Penampakan cover novel |
Novel ini
sudah selesai saya baca sejak Bulan November yang lalu. Menyesuaikan dengan
cerita yang mengambil Bulan November sebagai setting-nya, maka tidak salah jika saya menyelesaikan membaca novel ini juga di Bulan November. Saya sedikit
kesulitan memahami alur cerita, bahkan hampir putus asa karena penulis
telah mengambil setting cerita di luar negeri, yaitu Milan, Italia. Karena belum
familiar dengan tempat-tempat yang digunakan, jadi saya harus mengulang-ulang
untuk menemukan kejelasan perannya. Untuk memahami penokohan ceritannya, saya
juga harus jeli mengingat-ingat peran setiap tokohnya agar tidak keluar dari
alur cerita. Pelan-pelan dan sedikit demi sedikit saya baca, pada akhirnya bisa
khatam.
Kisah Ghita
dalam novel ini bermula ketika cobaan datang bertubi-tubi menghampiri Ghita
kala Bulan November. Bagi-nya Bulan kesebelas ini seolah mati dan kering. Ghita
tengah kehilangan nenek kesayangannya dan juga ibunya, selain itu rintangan
yang tidak mudah dilalaui oleh Ghita untuk mewujudkan mimpinya di Bulan
November ini. Mimpinya sangat kuat untuk menjadi pemain opera seperti sang
nenek.
Sesaat
sebelum meninggal, Nenek Ghita, Lestari Larasati atau Nonna (Panggilan
kesayangan) meninggalkan sepucuk surat wasiat untuk sang cucu. Surat wasiat
tersebut berisi tentang petualangan Ghita yang harus dilewati untuk mewujudkan
cita-citanya seperti sang Nenek, pemain opera Rigolleto di Milan, Italia.
Tantangan
terberat untuk mewujudkan mimpinya adalah Papanya sendiri. Ia tidak ingin
anaknya terjun ke dunia seni. Meskipun terhalang dengan sikap ayahnya yang
sangat otoriter, Ghita tetap ingin memperjuangkan mimpinnya.
Dalam
perjalannya ke Italia, Ghita dijemput dengan sahabat kecil Ghita pada waktu di
Italia dulu, namanya Benigno. Papa Ghita menyuruh Benigno untuk menjemput
anaknya di Bandara Malpensa, Italia. Teman kecil Ghita itu ternyata tidak
sebaik dan setulus ketika menjadi sahabatnya dulu. Perlakukan Benigno
seringkali membuat Ghita benar-benar kecewa.
Ketika baru bertemu,
seraya Benigno menunjukkan tampang baiknya untuk juga mendukung apa yang ingin
Ghita lakukan. Ghita juga terlelap dalam cerita masa kecil yang berusaha
Benigno ungkapkan kembali, seolah-olah persahabatan masa kecil itu akan
terulang kembali. Namun ulah menyakitkan bagi Ghita berulang kali dilakukan
oleh Benigno. Ternyata, ia adalah orang kepercayaan Papa Ghita yang
bersekongkol untuk menggagalkan mimpi Ghita menjadi pemain opera.
Perlakuan
Benigno yang sempat membuat saya geram (lhooo saya kok ikut-ikutan main, ha ha) ketika Ia mengajak Ghita mengunjungi
Museum Alla Scala di salah satu gedung opera di Italia.Nie tempatnya, he he
Museum Ala Scala, Italia |
Bukannya Ghita malah
senang diajak ke gedung opera, tapi malah sebaliknya. Di dalam gedung tersebut
bertemu dengan salah seorang teman waktu SMA, namanya Rosalia. Ternyata ia
sudah janjian sebelumnya dengan Rosalia tanpa sepengatuhan Ghita. Tidak sengaja
Ghita mendengar perbincangan antara Benigno dan Rosalia yang membicarakan
tentang dirinya. Benigno benar-benar berkhianat dengan Ghita.
“Tadi Benigno
menyadari bahwa aku mendengar semua perkataanya. Aku telah melihat pribadi
Benigno yang sebenarnya. Dia bukanlah teman masa kecilku yang baik hati dan
jahil. Kini ia berubah menjadi lelaki sombong dan manipulative. Tak sudi
berurusan dengannya sehingga aku memutuskan berlari menghindari kejarannya –
Pg. 35
Dengan
membawa sepucuk surat wasiat dari nenek sebagai petunjuk jalan menggapai
mimpinya, Ghita menjauh dari Benigno. Saat kabur, di jalan raya Ghita melihat
sosok nenek yang ingin menyebrang jalan. Menolong Nenek atau menghindari
kejaran Benigno? Ghita begitu bimbang saat akan menolong nenek tersebut, karena
takut Benigno melihatnya. Dengan ketulusan hatinya, Ghita berhasil
menyalamatnya nyawa nenek itu.
Benar saja,
akhirnya Benigno bisa bertatapan kembali
dengan Ghita. Benigno memaksa Ghita untuk mau kembali ke rumah papanya. Sempat
terjadi pertengkaran antara keduanya, tetapi Ghita berhasil memenangkan
perlawanan. Ia melanjutkan perjuangannya kembali dengan naik kereta menuju
Sicilia.
Rintangan
apalagi yang akan dihadapi Ghita setelah berhasil melarikan diri dari kejaran
Benigno (orang suruhan Papa Ghita, Tn. Allonza)?
Sicilia
adalah salah satu di Italia. Untuk bisa mengukir mimpinya, dalam surat wasiat
dari nenekna bahwa ia harus pergi ke Sicilia untuk menemui Tuan Elmo Castrogiovanni,
seorang komposer. Sepanjang perjalanan yang ia lalui, ia masih harus berhadapan
lagi dengan berbagai macam hambatan.
Pelabuhan Messina |
Untuk menuju
ke Sicilia, Ghita terlebih dahulu harus bersinggah di Pelabuhan Messina dengan
menggunakan kapal Fery. Sembari menunggu kapal Fery datang, ada sesorang lelaki
yang tiba-tiba memperkenal diri, namanya Marcello. Tidak mau terulang lagi
seperti saat bersama Benigno, maka Ghita tidak gampang percaya dengan wajah sok
baik dengan laki-laki bernama Marcello ini. Lekaki itu juga ingin naik kapal
Fery untuk menuju ke pelabuhan Messina. Ia menjadi teman Ghita selama
perjalanan dengan kapal Fery, tapi setelah sampai di Pelabuhan Messina mereka
berpisah.
Apakah
tantangan selanjutnya yang harus Ghita lalui?
Sesuai
dengan arah yang di tuliskan di surat wasiat, bahwa setelah turun dari
kapal di Pelabuhan Messina seharusnya ia harus naik Bus dengan jalur Taormania-Catania,
tapi ternyata Bus yang naiki itu jalur Taormania-Milazzo. Berdasarkan ceritannya,
antara Catania dan Milazzo itu berlawanan arah, antara Utara dan Selatan. Bus
yang Ghita naiki tidak bisa sembarangan berhenti (apa sejenis bus patas ya, ha
ha) sebelum sampai di tempat tujuan. Tiket bus-pun Ghita tidak punya ketika
naik Bus sejenis patas ini =D, sebagai gantinya ia harus membayar denda sebesar
100 euro. Padahal uang Ghita sangat mepet sekali, belum lagi harus memikirkan juga kebutuhannya
ke depan selama di Italia. Agar bisa terlepas dari masalah ini, mau tidak mau
ia bersedia mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak sedikit itu.
Menyusuri
jalan Milazzo dengan kesendiriannya, tanpa sengaja Ghita menabrak seorang pria.
Pria itu tanpa basi-basi langsung marah-marah dan tidak meminta ma'af.
Di jalan
Milazzo tersebut, Ghita mendapati sebuah tempat yang begitu dipadati
pengunjung, yaitu Piazza Maggiore. Ia mampir di tempat itu untuk melihat
pertunjukan seni yang ditampilkan.
Piazza Maggiore |
Lelaki yang
tidak sengaja ditabrak Ghita ternyata juga ada disitu, mereka berdua bertemu
lagi ditempat yang sama. Konflik dalam cerita ini lagi-lagi terjadi, apa yang
selanjutnya terjadi pada mereka?
Setelah
mereka bertemu, lelaki itu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, namany
Francesco. Ia sempat mengungkit-ungkit kejadian itu, tetapi Ghita dengan berat
hati segera meminta ma’af. Francesco menerima permintaan ma’afnya selama ia mau
mengikuti tantangannya, yaitu battle dance, Francesco menantang Ghita untuk
Battle Dance . Saya juga bingung apa alasan Francesco tiba-tiba menawarkan
tantangan Battle Dance kepada Ghita, padahal Ghita kurang mengusai tantangan
ini. Ghita lebih berbakat untuk menyanyi Seriosa.
Untuk
memenuhi tantangannya ini, Francesco punya teman namanya Maria. Ia yang
akan berduel dengan Ghita. Maria terkenal dengan Battle Dancer yang mahir,
tekhnik-tekhnik khusus sudah berhasil ia kuasai.
Saat Maria
tampil, ghita hampir patah semangat melihat penampilan Maria, ia takjub, kagum,
belum lagi cibiran Francesco yang dilontarkan kepada Ghita, bahwa pasti tidak
bisa melakukan battle Dance seperti yang dilakukan ole Maria. Suasana semakin
memanas…..
Tidak mau
menelan kekalahan mentah-mentah, akhirnya di tengah kota Milazzo, ia berhasil
menyanyikan lagu seriosa yang baginya sangat special, karena sering dilantunkan
oleh sang Nenek, Nonna.
Ternyata
Francesco masih belum terima, karena tantangannya bukan menyanyi tetapi menari.
Tidak kehabisan akal, Ghita menantang sang jagoan untuk menyanyi seperti
dirinya. Tapi, Maria tak juga menghiraukan. Maria pergi meninggalkan mereka
berdua. Sesaat setelah pergi, ada kecelakaan kecil yang menimpa Maria. Ia
terjatuh saat pergi dari mereka karena tertabarak oleh lelaki misterius
berkacamata hitam. Tumitnya kesakitan setelah menerima tantangan Battle Dance
dari Francesco.
Ketika Maria
terjatuh, Francesco tak juga tanggap menolongnya. Ia ditolong oleh Ghita. Pria
misterius berkacamata hitam yang menabraknya juga tidak mau bertanggung jawab.
Siapa
sebenarnya pria misterius itu?
Singkat
cerita, Pria tersebut bernama Lanzo. Ditengah kehadiran Lanzo, Ghita masih
pusing dengan sikap Francesco kepada Maria. Ghita begitu dikejutkan
dengan pernyataan Francesco yang memberitahu tahu Ghita bahwa Maria adalah
pacarnya. Tidak terlihat dari gelagak Francesco jika Maria adalah pacarnya,
namun mau bagaimana lagi, kenyataan yang ada seperti itu.
“Maria
mungkin hanya salah satu diantara ribuan gadis Milazzo yang membalut kembali
luka dihatinya, meski berkai-kali disakiti dan dikhianati.” – Pg. 7.
Inikah
kekuatan cinta????? hmmmmm
Sebenarnya
Francesco dan Maria ingin mengajak Ghita ke apartemennya, tetapi Ghita tidak
mau, ia ingin pergi seorang diri. Sebelum berpisah Maria menitipkan sebuah
Liontin kepada Ghita. Semalam Ghita bercerita jika ingin bertemu Tn. Elmo
Castrogeovanni. Katanya liontin ini penuh dengan kenangan. Jika ia sudah berhasil
bertemu dengannya, Ghita harus mengembalikan liontin tersebut kepada Maria.
Diminta untuk menemui Maria di Milazzo, tepatnya di piazza Maggiore, tempat
mereka bertemu saat itu. Masih belum tahu juga apa hubungannya dengan liontin
itu??? *Sampai di akhir cerita tentang liontin tersebut tidak diceritakan kembali.
Sementara
Maria dan Francesco pergi, Ghita melanjutkan perjalanan kembali. Ia pergi ke
sebuah Hotel Locanda Del Bagatto. Ia menghampiri hotel tersebut karena disana
ada pameran seni.
Locanda Del Bagatto |
Sebelum memasuki hotel, Ghita harus terlebih dahulu harus
metitipkan barang bawaannya ke penjaga, menukarkan ranselnya dengan kunci
loker. Lalu, melihat pameran seni lukis yang menghiasi dinding hotel itu.
Locanda del Bagatto Galery |
Di hotel itu
ia bertabrakan dengan sosok pria misterius lagi (lagi-lagi ada pria
misterius). Cereitannya, ketika bertabarakan tersebut, kunci lokernya
tertukar tanpa sepengetahuan keduannya. Pria misterius ini sifatnya cuek,
dingin, penulis bilang tak memiliki rasa, seperti manusia robot. Meminta
“ma’af” sambil melanjutkan perjalan kembali, tanpa berkata-kata. Mengabaikan
segalan keadaan.
Ketika ia
menuju penitipan barang, Ghita kaget karena yang di dalam loker bukan lagi
ranselnya. Tiba-tiba ia mengingatnya, mungkin kunci lokernya telah tertukar
dengan pria misterius ketika menabraknya. Ghita yakin jika ia masih disekitar
sini, langsung Ghita mengejarnya.
Berusaha
mengejarnya tapi belum bertemu juga. Niatnya ingin mengetahu identitas pria
itu, dibukanya ransel yang ia bawa. Pria ini sepertinya penggemar seni juga,
karena dari dalam tasnya ditemukan buku kuno yang sampul luarnya tertuliskan
Donatello. Sepengat ahuan Ghita, ia adalah seniman. Ghita menemukan juga kamera
di dalam tas pria itu, ketika membuka kamera tersebut, ada sesuatu yang membuat
Ghita terkejut. Dalam folder video, ada rekam pada saat Ghita bernyanyi seriosa
di Piazza Maggiore. Ternyata pria misterius itu diam-diam telah merekamnya.
Perjalanan-pun
dilanjutkan, dibalik kaca ia melihat pria misterus yang tengah duduk sambil
menyandarkan kepalanya. Setelah Ghita memanggil pria tersebut, bukannya malah
menghapiri, tetapi malah berlari menjauhi Ghita. Ada apa gerangan?
Ghita tak
kehabisan akal, dengan menerobos jalan akhirnya bisa menghadang pria misterius
itu. Disaat Ghita memperkenalkan diri dihadapannya, tiba-tiba pengawal papa
Ghita datang, berteriak memanggil Ghita. Tanpa basi-basi ia harus segera
melarikan diri sebelum mereka menangkapnya. Ghita menarik tangan pria yang baru
saja ia kenal untuk diajak kabur.
Setelah ia
berlari dengan jarak yang cukup jauh dari pengawal Papa Ghita. Ghita berlanjut
bertanya kepada pria misterius itu, karena ia belum sepat berkenalan. Awalnya ia tak
mau menjawab saat ditanya namannya oleh Ghita. Pria misterius yang kesekian
kalinya itu bernama Lanzo Giardino. Ia pria yang sangat datar, tidak begitu
eksptesiif yang kadang membuat Ghita bingung dengan sendirinya.
Perjalanan
selanjutnya yang akan ditempuh Ghita yaitu Taormina. Sekarang tidak lagi
sendirian karena ada Lanzo yang bersedia menemani. Sifatnya yang dingin,
membuat Lanzo termakan dengan ancamannya. Ghita akan menghapus semua folder di
kamerannya, jika tidak mau menemani
pergi ke Taormina. Akhirnya ia mau pergi bersamannya. Dengan Naik bus ditemani
dinginnya malam dengan sikap Lanzo yang cuek, sampailah akhirnya di Taormina.
Meskipun Lanzo sangat cuek, setidaknya ia bisa menjadi teman kedendirian Ghita.
Bersama
Lanzo, Ghita menginap di Hotel Mamma Maria Hotel.
Mamma Maria Hotel |
Selama di Hotel tersebut
Lanzo tidak begitu memperhatikan Ghita, cuek dan dingin. Setiap ingin
melontarkan pertanyaan kepada Lanzo, pikir-pikir dulu karena jawabannya selalu
cuek.
“Sumpah,
rasanya berjuta kalimat tanya yang telah sampai diujung bibirku. Tapi langsung
tertahan begitu teringat jawban-jawaban Lanzo yang selalu tidak mengenakkan.”
--Pg. 98
Lanzo begitu
tampak pucat waktu itu. Segera ia manarik ranselnya yang ada dipunggung Ghita,
karena ada obat pil yang harus diminum lanzo. Terlalu lama ia di luar rumah,
membuat kondisinya tidak stabil.
Cerita
berlanjut saat Ghita melihat sebuah bangunan berdiri megah, Ghita masih ingat
saat Nonna, sang nenek sering cerita akan pertemuannya dengan Tn. Elmo
Castrogiovanni di tempat ini, namanya Palazzo Corvajja.
Palazzo Corvajja |
Ghita berharap, kali ini
adalah berakhirnya perjalanannya untuk bertemu beliau. Tetapi, seketika telah
sampai di depan pintu ingin memanggil nama Tn. Elmo Castrogiovanni, Lanzo saat
itu juga mengajak Ghita pulang. Percuma saja menghampirinya, karena Lanzo
mengabarkan kepada Ghita, bahwa Tn. Elmo sudah meninggal. Kemarahan Ghita pecah
dan kata-katannya sempat membuat Lanzo sakit hati. Lanzo pergi dari Ghita.
Tangis Ghita pecah seketika. Apakah Ghita juga akan kehilangan lagi di bulan
November ini, kehilangan sosok yang tengah dianggap teman sepinya meskipun
sifat Lanzo yang cuek?
Ternyata
Lanzo kembali , ia tidak jadi pergi. Dalam episode ini Lanzo bersikap peduli
dngan Ghita, menyesali tingkahnya kepada Ghita. Sekarang Lanzo bersikap lebih
hangat.
Perjalanan
mereka di Taormina cukup sampai disini, karena dimalam ini Lanzo mengajak Ghita
untuk menyebrang selat Messina dengan sebuah kapal besar. Ketika turun dari
kapal Ghita merasa sesak karena terkena dinginnya angin laut malam. Karena
sepertinya tidak kuat lagi, Lanzo berusaha untuk mneyelamatkan Ghita. Lanzo
menggendong Ghita menuju kedai kopi
yang tak jauh dari pelabuhan. Ternyata, Ghita hanya bersandiwara saja agar Lanzo sesekali bersikap romantis
dengan Ghita. Setelah tahu Ghita hanya mempermainkan Lanzo, sempat membuat
Lanzo marah, kata-kata Lanzo menyakiti hati Ghita. Lalu, Ghita memutuskan untuk
keluar dari kedai kopi tersebut seraya menghindari omelan Lanzo.
Tokoh baru
mmuncul, yaitu Aldi. Ghita melihat ssosok Aldi dari balik jendela. Konon, Ghita
dan Aldi adalah musuh bebuyutan, karena gosipnya pernah menjadi pemisah
hubungan antara dia dan pasangannya, yaitu karina. Sementara Ghita dan Aldi
adalah musuh bebuyutan, namum Lanzo dan Aldi saling kenal baik. Bagaimana sikap Lanzo, sebagai kenalan baik
Aldi kepada Ghita setelah tahu bahwa hubungannya dengan Aldi tidak begitu baik?
Aldi hanya
salah paham saja manuduh Ghita telah menghancurkan hubungannya dengan Karina.
Ghita dan Karina teman baik, mana mungkin ia mencelakai temannya sendiri.
Karina sendiri yang ingin mengakhiri hubungannya dengan Aldi. Ia meminta
sahabatnya Ghita untuk mengirim photo mesra ke akun FB Aldi (padahal Karina
tengah berphoto bersama saudarannya). Karina melakukan ini marena ingin
menyembunyikan penyakit kanker darah, penyakitnya tidak boleh diketahui oleh
sahabatnya dan juga pacarnya. Karina ingin mengakhiri hubungannya dengan Aldi,
agar Aldi tidak lagi menerima beban dari penyakitnya. Karina akhirnya pergi
selama-lamanya sebab penyakit kanker darah yang di deritannya. Mereka berdua
sama-sama kehilangan orang yang disayangi. Pertengkaran kecil terjadi antara
Aldi dan Ghita karena saling tidak terima orang yang disayangi meninggalkannya.
Melihat
mereka berdua saling adu pendapat, Lanzo kembali naik darah. Ghita kesal,
akhirnya meninggalkan mereka berdua. Dalam lubuk hati terdalam Ghita masih
menyimpan harapan bahwa Lanzo akan menghampirinya ketika Ghita pergi. Benar
saja, Lanzo tidak tiga meninggalkan Ghita seorang diri di negeri yang asing
ini. Akhirnya mereka berdua bersatu
kembali.
Setelah
mereka akur, Lanzo bercerita kepada Ghita bagaimana ia bisa berteman baik
dengan Aldi. Saat itu Lanzo berkesempatan mengikuti seleksi pemahat patung yang
diadakan oleh ayah Aldi di Catania. Ia berhasil mendapatkan juara pertama. Dari
situlah Lanzo mengenal Aldi. Berarti Lanzo juga memiliki jiwa seni.
Pada saat
yang bersamaan, sangat tidak diduga sebelumnya oleh Ghita. Lanzo menemukan
selebaran tentang audisi pemeran Rigolleto (yaitu Pemeran Gilda) di Teatro
Greco dan mengajak Ghita pergi pada esuk hari. Impian Ghita sedikit demi
sedikit terwujud untuk bisa bermain opera. Senang bukan main. Beristirahat
untuk makan malam bersama di sebuah restaurant. Sebanarnya ingin sekali kabar
gembira ini diceritakan kepada Maria. Ghita ingi bertemu Maria untuk bercerita.
Penulis dengan mudahnya mempertemukan Ghita dengan Maria, karena maria juga
berada di tempat tersebut bersama Francesco.
Yang semula
rencana pertemuan Ghita dengan Tuan. Elmo Casrogiovani pupus sudah karena
dikabarkan oleh Lanzo bahwa beliau sudah meninggal. Tapi ada kabar bahagia
ketika Ghita bertemu dengan Maria. Maria membawa sebuah Koran yang di dalamnya
tertuliskan Biography Tuan. Elmo Castrogiovanni, beliau masih diceritakan
dengan detail bahwa masih aktif menjadi seorang composer. Beliau menjadi
composer ternama dari Taormina. Seketika itu juga, harapan Ghita untuk bertemu
dengan beliau bangkit kembali. Tuan. Elmo Castrogiovanni masih hidup.
Ada Ghita,
Lanzo, Maria, dan Francesco. Saat itu Maria sadar jika Lanzo seperti sesosok
laki-laki misterius yang pernah menabraknya di Pizza Maggiore hingga membuatnya
terjatuh. Maria juga sedikit heran bagaimana Lanzo dan Ghita bisa bertemu
dengan mereka yang sudah seperti sahabat baik. Maria tak mau ambil pusing.
Fokus kepada temanya, Ghita.
Ghita
bercerita dihadapan Maria, Lanzo, dan Francesco bahwa ia akan berjuang untuk
bertemu dengan tuan. Elmo Castrogiovani.
Cerita
berlanjut saat Lanzo ternyata secara diam-diam telah mengetahui isi tas ransel
Ghita yang didalamnya ada buku Duary Ghita. Ia kaget saat Lanzo bercerita
kepada Ghita tentang cuplikas isi Diary-nya. Apakah Ghita marah? Awalnya marah
tapi akhirnya Ghita tidak tega juga jika Lanzo tersakiti akibat kemarahannya.
Khawatir-lah jika Lanzo meninggalkan Ghita.
“ Kurasa
bumi mendadak berubah bentuk layaknya selembar kertas yang dilipat menjadi
origami kupu-kupu. Beterbangan kesana kemari, menyelinap diantara kekesalan dan
kebencianku pada Lanzo.” –Pg. 135.
Ghita dan
Lanzo kembali romantis. Suara lantang Aldi yang memanggil sosok Lanzo membuat
mereka mengakhiri adegan romantisnya.
Kedatangan Aldi memunculkan masalah kembali. Ia berusaha membongkar
kembali masalah yang pernah ia alami dengan Ghita, yang menuduhnya Ghita
menjadi pemicu perpisahan antara Aldi dengan pacarnya, Karina.
Aldi,
sebagai sahabat Lanzo sangat kesal kepada lanzo karena tengah berteman baik
dengan seseorang yang pernah menjadi musuh bebuyutannya. Aldi marah dengan
Lanzo. bagaimana reaksi Lanzo?
Tak mau
persahabatan antara Lanzo dan Aldi pecah, akhirnya Ghita meminta Lanzo untuk
mengejar Aldi saat ia pergi sehabis marah-marah. Lanzo setengah tidak tiga
meninggalkan Ghita sendirian. Ghita mencoba meyakinkan Lanzo untuk pergi karena
Maria akan segera datang sebentar lagi. Ghita tidak mau Lanzo akan kehilangan
sahabatnya hanya karena termakan oleh ego masing-masing.
Akhirnya
Lanzo pergi menghampiri Aldi dan berjanji akan kembali kepada Ghita saat hari
audisi Opera Rigolleto, Lanzo akan menyaksikan Ghita tampil.
Hari audisi
tiba, …
Ghita
benar-benar menginginkan kehadiran Lanzo saat ia tampil di panggung audisi.
Ternyata setelah ia menunggunya, Lanzo tak kunjung datang. Ghita khawatir jika
Lanzo sengaja meninggalkan Ghita atau mungkin lupa.
Di Teatro
Greco, Ghita bertemu dengan seseorang yang sangat ramah disana, ternyata ia
rupannya juga menjadi peserta audisi. Mereka berdua saling bercerita akan peran
yang mereka mainkan di opera ini. Satu sama lain saling menyemangati.
Lanzo
benar-baner tidak datang di Teatro Greco. Maria-pun juga tidak menampakkan
batang hidungnya. Ghita merindukannya, ia sekali bertemu dengannya. Ghita
akhirnya memutuskan untuk menemui Aldi di Selat Messina, naik bus kesana. Ghita
berharap Lanzo masih bersama Aldi disana.
Setelah
sampai disana, Ghita tidak juga bertemu dengan Aldi. Bukannya Aldi atau Lanzo
yang ia temui disana, tapi bertemu dengan Francesco. Ia tiba-tiba memanggil
Ghita, lalu memaksa mengajaknya pergi. Sempat juga membuat Ghita bingung,
karena tidak tahu sebelumnya yang akhirnya dipaksa untuk pergi bersamannya. Ya,
Francesco ingin mengajak Ghita ke tempat Maria dan Aldi, ia mengetahu
keberadaanya. Farncesco ingin mengajaknya ke rumah sakit Fatebenefratelli. Ghita
semakin panic dan pikirannya kemana-mana.
Sampai
dirumah sakit, terlihat sosok Aldi disana. Semoga Lanzo maupun Maria akan
baik-baik saja. Sejauh ini Ghita belum tahu siapa yang sebenarnya di rumah
sakit. Ghita menghampiri Aldi. Ia menanyakan sosok Lanzo kepadannya, karena ia
mengira sebelumnya bahwa Lanzo bersama Aldi.
Aldi
menceritakan kepada Ghita bahwa Lanzo pingsan, ia kelelahan dan terlalu lama
berhadapan dengan sinar matahari. Kata dokter Aldi terkena penyakit ocular
albinisnism, sejenis penyakit mata. Tapi dibalik ia pingsan tersebut, ada
campur tangan Francesco.
“Ternyata
alasan Francsco bersikap baik padaku tak lain karena merasa bersalah. Pantas
saja ia bersedia susah payah demi menolongku bertemu Lanzo. Benar-benar
cerdik.” –164
Karena tidak
dijelaskan dalam cerita, apa maksud Francesco melakukan hal itu pada Lanzo,
saya tidak menemukan alasannya. Apa saya yang kuran jeli membacannya …..ho ho
ho
Setelah
semua masalah ditujukan kepada Francesco yang menjadi penyebabnya, ia
benar-banar tidak berdaya kali ini. Aldi meminta Francesco pergi sebelum Lanzo
tersadar. Francesco akhirnya pergi.
Di rumah
sakit itu ada tokoh baru muncul, namanya Dalila. Siapa Dalila?
Dengan
bersepatu hak tinggi ia berjalan menuju arah Aldi dan Ghita yang sedang
bersama. Ternyata Aldi mengenalnya, bahwa ia cinta pertama Lanzo. Ghita sedikit
gimana gitu akhirnya, matanya jadi berkaca-kaca. Ada seseorang mengabarinya
bahwa Lanzo sedang di RS, akhirnya Dalila datang. Ghita begitu khawatir jika
Dalila akan merebut sosok Lanzo dari Ghita. Ghita berharap sekali mendapatkan
cintanya Lanzo. Dalila segera masuk ke ruangan dimana Lanzo dirawat. Cemburu
bukan rasa yang mudah diabaikan bagi Ghita …Cuitt Cuitt
Di
tengah-tengah Ghita merasakan campur adhuk akibat kejadian yang baru saja menimpa
Lanzo, dan juga dibuat sesak atas kedatangan Dalila, tiba-tiba Maria datang,
sebelumnya ia juga berada di rumah sakit yang sama. Maria memberikan kabar
kepada Ghita. Maria telah menerima panggilan dari panitia audisi Opera
Rigolleto. Lima kali panggilan datang tapi tidak terjawab. Akhirnya Ghita
menelphon kembali….Kabar bahagia datang kepada Ghita di saat kesedihan datang.
Panitia
bilang, jika Ghita lolos audisi. Ghita diminta untuk datang esok malam di
Piazza IX Aprile. Antara menemani Lanzo di rumah sakit atau menggapai mimpinya
yang tinggal selangkah itu. Aldi bersedia menemani Lanzo selama di rumah sakit
dan meminta Ghita untuk segera pergi. Sedangkan Maria akan menemani Ghita.
Sampai di
Piazza IX Aprile…
Semua
peserta telah berkumpul di tempat ini. Satu per satu peserta yang lolos
dipanggil, slah stunya Ghita. Ghita telah lolos audisi meskipun peran yang
dimainkan di Opera Rigolleto tidak sesuai
dengsn ysng diimpikan. Bukan peran utama yang dimainkan Ghita, melainkan
peran pembantu, yakni sebagai Maddalena. Langkah selanjutnya yaitu memainkan
peran yang telah ditentukan pada Esok Sore di Teatro Greco. Ghita janjian
dengan teman-temannya disitu untuk berlatih bersama-sama.
Ghita-pun
meminta Matia untuk pergi terlebih dahulu, karena kasihan jika Maria harus
menemaninya hingga esok hari.
Sebelum
pergi meninggalkan Ghita, Maria melihat sosok Tuan. Elmo Castrogiovanni di
tengah kerumunan orang banyak itu. Elmo Castrogiovanni di tengah kerumunan
orang banyak itu. Maria memanggilnya. Dengan sedikit nervest bahagia, Ghita
juga berusaha memanggil beliau. Tuan. Elmo Castrogiovanni pun menghampiri.
Mereka
berdua bersyukur akhirnya dipertemukan di tempat ini, Piazza Maggiore. Setelah
bertemu dengan Tn. Elmo Castrogiovanni, Ghita bercerita tentang perjuangannya
bertemu dengannya sedangkan Tn. Elmo Castrogiovanni menceritakan pertemananya
dengan Sang Nenek Ghita. Tuan juga memiliki keinginan untuk pergi ke Indonesia
berkunjung ke Peristirahatan Nonna. Tetapi Ghita belum bisa menanggapi sepenuhnya
atas keinginan Tuan Elmo, karena jika pergi ke Indonesia, sia-sia perjuangannya.
Ghita bercerita kepada Tuan Elmo bahwa esok malam akan bermain bermain Opera
Rigolleto dengan peran barunya.
Tuan. Elmo
akan menenuinya lagi esok hari saat Pentas Opera, maka saat itu juga ia pergi.
Ghita bersama Maria. Sepanjang perjalanan Ghita dan Maria menceritakan Tuan.
Elmo dan Nonna, nenek Ghita, salah satunya berkaitan dengan kisah cinta yang
mereka duga. Ujung ceritanya berakhir ketika Maria memberitahu Ghita bahwa
Tuan. Elmo pernah pernah dituduh membunuh pesaingnya yang juga seorang composer.
Sejak saat itu namanya hilang dari dunia opera. Lewat informasi dari Koran yang
ia baca, Maria juga mengatakan bahwa Cinta Tuan. Elmo kepada nenek Ghita,
lestari Larasati begitu kuat, sampai akhirnya memutuskan untuk tidak menikah demi
cintanya. Mendengar cerita tersebut Ghita heran saja, karena tidak ia ketahui
sebelumnya.
Penguhujung
November menjadi akhir cerita dari Novel ini. Ghita akhirnya berhasil tampil di
panggung Opera Rigolleto di Teatro Greco dengan memainkan peran sebagai Maddalena.Ratusan
pasang mata menyaksikan penampilannya. Bakat Nonna benar-benar menurun kepada
sang cucu, Ghita. Dengan lihai ia memainkan perannya. Binar-binar kekaguman
tampak dari wajah pengunjung. Semula Ghita sedih karena teman-temannya
disaksikan oleh orang tuannya, sedangkan Ghita tidak. Ternyata, dibalik
kerumunan penonton itu hadir sosok papa Ghita. Melihat penampilan Ghita, hati
sang papa seketika lunak. Ia baru menyadari akan bakat sang putri. Tak lama
mengahadap ghita karena harus ia harus pergi. Papa Ghita sudah baik dengannya.
Dibalik
perjuangan Ghita yang akhirnya ia bisa menjemput mimpinya itu tak lain ada
campur tangan Lanzo didalamnya. Lanzo yang membuat Ghita begitu yakin jika
mimpinya bakal terwujud. Pada akhirnya mimpinya itu benar-benar terwujud. Ghita
bahagia pastinya. Lanzo-lah seakan-akan yang berhasil membuatnya bahagia.
“Lanzo
berhasil menghapus jejak-jejak pilu dari bulan November yang seolah mengutukku”.
–Pg. 203.
Sesulit
inikah untuk memperjuangkan mimpi itu?, yakni harus berani berkorban dan
menerima setiap tantangan yang ada. Tapi ketika mimpi tersebut bisa terwujud,
pnderitaan itu akan berbuah dengan kebahagiaan.
Oh, iya,
novel ini mengambil setting cerita di Italia. Dengan begitu, aku bisa berkunjung
di banyak tempat di Italia dengan membaca novel ini, khususnya di Sicilia. Nice
stories. ^__^
bagussss bukunyaaaa-!!!!
BalasHapus