Senin, 04 Januari 2016

Pesona Tahun Baru (ku)



Catatan ini barangkali seperti catatan anak SD yang ketika disuruh gurunya untuk menceritakan pengalamannya setelah berlibur. He e, mungkin ada benarnya, karena saya akan bercerita tentang unek-unek saya tentang apa yang saya lakukan ketikan libur tahun baru ini. Sebenarnya hanya cerita sepele saja, tapi entah mengapa saya ingin segera menuangkan uneg-uneg saya ke dalam tulisan. Tanganku juga sudah tidak sabar untuk memainkan keyboard laptopku yang hampir satu minggu tidak kupakai.

Libur sekolah, khususnya sekolah Thayai Wittaya School lebih lama dari hari-hari biasanya. Selain libur akhir pekan, juga ditambah bonus libur di tahun baru (akhir tahun dan tahun baru). Selama hari libur, semua kegiatan baik di sekolah maupun di asrama sekolah ditiadakan. Semua murid yang tinggal di asrama bisa menikmati libur sekolahnya di rumah, begitu juga dengan para guru.

Awalnya, saya sempat bingung mau kemana saya selama hari libur itu. Sebenarnya tidak masalah, kalau terpaksa saya harus tinggal seorang diri di asrama. Ada tugas tersendiri yang harus saya kerjakan saat hari libur (Baca Catatanku: Ketika Akhir Pekan Tiba). Memang jika tidak ada yang mengajakku pergi, tidak ada pilihan lain kecuali tetap tinggal di Pondok, mau pulang ke Indo juga tidak memungkinkan, he e. 

Beberapa minggu yang lalu, saya sempat diajak ke rumah salah seoran guru ke rumahnya, tapi untuk kali ini beliau tidak bisa mengajakku lagi karena akan berlibur bersama keluarga ke rumah mertuanya. Berharap ada guru lain atau siapa yang dengan senang hati mengajakku pergi (Dalam hati saya takut tinggal di asrama sendirian, hiks hiks hiks).

Waktu itu masuk sekolah berakhir pada hari Rabu, sehingga esok hari sudah mulai libur. Ternyata di hari terakhir itu, salah seorang guru mengajak saya untuk pergi ke rumahnya. Beliau adalah Guru Bahasa Melayu di sekolah, Guru. Syarifa. Saya biasa memanggilnya Kak. Syarifa. Kami sudah saling akrab dan beliau juga sangat baik. Jika ingin pergi, saya diminta untuk segera mempersiapkan barang yang harus saya bawa. Karena momen ini yang saya tunggu-tunggu, jadi saya sangat mengiyakan tawarannya, he e. Setelah Sholat ‘Asar berjama’ah, segera bergergas menuju asrama dan mempersiapkan barang-barang yang harus saya bawa.

Karena mendadak, agak dilema juga dengan barang-barang yang harus saya bawa, bawa baju berapa, bawa laptop atau tidak, bawa buku apa, dll. Akhirnya saya memutuskan untuk bawa beberapa potong baju, perlengkapan pribadi, buku tulis dan pensil, serta satu buku bacaan. Sengaja saya tidak membawa laptop, karena berat dan perjalanannya cukup jauh. Biarkan buku tulis dan pensil  tersebut yang saya gunakan untuk menulis jika ada sesuatu yang ingin saya tuliskan. Berharap ada sesuatu yang bisa kutuliskan sebagai oleh-oleh selama liburan kali ini.
Rabu, 30 Desember, sekitar pukul 17.00 kami diantar oleh dua orang pergi ke terminal bus di Hat Yai. Kira-kira 30 menit dari sekolah. Sampai di terminal, kami memesan tiket dan menuju ke kendaraan yang ingin kami naiki. Seperti halnya, di terminal lain, kendaraan berjejer sesuai dengan tempat tujuan. Kami ingin menuju ke Narathiwat. Mencari papan nama yang bertuliskan wilayah tersebut  dan naik kendaraan yang berjejer paling depan. Aku duduk di bangku no. 2 dari depan. Meskipun transportasi umum, tapi sangat nyaman, porsi penumpang yang pas dan full AC. Setelah semua kursi penuh, kami segera berangkat. 

Perjalanan dari Hat Yai ke Narathiwat memakan waktu sekitar 3,5 jam. Karena baru pertama kali saya datang, saya benar-benar menikmati setiap perjalanan. Sayangnya perjalanan kami di malam hari, jadi tidak begitu terlihat jelas pemandangan di luar. Meskipun begitu, tapi tidak mengurangi kesan perjalanan kali ini. 

Layaknya saya pulang ke kampung halaman. Rumah beliau ternyata juga berada di sebuah kampung di salah satu tempat di Narathiwat. Banyak bukit disana. Karena mobil yang kami naiki tidak bisa mengantarkan kami sampai di rumah, jadi orang tua beliau yang menjemput ke tempat kami turun. Masih harus berjalan lagi sekitar 15 menit-an untuk sampai di rumah. 

Keluarga beliau sangat baik, kedatangan saya disambut dengan baik. Hampir pukul 09. 00 kami tiba di rumah. Ibu beliau segera menyiapkan tempat tidur untuk saya. Sebelum tidur, saya diminta untuk makan terlebih dahulu.

Setiap hari saya dimanjakan dengan masakan yang begitu lezat. Kebetulan, Ibu Kak. Syarifa setiap pagi jualan nasi di depan rumah, jadi saya selalu menyantap nasi yang dijualnya. Setiap hari Ibu beliau selalu bangun pagi, karena setiap saya bangun, masak sudah beres dan mulai mempersiapkan masakan yang harus dijual di depan rumah. Ketika saya tanya jam berapa ia bangun, ternyata ia setiap pagi selalu bangun pukul 3.00 atau kadang-kadang jam 3. 30. 

Disana saya begitu dijamu dengan baik, tidak lah etis jika saya tidak melakukan apa-apa. Setiap pagi saya membantu mencuci piring. Sesekali membantu memasak, menyiapkan nasi untuk dijual, ikut berbelanja, dan masih banyak lagi, pokoknya melakukan apa yang sekiranya bisa membantu. 

Selama disana saya juga bertemu orang-orang dikampung. Begitu ramah mereka semua, kami saling menyapa dan kadang berbincang-bincang pula. Kebersamaan juga masih kental di kampung ini. Pernah sekali, di hari Sabtu saya diajak ke masjid terdekat untuk menghadiri acara Maulid Nabi. Setelah mengikuti serangkaian acara maulid, kami semua makan bersama. Seekor sapi disembelih untuk menjamu warga satu kampung yang ada disitu. Masak bersama-sama dan makan juga bersama-sama. Sangat senang berkesampatan bersama mereka.

Di Narathiwat saya juga mendapat kenalan keluarga yang juga begitu baik. Sebelumnya kami hanya mengenalnya lewat telephon saja, karena ada barang titipan yang harus saya berikan kepada mereka. Sesekali saya menghubunginya untuk memberikan penjelasan terkait barang tersebut. Kebetulan rumahnya di Narathiwat, jadi sekalian saya membawa barang titipan untuknya. Siapa tahu mereka tahu saya dimana, dan bisa mengambil barang tersebut.

Tidak hanya sekedar mengambil barang saja ke rumah, tetapi juga menjemput saya dan Kak. Syarifa untuk diajak jalan bersama keluarganya. Seperti apa yang dikatakan oleh teman saya, bahwa keluarga ustad Yusuf ini sangat baik. Selama KPL angakatan kemarin, teman saya tinggal bersama beliau. Selama tinggal bersama keluarga Ustadz, ia diperlakukan layaknya leluarganya sendiri. Senang sekali bisa mengenalnya.

Di hari kamis, keluarga ustadz menjemput saya bersama Kak. Syarifa. Setelah saya minta Kak. Syarifa untuk menjelaskan alamat rumah ke Ustadz lewat telephon, akhirnya beliau bisa menemukan alamat rumah. Kami tunggu kedatanganya. Sekitar pukul 10. 30, mereka sampai, kami-pun segera naik ke mobil untuk menuju ke tempat destinasi pertama. 

Buffee bersama Keluarga Ust. Yusuf di Narathiwat
Kami diajak ke Buffee di salah satu tempat di Narathiwat. Disana kami makan bersama dengan menu serba ada. Berbagai menu disuguhkan, dan kami tinggal memilih menu dan mengambil sesukanya. Ada menu yang sudah siap santap dan juga ada menu harus dimasak dulu. Menu mentahan yang disediakan seperti daging, ikan, cumi, udang, sayuran, dll. Setiap meja disediakan tungku jika kami bersedia untuk makan hasil masakan sendiri. Cukup lama kami menikmati tempat ini sambil ngobrol sana-sini. Tidak terasa juga sudah banyak jenis menu yang sudah kami cicipi. Kalau makan disini, katanya memang harus makan banyak. Rugi katanya jika tidak mencoba semua masakan, he e. Ronde pertama makan sebelum Sholat Dhuhur, lalu istirahat Sholat, dan dilanjut makan lagi dironde kedua setelah Sholat Dhuhur dengan menu yang berbeda pastinya. Terima kasih ustadz.
 
Pantai Narathiwat

Yummi...Menikmati Makanan yang dijajakan di Pantai

Sekitar pukul 15.00 kami baru keluar dari tempat makan itu. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah pantai di Narathiwat. Pantainya cukup indah dengan penjaja makanan di sepanjang jalan menuju pantai. Disana kami tidak terlalu lama, membeli makanan untuk dimakan bersama disana lalu melanjutkan perjalanan kembali.

Masjid Agung Narathiwat
Waktu sudah menunjukkan pukul empat lebih, waktunya Sholat ‘Asar. Kami mampir di Masjid agung Naratiwat untuk Sholat ‘Asar, setelah itu perjalanan pulang. Ustadz Yusuf dan istrinya menyuruh kami untuk menginap di rumahnya, akhirnya k memutuskan untuk menginap semalam di rumahnya. Meskipun baru saja kami bertemu, sudah seperti keluarga sendiri. Mereka semua benar-benar memiliki kebaikan yang begitu tulus.

Keesokan harinya, sekitar pukul 08. 00 kami diantar ke rumah Kak. Syarifa bersama Ustadz. Yusuf dan keluarga. Kami memutuskan untuk berangkat pagi agar mereka semua bisa menikmati nasi pagi yang dijual oleh Ibu Kak. Syarifa. Keluarga Ustadz diterima dengan begitu baik di rumah ini, bagai bertemu dengan saudara baru. Segera Ibu Kak. Syarifa menghidangkan nasi sarapan buat mereka semua. Merekapun menyantap sarapan tersebut dengan penuh kenikmatan, saya juga sarapan bersama mereka.

Setelah selesai makan pagi dan berbincang-bincang diantara kami semua dengan cukup lama, keluarga Ustadz Yusuf berpamitan untuk pulang. Berharap di lain waktu kami bisa bertemu kembali.

Minggu, 03 Januri, kami berdua (Kak. Syarifa dan saya) kembali ke Songkhla, karena esok hari sudah masuk sekolah. Sekitar pukul 14. 30, kami berangkat dari Narathiwat dengan menggunakan Bus kecil, sampai di terminal bus Hat Yai, Songkhla tepat pukul 18. 00. Saya bersama Kak. Syarifa berpisah disini, karena saya harus ke asrama sementara Kak. Syarifa ke tempat kos-nya.

Karena saya berada di kampung, keramaian perayaan tahun baru di Thailand ini tidak bisa saya saksikan, entah dimana tempatnya. Tahun-tahun baru sebelumnya saya juga jarang sekali menyaksikan perayaan tahun baru. Saya lebih memilih ke kampung halaman, meskipun jauh dari keramaian perayaan tahun baru. Itulah cerita pesona tahun baru (ku).

Songkhla, South Thailand
03-04 Januari 2016

2 komentar:

  1. Thailand selatan beda dengan suasana kota thailand pada umummnya; banyak temanku orang pattani yg kuliah di Indonesia :-D

    BalasHapus
  2. Benar sekali Mas. Rullah...wilayahnya mirip" dengan daerah-daerah tertentu di Indo, he e. Bahkan di tempat-tempat tertenti kaya kampung di desa saya wkwk. Terima kasih sudah berkunjung :), salam blogger

    BalasHapus

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...