Aku rasa mereka tidak lagi
konsentrasi dengan penjelasan yang saya sampaikan jika kondisi kelas tidak
kondusif seperti ini. Di jam sebelumnnya mereka belajar tentang kolase, melukis
dengan menempel biji-bijiaan pada gambar yang mereka buat. Ketika saya masuk ke
kelas, suasana kelas tampak kotor karena banyak biji-bijian yang berserakan di
lantai, para siswa yang belopotan lem di tangannya, dan banyak dari mereka yang
masih asyik menggambar. Meja mereka saat saya masuk penuh dengan bahan-bahan
membuat kolase.
Hari ini pada jam ke-6 (13. 45 -14.
30) jadwal mengajar saya di kelas P-5/1 atau setara SD kelas 5 dengan mata
pelajaran Bahasa Melayu. Dengan kondisi kelas yang tidak memungkinkan untuk
menjelaskan materi kepada siswa, hari ini saya hanya meminta siswa untuk
membuka sebentar materi yang ajarkan pertemuan sebelumnya (tentang anggota
tubuh) dan membacannya sambil
mengingat-ingat dimana posisi masing-masing anggota tubuh.
Satu per satu siswa saya minta untuk
berdiri di depan kelas sambil menunjuk bagian tubuh yang saya sebutkan atau
menyebutkan bagian tubuh yang saya tunjuk. Jika ada siswa yang menyebutkan atau
menunujuk anggota tubuh kurang tepat saya mengulanginya hingga mereka bisa
melakukannya dengan benar.
Sejenak
mereka yang belum mendapat giliran bisa tenang, baca buku catatannya,
memperhatikan temannya yang sedang di depan, dan ada juga yang berlatih
terlebih dahulu di tempat duduknya sebelum mendapat giliran maju. Sedangkan
yang sudah selesai, melanjutkan menggambar lagi, tanpa memeperhatikan temannya
yang sedang tampil.
Setelah
semua siswa sudah maju, sebenarnya saya ingin memberikan tugas selanjutnya,
tapi karena ada faktor lain yang lebih membuat mereka nyaman dan senang, jadi
waktu yang tersisa saya bebaskan untuk mereka. Biarkan mereka berkreasi dulu.
Sambil
menunggu jam mengajar selesai, saya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Dari
kolase yang mereka buat terlihat ada yang sudah selesai, ada yang masih menempel
bahan-bahan pada gambar, dan ada juga yang masih proses pembuatan bahan-bahannya.
Seperti yang
saya tahu sebelumnya, membuat kolase dari biji-bijian bahan utamanya adalah
biji-bijian, seperti kedelai hitam, kacang hijau, kedelai kuning, beras, dll, serta
menggunakan lem sebagai bahan perekatnya. Mereka menempelkan bahan tersebut
sesuai dengan warna yang pas untuk gambar yang mereka buat, misalnya beras
untuk membuat awan putih, kacang hijau untuk menggambar pegunungan dan
pepohonan, dll.
Bahan alami yang mereka pakai |
Tidak hanya
warna alami saja yang mereka gunakan, tetapi mereka juga memberikan pewarna
pada biji-bijian agar variasi warnanya lebih banyak. Mencampurkan biji-bijian
kedalam pewarna, dikeringkan, dan jika sudah kering bisa ditempelkan. Yang
paling banyak variasi warna yang mereka buat adalah beras, mungkin bijinya yang sangat
mudah menyerap warna.
Beras dengan variasi warna |
Ternyata
tidak hanya biji-bijian saja yang mereka gunakan, pasir pantai juga bisa
menjadi bahan tambahan untuk mempercantik gambar mereka. Bahan pasir juga bisa
diberi warna-warni. Selain itu, ada dari mereka yang memakai pelepah kelapa,
ranting pohon, dan kerang.
Pelepah kelapa, ranting pohon, dan kerang juga bisa dipakai |
Salah satu bahan yang belum pernah saya tahu sebelumnya,
yaitu parutan kelapa yang dikeringkan. Mereka juga memberikan warna pada
parutan kelapa yang sudah kering tersebut.
Parutan kelapa yang sudah kering |
Agar bisa
menghasilkan gambar yang rapi dan menarik, membuat kolase dengan menempel
biji-bijian ini membutuhkan kesabaran dan harus telaten dalam tempel menempel.
Tempel, tempel,
tempel..wah hasilnya bagus lhooo.
Songkhla, 29-01-2015
Belajar yang menyenangkan mengembangkan kreatifitas. Mantep mbak eka!
BalasHapus