Jumat, 04 Maret 2016

Kabarku juga Bapakku



Ma’afkan anakmu Pak, aku baru memberi kabar kepada Bapak. Setiap kali saya telepon, nomor Bapak selalu tidak aktif. Saya maklum akan hal itu, Bapak tidak selalu siap sedia dengan HP di tangannya. Pekerjaannya yang setiap saat pergi ke sawah dan kebun, membuat Bapak tidak begitu berminat untuk membawa HP ke kebun atau ke sawah.

Jaringan telphon di rumah saya juga cukup sulit. Jika bebetulan HP tidak diletakkan di tempat-tempat tertentu, panggilan masuk tidak bisa di terima. Kadang untuk membalas pesan masuk pun tidak bisa terkirim. Hanya tempat-tempat tertentu saja yang bisa dijangkau oleh jaringan telepon. Jika perlu, selalu pergi ke tempat yang lebih terbuka untuk bisa telpon atau SMS denga leluasa. Kan rumah saya tertutup dengan pepohonan dan gunung, jadi jaringan telephon sedikit terhambat, he he he.

Karena sebab diatas, selama di Thailand, saya memberi tahu kabar kepada Bapak atau menanyakan kabarnya hanya lewat perantara saja, belum bisa menanyakan kabar Bapak secara langsung. Biasanya Adhik yang saya minta untuk menceritakan tentang kabar orang rumah. Ketika Adhik sedang ada di kota untuk kuliah, ia lebih mudah untuk dihubungi dan bisa bercerita panjang lebar dengannya. Sesekali ia pulang ke rumah, saya meminta Adhik untuk menceritakan semua tentang ku yang telah saya ceritakan dengannya, lalu menceritakan ke saya kembali akan kabar keluarga di rumah setelah ia kembali ke kota. 

Rasannya rinduku dengan Bapak, tidak cukup diobati dengan cerita kabar tentangnya, tanpa mendengarkan langsung suara Bapak yang dalam keadaan sehat. Beberapa hari yang lalu saya menghubungi saudara saya di desa yang kebetulan rumahnya sedikit terbuka (maksdunya berada dekat jalan raya desa dan banyak rumah di sekelilingnya). Bapak sering ke tempat saudara saya tersebut untuk belanja. Suatu saat, jika Bapak pergi kesana lagi, saya minta kepadannya untuk memberitahu Bapak buat menghubungi saya atau dengan memberi tahu saya dan saya akan segera menelpon Bapak. 

Tadi malam panggilan dari nomor baru masuk. Sayang saya tidak bisa menerimannya, karena sedang sholat. Setelah saya amati, nomornya, nomor Indonesia. Setelah saya paggil balik, ternyata itu nomor Bapak saya. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mendengarkan kabar langsung dari Bapak. Meskipun pulsa saya hanya cukup bebebrapa menit saja untuk berbincang dengan Bapak, sehendaknya rasa rinduku dengan kabar Bapak bisa sedikit terobati. Syukurlah, Bapak sehat.

Ternyata Bapak benar-benar tahu tentang kabarku. Di sela-sela saling bercerita tentang kabar kami, ia sedikit bercerita tentangku disini, ia tahu dari cerita Adhikku. Bapak senang ketika mendapati kabarku yang baik-baik saja, karena yang susah-susah memang sengaja tidak saya ceritakan, he he he. Saya pun juga senang mendapati kabar Bapak dan keluarga di rumah (kakek dan nenek) yang juga sehat. 

Thailand, 04-05 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...