Senin, 18 Januari 2016

Aku yang Malas (Ber)foto

(Ber)foto sudah menjadi aktivitas yang begitu mainstream diantara kita, sudah umum dilakukan oleh kebanyakan orang. Cekrek…cekrek itu memang sangat penting, karena dengan adanya dokumentasi dari hasil memotret tersebut berarti kita bisa mengabadikan momen-momen tertentu yang mungkin momen tersebut tidak bisa terulang lagi. Mungkin bagi orang-orang yang sangat suka cekrek…cekrek, setiap momen-nya perlu diabadian (obah thithik perlu foto).

Hasil jepretan yang bagus menjadi dambaan setiap orang katika (ber)foto. Sekali jepretan saja kadang belum cukup. Agar bisa menghasilkan gambar yang bagus, perlu dilakukan cekrek-cekrek berulang-ulang sampai bisa mendapatkan gambar yang diinginkan.

Untuk masalah potret-memotret saya tidak begitu pandai. Jika sekali ambil gambar tidak bagus, saya malas untuk mengulanginya lagi, karena hasilnya tidak jauh berbeda. Saya lebih suka meminta gambar kepada orang lain yang sama-sama mengabadikan momen-momen tertentu.

Jadi begini ceritanya kenapa saya tiba-tiba menulis tulisan seperti ini; sejauh ini masih sedikit sekali foto yang saya ambil selama melaksanakan kegiatan disini, terutama pada saat kegiatan pembelajaran. Entah kenapa saya begitu tidak minat, selain tidak hobi, seringkali saya malas. Kalau sudah mengajar saya tidak kepikiran untuk cekrek-cekrek, padahal dokumentasi ini sangat penting. Selain sebagai bukti untuk dilampirkan di pelaporan, kan juga sangat penting untuk dokumen pribadi.

Mengingat dokumentasi kegiatan ini penting adanya, jadi saya sebisa mungkin harus punya dokumentasi setiap kegiatan, terutama kegiatan pembelajaran.
Agar tidak merepotkan orang lain karena harus meminta tolong berkali-kali untuk memotretkan, maka saya akan memakai video pembelajaran sebagai dokumentasi saya. Dari video kan juga bisa dijadikan foto. Mau tau ceritanya?

Saya teringat dengan teman saya (Mbk. Desy) yang waktu itu kami perlu sekali foto-foto hasil wawancara dengan Kepala Desa untuk memenuhi salah satu tugas kuliah kami. Kebetulan dokumentasinya dibawa teman saya yang lain dan diantara kami tidak ada yang menyimpan foto tersebut. Untungnya saya menyimpan video-nya. Karena harus segera dikumpulkan, jadi kami mengambil dari video tersebut untuk foto-nya. Mbk. Desy ternyata bisa mengambil foto dari video tersebut.

Saya lupa-lupa ingat bagaimana cara dari video tersebut bisa diambil fotonya. Seingat saya, setelah menemukan gambar yang diinginkan dari video itu, lalu di “pause” dan klik kanan, setelah itu saya benar-benar lupa dipilih menu apa. 

Malam ini saya membuka kembali video tersebut dan mencoba-coba cari cara membukannya. Setelah saya coba berkali-kali, akhirnya saya bisa menemukannya. Agar tidak lupa lagi, penting kirannya menuliskannya dalam catatan saya kali ini. Berikut langkah-langkah yang saya temukan untuk mengambil foto lewat video:

Cara 1:

1. Membuka terlebih dahulu video yang diingkan. Kali ini video yang saya buka ketika saya dan teman-teman sedang wawancara dengan Kepala Desa Jabalsari, Tulungagung; Ibu. Sunarti untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah (Argumentative Writing, SMT 4). Saya memakai aplikasi GOM Player untuk memutar video tersebut.


Aplikasi GomPlayer untuk membuka video

2. Jika ingin foto tersebut tersimpan, klik tombol “pause” tepat pada durasi gambar yang kita inginkan. Dalam video saya kali ini, saya memilih gambar pada durasi waktu 00. 04. 07 detik.
 
Klik "Pause" pada durasi 00. 04. 07
3. Selanjutnya Klik kanan pada video tersebut, lalu pilih opsi "Video" dan pilih menu "Save the Current Frame". Maka akan muncul tulisan “Saved to the designatet folder …” pada video itu. Berarti gambar sudah berhasil disimpan. Tersimpan dimana? Tidak perlu pusing mencari larinya file yang tersimpan, karena ada caranya sendiri.

Klik kanan-pilih "video"-Save the Current Frame

Saved to the designated folder

4. Untuk membuka file yang tersimpan tersebut, tinggal mengulangi cara diatas, pilih opsi "Video", lalu pilih menu “Open screen capture folder”, maka file akan terbuka…taraaaa.
 
Klik kanan-pilih "video"-Open Screen Capture Folder
Kita bisa membaca lewat data ini bahwa file telah tersimpan di My Document-GomPlayer-Capture. Foto berhasil diabadikan.

Foto tersimpan di My Document-GomPlayer-Capture

Cara 2:

Cara yang kedua ini lebih cepat, tapi foto tidak bisa langsung secara otomatis tersimpan di dalam folder.

1.Tidak perlu klik “Pause” dan klik kanan. Ketika sudah bertemu gambar yang diinginkan, segera klik tombol “PRTSC SYSRQ” pada keybord. Tombol ini fungsinya untuk screenshot. Lalu paste. Saya coba paste di tempat penyimpanan data tidak bisa, jadi bisa-nya di paste di Ms. Word atau PPT.
 
Paste di Ms. Word
2.Jika ingin gambar dari Ms. Word tersimpan, saya biasanya meng-copy gambar tersebut di PPT, setelah itu letakkan cursor pada gambar dan klik kanan. Plih menu “Save as picture ...”. Maka gambar tersebut akan menuju ke tempat penyimpanan data, tinggal klik “save”.
Copy gambar di PPT-Klik kanan-Save as Picture

Save

 Menurut saya dengan mengambil foto lewat video ini lebih efektif, tinggal memilih momen yang ingin diabadikan. Tidak perlu lagi cekrek-cekrek berkali-kali. Hmmm, ini kerjaan orang yang malas foto he e e. Mau ambil gambar saja, ribet amat. Entahlah…….
 
Kirannya ada yang pengen mencoba?

Hatyai District, Songkhla
18-01-2016



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...