Sabtu, 30 Januari 2016

Seledri Thailand Berasa Aneh




Cita rasa masakan menjadi maknyus setelah ditaburi irisan Daun Seledri atau dibuat sayuran dan dimasak bersama bahan masakan yang lain. 

Seledri
Masakan  yang biasanya tidak lepas dari taburan Daun Seledri adalah Soto. Setiap makan dengan menu Soto, saya selalu membubuhkan racikan Seledri dengan jumlah yang cukup banyak daripada racikan yang lain. Menurut saya, Rasa soto menjadi lebih sedap jika ditaburi potongan Daun Seledri yang banyak. Begitu juga masakan yang lain, seperti Sup, Bakso, Dadar Jagung, Pergedil Kentang, dll.

Beberapa waktu yang lalu teman saya di grup WA memperbincangkan rasa Seledri Thailand yang aneh, setelah saya menyimak perbincangan diantara teman-teman, ternyata teman yang lain juga merasakan sama akan rasa Seledri Thailand. 

Setelah menyimak pebincangan tentang Seledri di grup WA kami, pikiran saya langsung tertuju dengan rasa aneh yang setiap kali saya rasakan ketika makan masakan tertentu. Ternyata rasa aneh yang misterius itu berasal dari irisan Daun Seledri. Siapa menyangka Daun Seledri yang biasanya menjadi penyedap masakan yang sangat saya sukai, tetapi ternyata berubah rasa ketika berada di Thailand. 
 
Sebelum saya tahu jika ternyata yang rasa aneh dari taburan daun Seledri, saya selalu bertanya-tanya dalam benak saya, apa yang aneh dari makanan yang saya makan. Padahal makanannya biasa, seperti halnya sup. Karena saat makan taburan Seledri-nya bercampur dengan nasi, lauk,dan sayuran yang lain, jadi sulit untuk mengetahui rasa aneh yang saya rasakan. Apalagi Seledrinya di potong kecil-kecil. Saya pikir memang sengaja ada bumbu khusus khas Thailand yang di taburkan pada masakan-masakan tertentu.


Setelah teman-teman saya juga bilang kalau seledri Thailand rasanya aneh, selanjutnya saya ingin membuktikannya. Ketika ada masakan yang ditaburi dengan potongan seledri, saya ambil Daun Seledrinya saja dan merasakannya. 

Ya, bener, bener, bener….ini rasa yang membuat saya bertannya-tanya ketika makan masakan yang ditaburi dengan irisan Daun Seledri. Rasanya bener-bener berbeda dengan Seledri yang pernah saya rasakan. 

Sekilas kaya apa ya baunya setelah dimakan …. seperti tumbuhan alang-alang, he he he, menyengat banget. Setelah saya ketahui bau yang nyengat itu berasal dari seledri Thailand, jadi mikir dulu kalau mau makan, sebenarnya saya pingin makan masakan itu, tapi kok ada seledrinya. Ah … bodo amat, santap aja, meskipun kadang sambil nyengir-nyengir.



Songkhla, 30-01-2016


Biarkan Mereka Berkreasi Dulu



Membuat Kolase
       Aku rasa mereka tidak lagi konsentrasi dengan penjelasan yang saya sampaikan jika kondisi kelas tidak kondusif seperti ini. Di jam sebelumnnya mereka belajar tentang kolase, melukis dengan menempel biji-bijiaan pada gambar yang mereka buat. Ketika saya masuk ke kelas, suasana kelas tampak kotor karena banyak biji-bijian yang berserakan di lantai, para siswa yang belopotan lem di tangannya, dan banyak dari mereka yang masih asyik menggambar. Meja mereka saat saya masuk penuh dengan bahan-bahan membuat kolase. 

            Hari ini pada jam ke-6 (13. 45 -14. 30) jadwal mengajar saya di kelas P-5/1 atau setara SD kelas 5 dengan mata pelajaran Bahasa Melayu. Dengan kondisi kelas yang tidak memungkinkan untuk menjelaskan materi kepada siswa, hari ini saya hanya meminta siswa untuk membuka sebentar materi yang ajarkan pertemuan sebelumnya (tentang anggota tubuh)  dan membacannya sambil mengingat-ingat dimana posisi masing-masing anggota tubuh.

            Satu per satu siswa saya minta untuk berdiri di depan kelas sambil menunjuk bagian tubuh yang saya sebutkan atau menyebutkan bagian tubuh yang saya tunjuk. Jika ada siswa yang menyebutkan atau menunujuk anggota tubuh kurang tepat saya mengulanginya hingga mereka bisa melakukannya dengan benar. 

Sejenak mereka yang belum mendapat giliran bisa tenang, baca buku catatannya, memperhatikan temannya yang sedang di depan, dan ada juga yang berlatih terlebih dahulu di tempat duduknya sebelum mendapat giliran maju. Sedangkan yang sudah selesai, melanjutkan menggambar lagi, tanpa memeperhatikan temannya yang sedang tampil. 

Setelah semua siswa sudah maju, sebenarnya saya ingin memberikan tugas selanjutnya, tapi karena ada faktor lain yang lebih membuat mereka nyaman dan senang, jadi waktu yang tersisa saya bebaskan untuk mereka. Biarkan mereka berkreasi dulu.

Sambil menunggu jam mengajar selesai, saya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Dari kolase yang mereka buat terlihat ada yang sudah selesai, ada yang masih menempel bahan-bahan pada gambar, dan ada juga yang masih proses pembuatan bahan-bahannya.

Seperti yang saya tahu sebelumnya, membuat kolase dari biji-bijian bahan utamanya adalah biji-bijian, seperti kedelai hitam, kacang hijau, kedelai kuning, beras, dll, serta menggunakan lem sebagai bahan perekatnya. Mereka menempelkan bahan tersebut sesuai dengan warna yang pas untuk gambar yang mereka buat, misalnya beras untuk membuat awan putih, kacang hijau untuk menggambar pegunungan dan pepohonan, dll. 



Bahan alami yang mereka pakai

Tidak hanya warna alami saja yang mereka gunakan, tetapi mereka juga memberikan pewarna pada biji-bijian agar variasi warnanya lebih banyak. Mencampurkan biji-bijian kedalam pewarna, dikeringkan, dan jika sudah kering bisa ditempelkan. Yang paling banyak variasi warna yang mereka buat  adalah beras, mungkin bijinya yang sangat mudah menyerap warna.



Beras dengan variasi warna

Ternyata tidak hanya biji-bijian saja yang mereka gunakan, pasir pantai juga bisa menjadi bahan tambahan untuk mempercantik gambar mereka. Bahan pasir juga bisa diberi warna-warni.  Selain itu, ada dari mereka yang memakai pelepah kelapa, ranting pohon, dan kerang. 

Pelepah kelapa, ranting pohon, dan kerang juga bisa dipakai

Salah satu bahan yang belum pernah saya tahu sebelumnya, yaitu parutan kelapa yang dikeringkan. Mereka juga memberikan warna pada parutan kelapa yang sudah kering tersebut.



Parutan kelapa yang sudah kering

Agar bisa menghasilkan gambar yang rapi dan menarik, membuat kolase dengan menempel biji-bijian ini membutuhkan kesabaran dan harus telaten dalam tempel menempel. 

Tempel, tempel, tempel..wah hasilnya bagus lhooo.





Songkhla, 29-01-2015


           

           
           

Kamis, 28 Januari 2016

Berusaha Menepati Janji Kecil (ku) pada Mereka



“Students … tomorrow Mrs. Eka will give three pictures about wild animals for you, each student will get three pictures, Chimpanzees, Tiger, and your favorite animal”. 

 Itu lah cuplikan janji kecilku yang sempat saya sampaikan kepada dua kelas yang saya ajar kemarin, M-1/1 dan M-1/2.  Sebenarnya ada lanjutanya yang cukup bertele-tele janji kecil kecil saya itu, karena masih perlu penjelasan lebih lanjut agar apa yang saya sampaikan tersebut bisa diterima oleh siswa, hanya saja saya kalu menuliskan semuanya jadi kemana-mana alias tidak fokus. Sepertinya,  itu sudah bisa mewakili bahan cerita yang akan tuliskan kali ini.

Dua kali pertemuan kami belajar tentang animal, dan hari ini adalah pertemuan ketiga, masih membahas tema yang sama. Dua kali pertemuan saya hanya membahas bacaan yang ada di buku panduan (Sky Book 1, pg: 56). Di halaman tersebut ada dua teks bacaan tentang deskripsi binatang, yaitu Chimpanzees dan Tiger. Di halaman tersebut sudah ada gambar yang cukup mewakili, sehingga saya tidak perlu menyediakan gambar saat menjelaskan kedua binatang itu.

Deskriptive text about Animal on Sky Book 1, pg: 56
Pertemuan pertama, hanya text yang pertama saja yang bisa tersampaikan, tentang Chimpanzees. Menjelaskan isi bacaan yang terlihat hanya sedikit itu ternyata tidak cukup bila disampaikan 5-10 menitaan, satu pertemuan baru kelar. 

Terlebih dahulu saya meminta mereka untuk membaca sekilas bacaan tersebut, sementara saya menuliskan bacaan di papan tulis agar saat menjelaskan bisa lebih mudah. Setelah keduanya selesai, saya memandu siswa untuk membacanya agar mereka bisa mengucapkan dengan benar. Terakhir, membahas isi bacaan bersama-sama dan yang paling akhir adalah meminta mereka untuk menuliskan bacaan tersebut di buku catatan lalu menterjemahkan ke dalam Bahasa Thai. 

Ketika mereka bisa menyalin bacaan ke dalam Bahasa Thai, saya anggap mereka sudah bisa memahami maksudnya. Saya test pemahaman mereka, ketika saya menyebutkan per kalimat atau per kata dalam Bahasa Inggris, siswa segera memberikan responnya dalam Bahasa Thai dengan tanpa melihat buku. Senang, akhirnya mereka bisa memahami teks bacaan deskriptif tentang Chimpanzee dengan baik. 

Cara yang saya lakukan pada pertemuan pertama, saya pakai di pertemuan kedua untuk membahas bacaan yang selanjutnya, tentang Tiger. Poin yang dibahas dari deskripsi gambar kedua mirip dengan yang dibahas pada bacaan sebelumnya, sehingga siswa dipertemuan kedua lebih mudah memahami bacaan tersebut. Janji kecil yang saya tuliskan diatas, saya sampikan diakhir pertemuan kedua kali ini.

Sebenarnya siswa bisa menggambar sendiri kedua binatang itu di samping tulisan mereka (Chimpanzees dan Tiger) tanpa harus membawakan gambar untuk mereka. Tapi, saya ingin melakukan ini, membawakan gambar untuk mereka. 

Saya pikir jika selain ada tulisan dalam buku mereka, juga dicantumkan gambarnya akan lebih menarik. Sedangkan untuk  favorite animal, saya akan membawakan beberapa gambar wild animal untuk mereka, dan memilih salah satu untuk dijadikan  favorite animal. Dari gambar favorite animal tersebut, saya meminta siswa untuk menuliskan deskripsi singkat seperti apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Apa yang harus mereka bawa, yaitu A4 paper, color pencil, dan glue. Saya ingin menempelkan gambar yang mereka pilih di kertas, mereka menuliskan deskripsinya dan di beri warna.

Sesuai apa yang saya janjikan kemarin, bahwa saya hari ini akan membawakan gambar buat mereka, maka tadi malam saya mencari gambar-gambar tersebut dan mengatur sedemikian rupa agar satu lembar bisa memuat cukup banyak gambar, hiks hiks. Saya ingin memberi mereka masing-masing tiga gambar, setiap kelasnya kurang lebih 30 anak, dan ada dua kelas…butuh berapa gambar ya? ahhh banyak ternyata.

Malam baru mencari gambar dan mengaturnya, belum print-nya yang harus menunggu lama jika full color, gunting-gunting, sedangkan aku harus mengajar mereka di jam pertama (09. 00). Aku begitu khawatir jika hari ini saya gagal memenuhi omongan saya kemarin, saya tidak mau jika saya hanya dikira omong kosong. 

Sebisa mungkin saya berusaha agar apa yang sudah saya rencanakan sebelumnya bisa terlaksana. Sudah ada soft file gambar tinggal print. Cukup tidak ya pagi yang tersisa untuk mempersiapkan semua ini…benar-benar khawatir pagi ini.

Setelah apel pagi, masih tersisa waktu sekitar 45 menit, karena waktu tersebut digunakan untuk mengajar mengaji oleh guru yang bertugas sebelum jam belajar dimulai. Jam pertama baru di mulai pukul 09. 00. 

Keinginan saya untuk nge-print di sekolah gagal, karena saya lihat lab komputernya belum buka. Langsung saja saya bergegas pergi ke kedai (penyebutan tempat berjualan makanan, alat tulis, serta barang-barang lain) dekat sekolah. Ini adalah kali pertama saya print di luar, saya begitu kaget saat bertanya harga satu lembar dengan full color, 10 bath atau setara 4.000 rupiah. Awalnya saya ragu untuk melanjutkan, tapi karena saya sangat membutuhkan gambar-gambar tersebut, harganya mahal bukan masalah, yang penting uang saya masih cukup untuk membayarnya (bukannya saya sombong yaaa, he he). 
 
Di awal-awal, hasilnya tdak  bisa maksimal, gambar-nya tidak bisa jelas, beberapa harus di cleaning terlebih dahulu. Semakin dag dig dug jantungku, karena waktu sudah berkurang beberapa menit. Benar ternyata apa yang saya pikirkan sebelumnya, print warna sangat lambat, satu lembar bisa sampai 1 menit lebih. Semakin kencang saja jantung ketidak sabaran saya berdetak, wkwkwk. Pokok bagaimanapun caranya jam 09. 00 harus selesai. 

 Lembar demi lembar akhirnya selesai. Setiap selesai satu lembarnya, saya langsung mengguntingnya sambil menunggu lembaran berikutnya selesai. Saya begitu berterima kasih kepada penjaga toko-nya, karena bersedia membantu potong-potong kan gambar juga (tahu juga jika saya sedang panik he he). Yang penting semua gambar beres, meskipun beberapa hasil guntinganya tidak maksimal, terutama gambar yang saya gunting.

Hasil potongan tidak rapi karena panik ^_^
 
Benar-benar jam 09. 00 tepat selesainya, langsung lariiii, menuju kelas. Siswa sudah siap dengan kertas A4-nya di tangan. Pasti mereka akan kecewa, jika hari ini saya tidak jadi memenuhi janji kecil saya pada mereka.

Dua gambar (Chimpanzees dan Tiger) saya bagikan terlebih dahulu dan meminta mereka untuk menempelnya di samping tulisan yang mereka tulis pada pertemuan sebelumnya. Setelah selesai baru membagikan gambar tentang favorite animal, saya hanya bisa menyediakan empat macam binatang, Gajah, Zebra, Singa, dan Jerapah. Saya tunjukkan gambar tersebut kepada mereka. Saya memilih keempat gambar tersbeut karena menurut saya ada keunikan masing-masing yang menarik untuk di deskripsikan.

Saya tidak langsung memberikan gambar kepada mereka, melainkan harus menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu, “What is your favorite animal?”Saya lontarkan pertanyaan tersebut kepada setiap siswa sebelum mereka menerima gambarnya. Siswa harus menjawab pertanyaan saya dengan lengkap, “My favorit animal is …(Tiger/Elephant/Giraffe/Lion),  jika tidak lengkap maka saya meminta mereka untuk mengulanginya sampai benar. Masing-masing dari mereka mendapatkan gambar sesuai dengan pilihannya.

Saatnya mereka bekreasi, menempelkan gambar pada kertas A4 yang mereka bawa, menuliskan deskripsi binatang favoritnya masing-masing, dan menghias pekerjaan mereka sedemikian rupa. Karena mereka sudah belajar dari dua hewan sebelumnya, mereka cukup mudah dalam mendeskripsikan hewan favoritnya.

Melihat mereka asyik dengan hewan favoritnya masing-masing, tidak sadar jika dag dig dug jantung saya dengan sendirinya menghilang. Ada yang masih sibuk menempelkan gambar, memberi hiasan warna-warni, membuat deskripsinya, dan ada juga yang sudah beres.






#Itu ceritaku hari ini ^__^
Songkhla, 28-01-2016







UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...