Minggu, 08 Mei 2016

Pulang Kampung dan Tradisi Bawa Bekal



Ketika sebagian orang, khususnya pelajar atau Mahasiswa  yang setelah pulang kampung kembali lagi ke kos menganggap bahwa membawa bekal dari rumah adalah sesuatu yang membuatnya rempong atau sudah tidak kekinian alias ndeso, saya bukan yang termasuk salah satu di dalamnya. Saya termasuk salah seorang yang panatik membawa bekal dari rumah untuk saya bawa ke tempat kos.

Apa sudah menjadi kebiasaan saya dulu ya? Waktu tinggal di Pondok, apa-apa bawa dari rumah, mulai dari bahan masakan untuk persediaan selama beberapa minggu kedepan, masakan matang untuk dimakan bersama dengan teman, masakan matang untuk persediaan beberapa hari kedepan, bahkan sampai kayu bakar untuk memasak kadang saya sempatkan untuk membawa dari rumah. Kalau pas saya lama tidak pulang kampung, biasanya keluarga akan datang ke Pondok untuk mengirim bekal-bekal tersebut.

Hingga kini, tradisi tersebut masih berlaku (bagi Saya). Setiap kali saya pulang kampung dan kembali ke kos, saya selalu membawa banyak jenis bekal dari rumah. Selama bekal itu ada di rumah dan sekiranya perlu, maka saya akan membawanya. Jika memang  tidak ada, ya tidak memaksakan, saya akan membawa bekal seadanya. 

Orang tua saya di rumah juga sangat antusias menanggapinya ketika saya ingin membawa sesuatu untuk saya bawa ke kos, jadi cocok sekali. Selain kantong lebih aman, juga menurut saya ada kesan tersendiri saat saya bisa membawa bekal dari rumah.

Yang paling sering bekal untuk saya bawa adalah berupa makanan matang yang siap makan atau makanan kering praktis. Sampai di kos, saya akan membuka bekal tersebut untuk dimakan bersama-sama dengan teman-teman. Makan di kos-pun seperti terasa makan di rumah berkat racikan bumbu dan olahan tangan Simbok yang penuh kasih ketika memasaknya, he he. Belum lagi kalau Simbok menyiapkan makanan kering yang praktis untuk kebutuhan darurat, seperti serundeng, abon, atau sambel pecel. 

Misal Simbok pernah nggak masak, pasti ada saja yang dijadikan bekal. Seperti tadi malam, selain saya membawa bekal makanan dari Rumah, juga ada buah Pepaya. Tanaman Pepaya hasil berkebun simbok di pekarangan rumah berbuah dan kebetulan kemarin saya pulang sudah ada yang di petik, sehingga sekalian dibawakan sebagai bekal. Simbok meminta saya untuk membagi dengan teman-teman meskipun hanya sedikit.  Selain itu, juga masih ada bekal lainnya yang saya bawa, seperti separangkat bumbu dapur, Beras, camilan tradisional, dll.

Tulungagung, 09.05.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...