Sabtu, 02 Desember 2017

[BOOK REVIEW] AKU, ANAK MATAHARI KARYA GOLA GONG



Buku Aku, Anak Matahari



Seorang motivator dari Perancis, Joseph Joubert berkata “Children need models more than they need critics”. Anak lebih membutuhkan teladan daripada kritik. Anak selalu berbuat kebaikan kepada orangtua, pasti karena berkat orangtualah yang memang selalu memberikan teladan kebaikan kepada anaknya, dan sebaliknya. Peran orangtua dalam pendidikan anak sangat kuat. Ibu dan Bapak sama-sama memiliki peran besar sebagai pendidik dalam keluarga. Ketika Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, dibalik itu ada sosok Bapak yang menjadi kepala madrasah. Begitulah ibaratnya. Keduanya saling bekerjasama demi kebaikan anaknya.

Pernahkah membaca kisah percobaan bayi yang pernah dilakukan oleh Raja Frederick penguasa Jerman abad 13? Saya kutip dari www.hidayatullah.com, berikut kisahnya.

Raja Frederick, penguasa Jerman abad ke-13 saat itu pernah merampas 50 bayi dari dekapan ibunya. Frederick ingin tahu, jika bayi-bayi manusia tidak diasuh dan diajak bicara, bahasa seperti apa yang mereka gunakan. Berhari-hari bayi-bayi malang itu hanya diasupi susu, dimandikan, lalu ditinggal di tempat tidur. Hingga akhirnya bayi-bayi itu meninggal satu persatu.

Membaca kisah tersebut, saya bersyukur sekali mempunyai orangtua yang sangat sangat menyayangi dan mendidik saya dengan sepenuh hati. Sungguh berharganya sentuhan kasih sayang beliau berdua mulai dari kehidupan awal saya di dunia hingga kini. Semoga kasih sayang juga bisa selalu saya limpahkan untuk kedua orangtua.

Buku berjudul Aku, Anak Matahari karya Gola Gong tak lain mengisahkan peran hebat kedua orangtua beliau dalam menjalani setiap jejak langkah kehidupan yang tidak ringan. Gola Gong bertutur banyak tentang keluarganya, tentang bapak dan emak yang mendidik dengan penuh cita dan kasih sayang menjadi sumber inspirasi baginya.

Saya meneteskan air mata ketika mengetahui kisah beliau semasa kecil, saat kecelakaan merenggutnya sehingga membuat tangan kiri beliau diamputasi. Tidak terlintas dalam benak saya bahwa sosok hebat ini berlengan satu. Saya pun juga tidak menyadari hal itu ketika beberapa teman berkesempatan dengan Gola Gong dan berfoto bersama lalu mengunggahnya di laman FB. Segala sesuatunya tampak baik-baik saja. All is well dan memang begitulah adanya.

Sederet orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik malah menjadikan mereka lebih hebat. Namun, terkadang kita yang diberikan anggota tubuh lengkap punya fikiran bahwa masih ada banyak kekurangan, sehingga menyurutkan semangat untuk maju.

Buku ini dikisahkan dengan gaya bahasa naratif dan dipadu dengan puisi sebagai pembuka tulisan. Ketika membacannya seakan Gola Gong mengisahkan cerita-cerita beliau tersebut secara langsung.

Di bab dua, salah satunya beliau menceritakan kronologi kejadian kecelakaan yang menimpannya. Gola Gong kehilangan tangan kiri sebatas sikut pada usia 11 tahun tepatnya ia menjalani operasi amputasi pada bulan Oktober 1973. aktu itu ia dan teman-temannya bermain di alun-alun kota dan ada tentara latihan terjun payung, Gola Gong kecil menantang kawan-kawannya untuk adu keberanian seperti penerjun payung. Adu keberanian tersebut dilakukan dengan cara loncat dari pohon dan berujung celaka bagi Gola Gong karena ia mengalami cidera parah sehingga tangan kirinya harus diamputasi sebatas sikut (Hal. 47-48).

Mengetahu bahwa tangan kirinya tidak akan panjang lagi, tentu membuat Gola Gong sangat terpukul. Apalagi kejadian itu menimpa kala beliau masih kecil. Kekuatiran untuk diejek teman, tidak bisa bermain bersama, dll tentu ada. Namun, pada kenyataanya beliau tidak merasa terpukul dan sedih. Gola Gong tetap bersemangat dan mampu menjalani hari-hari layaknya anak normal lainnya. Bahkan, berkat kasih sayang kedua orangtua dan sederet aktivitas yang dijalani setiap harinya membuat beliau lupa bahwa telah kehilangan lengah kirinya.

Orangtua beliau memang telah mempersiapkan Gola Gong dengan cinta agar ia mampu menghadapi kehidupan yang keras tanpa merasa sedih dan rendah diri. Gola Gong digmbleng oleh orangtuannya dengan buku bacaan, olahraga  dan dengan dongeng sebelum tidur, hingga tayangan film agar memiliki mental baja ketika maju ke medan perang kehidupan. Benar, beliau benar-benar menjadi pemenang dlam kehidupan.Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain. Begitulah prinsip Bapak dan Emak Gola Gong dalam mendidik.

Badminton membawaku keliling dunia merupakan salah satu judul tulisan yang ada dibuku ini. Gola Gong menceritakan peran ayah yang sangat telaten dalan mengajarinya olah raga, misalnya berenang dan badminton. Hasilnya, Gola Gong mampu meraih berbagai kejuaraan badminton se-Asia Pasifik layaknya atlet berlengan dua. Ada yang menarik dari kisah ini. Selain memberikan berbagai macam pengetahuan, misalnya lewat membaca, cerita dongeng, film, bagi orangtua, terutama Bapaknya berolah raga sangat penting. Hasilnya, Gola Gong mampu meraih berbagai kejuaraan badminton se-Asia Pasifik layaknya atlet berlengan dua. Karena jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang kuat. Hal itu dicamkan baik-baik olehnya.

Bapak dan Emaknya punya cara yang sangat berbeda saat mendidik Gola Gong. Ketika Bapaknya mendidik dengan learning by doing, berbeda dengan Emaknya yang lebih ke dukungan psikis. Fisik yang kuat menjadi wadah yang pas bagi kebutuhan psikis. Keduanya saling melengkapi. Emaknya selalu menyemangati Gola Gong dengan nasehat-nasehat yang menenangkan, sehingga apapun yang akan dilakukan ia selalu bersemangat, bersikap optimis, dan sangat kreatif meskipun dirinya cacat.. Menurut Gola Gong, Emak ialah sosok yang selalu mengasah hati dan jiwanya, membuatnya untuk tetap rendah hati. Kehidupan yang begitu harmonis.

Judul buku Aku, Anak Matahari memang punya filosofi yang kuat. Kedua orangtua beliau ibarat sosok mataharinya, yang selalu memberikan peran hebat baginya. Ketika sosok ayahnya sakit dan meninggal dunia, Gola Gong sangat sedih. Meskipun sang matahari itu sudah tak ada, namun sederet pembelajaran yang sudah diajarkan untuknya masih senantiasa memancarkan cahaya terangnya. Ketika mendidik keempat anaknya, Gola Gong sepenuhnya meneladani apa yang orangtuannya ajarkan kepadannya. Gola Gong dan Istrinya juga menjadi orangtua hebat. Selain orangtua yang hebat, Gola Gong juga menjadi penulis hebat.





1 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...