Beberapa kali
pertemuan, saya sempat diminta untuk mengajar Bahasa Melayu di tingkat Parthom
(SD) kelas 5 dan 6. Tapi, karena ada perubahan jadwal saya tidak lagi mengajar
Bahasa Melayu dan minggu kemarin saya diminta untuk mengajar kembali. Senang,
bisa bertemu mereka lagi. Saya suka saat mengajar di kelas Melayu, selain
materi yang saya sampaikan mutlak dari saya, sehingga lebih enjoy menyampaikan materinya.
Untuk beberapa pertemuan sebelumnya, materi yang saya berikan yaitu
tentang perkenalan dan warna, pada pertemuan kali ini materi Bahasa Melayu
berlanjut membahas tentang anggota tubuh. Saya tertarik untuk membahas materi
anggota tubuh karena selain mudah menyampaikan materinya, saya juga sudah menyiapkan
beberapa activity untuk menyampaikan materi tersebut. Ternyata siswa
juga sangat antusias memperhatikan penjelasan yang saya sampaikan dan mereka
juga mau melaksanakan instruksi yang saya berikan dengan baik.
Ketika saya bertanya kepada siswa tentang nama-nama anggota tubuh
dalam Bahasa Melayu hanya beberapa siswa saja yang bisa menunjuk bagian
tubuhnya dan mengucapkan ke dalam Bahasa Melayu, itupun tidak banyak. Sedangkan
sebagian besar siswa yang lain tidak tahu nama-nama anggota tubuh dalam Bahasa
Melayu.
Tidak ada media yang special untuk mengajarkan materi ini. Saya
hanya menggunakan potongan kertas yang bertuliskan nama-nama anggota tubuh.
Saya potong kertas HVS A4 menjadi empat bagian lalu saya tuliskan nama-nama
anggota tubuh disitu.
Pertama-tama saya memperkenalkan anggota tubuh dengan sebuah gambar
manusia setengah kartun yang saya buat di papan tulis. Saya tidak pandai
menggambar, yang penting gambar saya lengkap dengan anggota tubuhnnya, he e.
Sempat di tertawakan murid-murid juga pada saat menggambar karena proporsinya
tidak sesuai, tangan panjangan sebelah, ternyata jarinya cuman empat, hidungnya
tidak ada, dll. Meskipun banyak kekurangan dari gambar yang saya buat, tapi senang
karena gambar saya telah menyita perhatian siswa.
Setelah selesai menggambar saya tidak langsung memberikan nama
anggota tubuh pada gambar tersebut, saya terlebih dahulu bertanya kepada siswa tentang nama-nama anggota tubuh
dalam Bahasa Melayu. Hanya beberapa siswa saja yang bisa menunjuk bagian
tubuhnya dan mengucapkan ke dalam Bahasa Melayu, itupun tidak banyak. Sedangkan
sebagian besar siswa yang lain tidak tahu nama-nama anggota tubuh dalam Bahasa
Melayu.
Lalu saya beralih ke potongan kertas. Saya
menujukkan satu per satu potongan kertas dan mengajak siswa untuk
mengucapkan nama anggota tubuh dalam Bahasa Melayu dengan benar. Saya memberikan contoh bagaimana mengucapkannya, kemudian
siswa menirukan. Agar siswa bisa terlatih, saya mengulaginya hingga beberapa kali. Mungkin ada nama anggota tubuh yang lucu
bagi mereka karena belum mendengar sebelumnya, seperti kata lutut, dagu, leher,
jari, dll, sehingga saat saya mengucapkan kata tersebut, sontak mereka tertawa
dengan kompak. Satu per satu nama anggota tubuh dari potongan kertas tersebut
berhasil diucapkan oleh siswa.
Sekarang giliran siswa berusaha untuk memahami nama anggota tubuh
dengan menunjuk bagian tubuh yang telah saya instruksikan, saya juga berusaha
ikut menunjuk bagian tubuh saya. Misalnya saya bilang kepala dan menunjuk
kepala saya, maka siswa berusaha untuk memegang kepala mereka masing-masing,
dan seterusnya. Ketika ada siswa yang masih kebingungan, maka saya akan
mengulanginya beberapa kali hingga siswa bisa menunjukkan bagian tubuh dengan
benar.
Keyakinan saya jika mereka sudah bisa mengenal anggota tubuh dengan
baik, ketika saya meminta mereka untuk menyebutkan nama anggota tubuh dengan
Bahasa Thai, sedangkan saya mengucapkan dengan Bahasa Melayu, di tahap ini saya
juga mengulanginya hingga beberapa kali. Mereka bisa serentak mengucapkan kata tersebut dengan
Bahasa Thai.
Tahap selanjutnya yaitu meminta beberapa orang siswa untuk maju ke
depan. Mereka akan bermain anggota tubuh dengan patung pintar. Potongan kertas
berisi nama anggota tubuh saya beri selotip. Satu orang menjadi patung
sedangkan beberapa siswa yang lainnya menempelkan nama-nama anggota tubuh yang
saya sediakan di tubuh si patung pintar dengan benar. Meskipun masih ada
beberapa siswa yang bertanya dimana letaknya, tapi mereka sudah berusaha dengan
baik mencari anggota tubuh yang sesuai. Para siswa terlihat senang dan ceria
dengan permainan ini. Mereka banyak tertawa karena melihat teman-teman mereka
menjadi patung dengan nama-nama anggota tubuh yang menempel.
Terakhir, saya menempelkan nama-nama anggota tubuh pada gambar
yang saya buat dipapan tulis dan sedikit memberikan penjelasan kepada siswa.
Mengulangi kembali bagaimana membacannya sambil menunjuk posisi bagian tubuh
yang diucapkan.
Setelah selesai saya meminta siswa untuk menyalin gambar beserta
nama anggota tubuh ke dalam buku catatan mereka dan ternyata pekerjaan mereka
lebih bagus dan rapi daripada gambar saya di papan tulis.
Alhamdulillah pertemua pertama untuk materi anggota tubuh
tersampaikan dengan baik, masih ada beberapapertemuan lagi untuk materi anggota
tubuh pastinya dengan kegiatan yang berbeda.
Songkhla, 25 Januari 2016
Mengasyikkan. Wah kreatif
BalasHapus