“Di mana
bumi di pijak, di situ langit di junjung”.
Ungkapan diatas sudah tidak asing lagi di
telinga saya dan tiba-tiba melintas dalam benak saya. Cocok kirannya untuk
menggambar situasi saya saat ini.
Pentingkah saya berusaha belajar untuk memahami
Bahasa Thai? Jika mengingat ungkapan tersebut (sebaiknya selalu mengikuti
kebiasaan dan adat istiadat di tempat kita berada), menjadi penting adanya
untuk menggunakan Bahasa Thai ketika saya berada di Thailand. Berusaha untuk memahami
Bahasa Mereka juga termasuk bentuk nyata bagaimana saya menghargai adat atau
budaya mereka. Meskipun masih sedikit Bahasa Thai yang bisa saya gunakan dan
masih belepotan, tetapi jika saya mencoba berbicara dengan orang-orang disini
menggunakan Bahasa Thai, mereka senang menaggapinya.
Sebenarnya selain bahasa Thai, di sini juga ada
yang memakai bahasa daerah atau Melayu yang biasa digunakan oleh penduduk
muslim disini, biasa disebutnya Melayu Jawi. Melayu jawi sangatlah berbeda
dengan bahasa Indonesia, sehingga harus berkali-kali menanyakan apa yang
dimaksud oleh pembicara, tapi setidaknya hal ini bisa sedikit membantu kami
dalam berkomunikasi.
Namun hanya sedikit saja yang bisa, cuma
mereka-mereka yang tinggal di provinsi-provinsi dekat dengan Malaysia, semisal
Narathiwat, Yala, dan Pattani. Untuk mereka yang asli tinggal di Hat Yai ini
tidak bisa berbahasa Melayu Jawi, mereka biasa menggunakan Bahasa Thai.
Mayoritas orang-orang di wilayah yang saya tempati ini (Hat Yai) menggunakan
Bahasa Thai sebagai Bahasa Kesehariannya, sangat sedikit sekali dari mereka
yang bisa berbahasa Melayu.
Di awal-awal kemarin saya pernah menuliskan
catatan jika Bahasa Adalah Senjata, agar
bisa berkomunikasi dengan mudah, saya harus berusaha untuk memakai Bahasa Thai.
Ketika saya benar-benar tidak bisa berbahasa Thai dan memahami Bahasa Mereka,
saya terhambat untuk melakukan apapun. Sampai saat ini saya masih berusaha
belajar, dengan mengoleksi kata-kata yang biasa dipakai sehari-hari dan sedikit
demi sedikit saya mencoba menggunakan Bahasa Thai yang telah saya pahami untuk
berbicara dengan mereka.
Memang selama disini tidak disediakan waktu
khusus untuk belajar Bahasa Thai, tetapi saya mengusahakan diri saya sendiri
untuk bisa belajar Bahasa Thai sehingga sedikit-sedikit saya bisa memakaianya
ketika berbicara sehari-hari, sebagai andalan utama dalam berkomunikasi dengan
orang disini. Tanya kepada guru-guru disini atau murid sering saya lakukan agar
saya bisa memahami arti suatu kata dalam bahasa Thai.
Waktu awal-awal disini, setiap saya ingin
mengucapkan sesuatu terlebih dahulu saya tulis di lembaran-lembaran kertas
dalam Bahasa Inggris atau Indonesia, dan menanyakan artinya kepada guru yang
lain atau murid. Sengaja saya gunakan lembaran kertas agar bisa ditenteng
kemana-kemana dengan mudah, jadi jika sewaktu-waktu ingin berbicara saya bisa
langsung membukannya. Semakin hari hingga saat ini sudah semakin bertambah
kata-kata yang terkumpul dalam lembaran kertas tersebut.
Karena seringnya saya buka kertas tersebut,
sudah tidak karuan bentuknya. Beberapa hari yang lalu saya berniat memindahkan
kata-kata tersebut, khususnya yang sudah berhasil saya pahami kedalam buku saku
khusus untuk menuliskan Bahasa Thai yang saya pelajari agar lebih praktis. Saya
tuliskan berdasarkan jenis kosa katannya, misalnya yang ada di kamar mandi, di
sekolah, di kamar tidur, dll. Maskipun masih sangat terbatas, sehendaknya bisa
menjadi andalan saya ketika berbicara dengan orang-orang yang ada di sini.
Bahasa Thai yang saya pahami itu masih sebatas
bagaimana saya bisa mengucapkannya dengan mudah (memakai English letter versi
saya), lebih dari itu masih banyak sekali sebenarnya hal-hal lain yang harus
saya perhatikan, diantaranya memahami intonasi ketika mengucapkannya. Cukup
banyak kata-kata yang menurut saya diucapkan dengan cara yang sama, tetapi
ternyata harus diucapkan dengan nada irama yang berbeda, menggunakan intonasi
yang berbeda di setiap katanya. Berbeda intonasi, maka akan berbeda pula
artinya.
Misalnya kata ‘maa’, ini bisa diucapkan dengan
arti yang berbeda, yaitu “anjing” dan “memanggil seseorang untuk kemari (mari
ke sini)”. Riskan juga ternyata. Jika sempat salah nada, inginnya memanggil
orang, bisa-bisa berarti anjing, ha ha ha. Contoh kata lain yang diucapkan nada
yang berbeda, misalnya “khao”, kata tersebut bisa berarti “nasi”, “Sembilan”,
“masuk”, atau mungkin masih ada arti yang lain yang saya tidak tahu. Saya juga
masih bingung bagaimana untuk bisa mengucapkan kata tersebut dengan nada yang
tepat di setiap katannya, mana yang diucapkan dengan datar, tinggi, rendah,
naik, atau turun. Masih banyak lagi contoh yang lain.
Pentingnya memperhatikan intonasi dalam
berbicara dalam Bahasa Thai, kadang membuat orang yang saya ajak bicara bingung
karena setiap saya mengucapkan Bahasa Thai tidak disertai dengan nada yang
benar (Bahasa Thai versi Jawa). Contoh kecil yang pernah saya alami ketika saya
iseng menyapa seseorang yang lagi makan, “Aroi mai kha?” “Enak Kak?” Ternyata
tidak langsung mendapat tanggapan dari beliau. Dia mengerutkan keningnya,
pertanda tidak paham dengan apa yang saya maksudkan. Lalu saya menunjukkan
acungan jempol untuk memperjelas pernyataan yang saya ajukan. Barulah setelah
itu dia paham. Dia bilang, kata Thailand yang barusan saya ucapkan itu salah,
makanya dia tidak mengerti. Lalu membenarkan bagaimana cara pengucapannya bahwa
saya harus memanjangkan pengucapan salah satu suku kata untuk merujuk tempat
yang saya maksud. Jadi seperti mengaji Al Quran saja, ada panjang pendeknya,
hiks hiks.
Ada yang lebih loouucu lagi lhooo seputar
Bahasa Thai, yaitu abjad Thai (kokai). Coba cermati sejenak tulisan Thai
berikut ini ขอให้โชคดี , he he he, sekilas
seperti cacing pita yang lagi baris, wk wk wk. Mirip juga dengan tulisan Bahasa
Jawa (HaNaCaRaKa) seperti yang pernah saya pelajari waktu SD dan SMP dulu. Saya
pernah meminta siswa di asrama untuk mengajari saya bagaimana cara membaja
abjad Thai dan juga pengen tahu teknik menulisnya. Tapi saya menyerah, buuanyak
jumlah huruf dasarnya, belum lagi juga harus mengetahui pasangan atau
sandangannya (dalam HaNaCaRaKa), intonasi yang berbeda juga harus ditulis
dengan abjad Cukup saja saya tahu bagaimana menulis nama saya saja dalam Abjad
Thai. Terima kasih yang sudah membantu mengajari saya menuliskan nama depan
saya dengan Abjad Thai. Khop Khu Kha ^__^.
Hat Yai Distric, Songkhla
24-25.01.2016
nice post
BalasHapus