Jumat, 26 Juni 2015

Catatan Ramadhan #8: Menembus Kabut Pagi

          Pagi ini saya ingin melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Perjalanan pagi hari itu menurut saya sangat enak, belum terlalu banyak kendaraan yang lalu lalang, di samping itu suasanannya juga masih fresh. Kabut pagi akan menemaniku selama perjalananku pulang ini.
          Saya ketagihan pulang ke rumah di pagi hari, saat perjalanan sudah sampai di suruh-panggul banyak keindahan alam yang kami temukan. Keadaan jalan yang berkelok-kelok menurut saya juga menjadi kesan tersendiri. Meskipun berkelok-kelok tapi jangan salah, sampai di panggul jalannya sudah tidak seperti yang dulu lagi. Sekarang jalannya sudah enak, sudah lebar.
Jalan yang lurus dan mulus malah terkadang malah membuat saya bosan. tidak bisa menikmati suasana perjalanan. Seperti halnya perjalanan dari Tulungagung ke Trenggalek. Selama perjalanan dari T. Agung-T. Galek jalannya jarang yang berliku, cuman lurus terus ngikutin jalan. Pemandanganpun juga tak semenarik pada saat perjalanan sudah menuju Suruh-Panggul, hanya ada hamparan sawah yang hijau dan luas di kanan-kiri jalan, tidak lebih dari itu. Jadi jika di ceritakan, tak semenarik cerita saat di jalan yang berliku layaknya jalan menuju kotaku tercinta, Panggul.
Ya, untuk menuju kota ku tercinta ini harus melewati perjalanan yang berliku, tapi tak kalah seru. Perjalanan yang berliku saya mulai di daerah Suruh dengan melewati tanjakan yang tidak begitu extrim. Setela itu, saya nanti akan melewati hutan pinus dengan pemandangan alam yang cukup keren menuurut saya. Pemandangan pagi hari tampak lebih keren lagi, saat sampai di daerah puncak. Hmmm,, Trenggalek juga punya “puncak” yang pemandangan dan suasananya tak kalah indah. Saya juga tidak tahu kenapa daerah disitu di sebutanya dengan puncak, tapi aku melihat ada papan yang bertuliskan Warung Puncak di daerah itu, sehingga keyakinanku semakin kuat jika di daerah ini benar-benar puncak. Sangat cocok jika namannya puncak, karena memang disitu menjadi titik tertinggi daerah Trenggalek. Pemandangan diditu sangat keren.Disitu udarannya juga sangat dingin. Kadang karena tidak kuat menahan dinginnnya kabut pagi disitu, saya membawa penghangat tubuh, seperti minyak kayu putih.
Kostum untuk menembus kabut pagi sudah siap, jaket tebal, kaos kaki, sarung tangan, masker, dan helm. Berdo’a dan siap untuk meluncur. Semoga perjalanan menembus kabut pagi bisa lancar. 

T. Agung, 27-6-2015


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...