Kamis, 10 Maret 2016

Mencoba Nasi Kerabu, Si Nasi Biru



Kemarin menjelang waktu Maghrib, saya bersama beberapa guru lainya diajak oleh kepala sekolah untuk makan malam. Kalau yang ajak Kepala Sekolah, berarti kami dapat jatah makan malam gratis, he he. Alhamdulilllah ...

Karena saat berangkat waktu sudah masuk Maghrib, kami berhenti dulu di Lotus (Departement Store) yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Bukannya untuk belanja, namun bersinggah menunaikan Sholat Maghrib. Meskipun tempat berbelanja, tetapi tempat Sholat disini sangat strategis, akses masuknya mudah, tidak perlu menyebrang jalan, selain itu tempatnya juga bersih. 

Karena tidak berniat untuk belanja, setelah selesai Sholat, kami langsung menuju ke tempat parkir mobil, lalu melanjutkan perjalanan lagi. Hanya perlu beberapa menit lagi untuk sampai di kedai yang kami tuju. Sebelumnya tidak dikasih tahu mau makan di tempat mana, tapi aku bisa menebaknya. Tempat itu ...  yang biasa kami makan, dan bisa jadi malam ini makan disitu lagi. He he feeling ku memang kuat, mobil berjalan pelan setelah dekat kedai yang saya maksud, lalu meyebrang jalan, dan sampailah kami. 

Mungkin kedai ini menjadi tempat yang paling aman dan nyaman, selain harganya yang murah, masakannya juga enak, dan pelayanannya juga bagus. Kedai ini bukan seperti restoran, namun tempatnya sederhana layaknya warung atau street food. Banyak kedai muslim yang menjajakan makanan di area ini, mulai dari nasi, jajajan, minuman, dan masih banyak lagi, biasanya buka dari sore hingga tengah malam. 

Kami menuju kursi yang disediakan. Dalam satu meja hanya ada beberapa kursi saja, sedangkan kami ingin duduk tidak terpisah agar bisa makan bersama-sama. Pelayanan di kedai tersebut siap membantu menggeserkan meja dan kursi agar bisa kami tempati bersama. Dua meja digabung jadi satu, lalu kursi di tata berhadap-hadapan sejumlah rombongan kami. Tempat sudah siap, lalu kami ambil posisi masing-masing. 

Tak lama kemudian pelayan datang untuk mencatat pesanan kami. Kebanyakan dari memesan Nasi Kerabu, termasuk saya. Untuk minumnya, tiga orang memesan teh hangat, sementara yang lain pesan air kosong. Saya juga baru tahu kali ini kalau ada minuman air kosong juga, he he he. Air kosong itu kita hanya disediakan es batu dalam gelas. Kita menuangkan airnya dari tempat air minum yang telah tersedia dimeja
  
Akhirnya, kemarin malam saya bisa mencoba hidangan Nasi Kerabu yang konon sangat populer tersebut.  Iya, ini yang pertama kalinya. Sebenarnya, waktu awal-awal disini, saya pernah diajak beberapa kali ke kedai ini, tapi yang saya pesan bukan Nasi Kerabu, tapi nasi putih biasa dengan lauk telur dan ayam bumbu.  

Beberapa teman saya katanya sering makan Nasi Kerabu, tapi saya belum karena disekitar sekolah tidak ada orang yang jual, jadi ditunda dulu makan Nasi Kerabunya. Setelah sekian lama ditunda, akhirnya saya bisa mencicipi yang namanya Nasi Kerabu, Si Nasi Biru. 

Ada yang bilang Nasi Kerabu itu pecel di Thailand dan ada yang bilang Nasi Urap ala Thailand, yang benar yang mana? Sekilas memang mirip, tapi banyak tidaknya, karena sangat jauh berbeda dengan hidangan nasi pecel, atau nasi urap yang biasa saya makan. Lain Indonesia, lain pula di Thailand, tidak boleh disamakan karena memang masing-masing punya keunikan tersendiri.

Seperti inilah hidangan sepiring Nasi Kerabu yang menjadi santapan makan malam saya kemarin malam. 



 Sepiring Nasi Kerabu

Inginku bilang lucu, menarik, unik, dengan penampilan Nasi Kerabu ini.  Nasinya berwarna biru keabu-abuan dan ditemani dengan aneka sayuran mentah sebagai pelengkap, seperti taoge, kacang panjang, kol, mentimun,  bunga cirang atau kecombrang, serta dedaunan lainya yang diiris kecil-kecil yang saya tidak kenal, diatasnya ditaburi bubuk serundeng, bubuk cabe, dan dicucuri sedikit kuah budu/ sos ikan (kuah berasa asam, asin, dari ikan). Tidak lupa rebusan telur dan ditambah kerupuk menjadi pelengkap menu yang tampak unik ini. …Hmmm, awalnya, saya merasa aneh mencicipi menu Nasi Kerabu, sebab kolaborasi bahan-bahan makanan yang tidak biasa di Indonesia, tetapi menjadi hal yang sah-sah saja bagi masyarakat Thailand selatan ini dan sangat digandrungi pula.

Rasa lapar yang melanda, juga rasa penasaran dengan makanan yang satu ini, membuatku lahap. Memang bruk-bruk yang ada di Nasi Kerabu menjadi pelengkap yang pas dari sono-nya, jadi sudah menjadi pasangan yang pas. Perpaduan sayuran mentah diiris kecil-kecil, serundeng, kuah budu, cabe bubuk, dan telur sangat pas dipadukan dengan Nasi berwarna biru itu. Selain rasanya yang gurih dan lezat, menurut saya rasa Nasi Kerabu ini segerrr, segar karena sayuran mentahnya. 
Aslinya, Nasi Kerabu ini lebih lebih popular di Malaysia. Mungkin karena Thailand Selatan yang wilayahnya berbatasan dengan Malaysia, Nasi Kerabu jadi ikut popular juga. 
Warna menarik dari Nasi Kerabu ini ternyata dibuat dari pewarna alami kelopak kembang Telang. Sepertinya saya tidak asing dengan bunga seperti ini, benar-benar tidak asing lagi ….mungkin benar-benar saya pernah menjumpainya, namun saya tidak terlalu perhatikan.
 

Sb. Gambar: Bunga Telang untuk pewarna biru alami pada Nasi Kerabu

Ternyata exstrak bunga ini memang berfungsi untuk pewarna alami pada makanan atau minuman Info selebihnya tentang bungan telang bisa dilihat dalam artikel ini dan ini.

Jangan lupa mencoba Si Nasi Biru jika ke Thailand atau malaysia ^__^

Thailand, 11.03.2016



1 komentar:

  1. Makanan Khas satu ini kalau di jakarta di sebut Nasi Uduk,akan tetapi di malaysia namanya Nasi Lemak,semoga aja rasanya gak jauh beda

    BalasHapus

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...