam kesempatan ini, acara mauidhoh diisi oleh pak naib dari desa yang sama, yaitu Ust. Baqim. Beliau menyampaikan ceramahnya sangat semangat. Sesekali beliau juga melucu dengan pantun jawa.

Saya mencacat apa yang beliau sampaikan. Bagi saya ini adalah ilmu berharga yang bisa menjadi pengingat bagi saya untuk senantiasa berada pada jalan-Nya.

Beliau mengawali ceramahnya dengan menjelaskan pentingnya meneladaninkehidupam Nabi. Nabi Muhammad adalah sebaik-baik umat (Khairunnas).

Dalam QS Al-Ahzab :21, Allah telah berfirman bahwa sesungguhnya terdapat dalam diri Rosulullah suri tauladan yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari ada orang baik, namun tidak boleh mencoteknya, yaitu ketika sedang ujian di sekolah. Sebaik dan sepintar apapun teman pasti sang guru melarang untuk meniru atau mencontek., karena memang mencontek adalah perilaku yang kurang baik.

Berbeda dengan hal yang satu ini. Kita semua agar berperilaku yang baik malah dianjurkan untuk mencontek. Kita harus mencontek apa yang telah Nabi kita ajarkan. Beliau adalah panutan dan contoh sejati. Jika dilingkungan sekitar kita ada orang yang baik sikapnya, penting juga untuk menirunya agar sikap baik tersebut menular.

Sesi menarik ketika Ustad Baqim menjelaskan tentang asal-usul munculnya peringatan maulid Nabi.

Peringatan maulid nabi bisa juga disebut perayaan hari ulang tahun Nabi karena memang pada dasarnya peringatan hari lahir Nabi Muhammad. Dulu, Nabi Muhammad tidak merayakan hari ulang tahunnya setahun sekali layaknya anak jaman sekarang. Lilin dan kue  pun juga belum ada di perayaan ulang tahun.

Jadi begini, Nabi Muhammad dulu merayakan hari ulang tahunnya dengan berpuasa. Bukan satu tahu sekali, namun setiap hari kapan beliau dilahirkan, yaitu setiap hari Senin. Sejarah puasa Senin Kamis juga berawal dari kisah itu.

Suatu ketika sahabat seorang sahabat bertanya kepada Nabi,  “Ya rasulullah, kenapa engkau puasa pada hari Senin dan Kamis?” Seketika Rasulullah menjawab, “Ketahuilah, Saudaraku. Hari Senin adalah hari dimana aku diturunkan ke dunia. Hari dimana aku lahir dari rahim ibuku, pertama kalinya aku menyentuh alam ini. Aku sangat bersyukur atas kelahiranku di dunia, dan aku menunjukkan rasa syukurku dengan melaksanakan puasa pada hari itu.

Lalu bagaimana dengan hari Kamis, ya Rasul? Apa istimewanya hari itu?” Tanya sahabat lagi. Dengan tenang Rasulullah menjawab, “Tahukah engkau, Saudaraku? Bahwa pada hari itu (Kamis) semua amal ibadah umat manusia dikumpulkan dihadapan Allah oleh para malaikat. Tidakkah engkau merasa bahagia jika di saat amalmu sedang diperiksa, engkau sedang dalam keadaan beribadah kepadaNya?”

Ustad Baqim juga menyinggung tentang zaman Shalahuddin al-Ayyubi, yang mana tradisi memperingati maulid dengan menghadirkan banyak orang pertama kali dilaksanakan. Pada masa itu terjadi perang salib. Untuk membangkitkan semangat jihad kaum Muslimin pada masa itu dalam menghadapi tentara salib itu adalah dengan cara meningkatkan dan mempertebal kecintaan kepada Rasulullah. Dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh kaum Muslimin.

Terakhir, Ustad Barqim berpesan kepada para jamaah untuk selalu menumbuhkan rasa cinta pada Nabi Muhammad. No love before meeting, tak kenal maka tak sayang. Perkenalan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta kepada sang baginda Nabi. Karena kita semua tidak dilahirkan pada zaman Nabi, jadi untuk mengetahui siapa sebenarnya beliau, maka perlu mempelajari kisah atau sejarah Nabi, membaca buku-buku tentang sunnah-sunnah nabi, dll. Namun ada yang lebih penting, tak lain adalah memberikan kekuatan terhadap batin kita. Salah satu caranya dengan memperbanyak membaca sholawat.

Pak Ustad memberitahu para jamaah bahwa sholawat adalah salah satu doa sapu jagad. Ibarat orang tidak tahu siapa Nabi Muhammad, jika mengamalkan sholawat dengan ikhlas, tetap mendapatkan khasiatnya. Surga telah dijanjikan oleh Allah bagi siapa yang cinta pada Nabi Allah. “Suwarganing roso” Itu adalah surga dunia yang kita dapatkan ketika mampu senantiasa berdikir dan bersholawat. Ketenangan batin memang sangat penting dalam hidup kita.

Ketika kita menyalakan senter dan dihadapkan ke kaca, maka cahaya tersebut akan memnatul pada diri kita. Semakin besar dan terang cahaya senter, cahaya yang memantul pada diri kita juga banyak. Begitu juga ketika teladan kehidupan Nabi Muhammad senantiasa kita amalkan, balasan kebaikan pun akan mengalir.


Kecintaan kita kepada Nabi Muhammad memang tidak bisa dilihat dengan mata kita, hanya hati dan perasaan kita yang mampu mengetahuinya, karena ini adalah soal urusan batin. Diungkapkan pun rupannya juga sulit. Yang tahu hanya Allah dan kita yang merasakannya.

Jadi, mari kita tanyakan pada diri sendiri, sudah seberapa kah ukuran cinta kita kepada Nabi Muhammad? Tidak perlu dijawab, tapi dibuktikan dengan meneladani sikap Nabi Muhammad dan mengamalkan sunah-sunahnya. Sebenarnya masih banyak juga yang harus dikoreksi dalam diri kita, untuk meneladani dan mencintai junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad SAW.


Semoga kita senantiasa mendapat sayafat Nabi Muhammad lahir batin, dunia dan akhirat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...