Kamis, 12 Mei 2016

Nikmati Sensasi Rasa Alami Nasi Gegog



Awalnya saya iseng saja untuk bertanya-tanya tentang Bendungan (merupakan salah satu kecamatan di Trenggalek) yang konon sangat terkenal dengan Sego Gegog-nya. Sama sekali saya belum pernah menginjakkan kaki saya disana, karena banyak yang bilang bahwa medan yang harus dilalui sangat sulit dan jauh. Dengan tahu info seperti itu, membuat saya tidak tertarik untuk kesana. 

Setelah sekian lama mengurungkan niatan untuk pergi ke Bendungan-Trenggalek tapi belum juga keturutan, akhirnya kemarin pagi saya bersama teman saya bisa dengan selamat sampai di tempat tersebut. Pukul 09. 30 kami sampai disana. Karena dari rumah belum sarapan dan sengaja kami ingin menikmati sarapan dengan Nasi Gegog, jadi pas sekali untuk pemuas lapar kami pagi itu setelah perjalanan yang lumayan jauh.

Saya mengira untuk ke Bendungan, lewat jalur Kampak-Munjungan, ternyata bayangan saya salah. Cukup mudah medan untuk menuju kesana dibandingkan jalan menuju rumah saya dan jarak yang harus kami tempuh menurut saya juga lumayan dekat. 

Sebelum berangkat, saya cari info tentang tempat tersebut kepada teman saya yang katanya sudah pernah kesana.

 “Itu lho, Sampean lewat  Trenggalek kota, sampai di alun-alun ambil arah ke Bendungan. Sudah sampean ikutin saja jalur itu.” 

“Lha, nanti cari Nasi Gegoknya gimana?”

“Kalau sudah sampai di Bendungan, akan ada warung-warung di pinggir jalan Mbak, Nasi Gegok-nya dijual disitu. Kira-kira 20-menitan dari alun-alun Trenggalek”

Info tersebut tentunya sangat membantu bagi saya dan sepertinya jalurnya juga tidak muluk-muluk amat.

Sekitar pukul 08. 15, saya bersama seorang teman berangkat. Satu jam perjalanan menuju Trenggalek kota. Mendekati alun-alun, saya memastikan arah ke Bendungan dengan bertanya kepada salah seorang satpam yang sedang berjaga di sebuah pertokoan. Sebenarnya sudah yakin benar, karena saya telah mengikuti papan petunjuk arah,  hanya ingin memastikan saja. Ia dengan senang hati memberitahu kami. 

Setelah melewati pusat kota Trenggalek, lalu menyusuri jalan menuju Bendungan, pemandangan berubah drastis. Yang semula banyak rumah-rumah dan pertokoan yang mengihasi pinggir jalan dan kendaraan yang berlulu-lalang, setelah berjalan beberapa kilo menuju Bendungan pemandangan tersebut tidak ditemukan lagi. Jalan pegunungan menanjak dengan udara segar yang masih sangat alami khas pedesaan menyambut kedatangan kami. Meskipun jalan pegunungan menanjak, bekelok-kelok, jangan salah medannya sangat mudah ditaklukan karena sudah beraspal halus. Namun harus tetap berhati-hati. 

Tidak ada 20 menit dari Trenggalek kota, kami sudah sampai di komplek warung-warung di pinggir jalan yang rupanya tempat Nasi Gegog dijajakan. Saya mulai berjalan lambat-lambat. 

Lokasi warung tidak seperti di Kota yang berdekatan satu sama lain, jadi antara satu warung dengan warung yang lain jaraknya jauh, berjalan beberapa meter kemudian baru menemukan warung lagi. 

Setelah menemukan warung yang menjual Nasi Gegok, kami tidak langsung berhenti, tapi terlebih dahulu mengamatinya, sekiranya ada yang tempatnya cukup nyaman dan ramai kami baru berhenti. Setelah sampai di depan SD Srabah, saya balik arah. Dari beberapa warung Nasi Gegog yang kami lewati, kami memutuskan untuk berhenti di warung “Sego Gegok Mbah' Tumirah Desa. Srabah Kec. Bendungan”, begitulah tulisan dalam banner yang terpajang cukup besar di depan pintu masuk warung.

Saya parkirkan motor Saya di halaman, lalu menuju ke warung. Terlihat disana sudah ada beberapa pembeli yang menikmati Nasi Gegog di pagi itu. Seorang Ibu menyambut kedatangan kami. Sayapun segera memberitahunya kalau kami ingin Nasi Gegog. 

Bu, tumbas Nasi Gegog, maem mriki?”

Pinten Nduk?”

Saya juga baru tahu kalau ketika ada pembeli, Nasi Gegog mendadak diambilkan dari dalam, tidak langsung disediakan di meja. Baru setelah memesan, Ibu itu akan mengambilkan sesuai pesanan. 

Sekawan rumiyen mawon Bu.”Ya, empat bungkus untuk dua orang, karena memang porsi bungkusanya tidak terlalu besar. Mungki saja satu orang akan menghabiskan dua hingga tiga bungkus Nasi Gegog. 

Ibu-nya juga menawarkan kepada kami gorengan (Tahu Bulat Goreng, Tahu Kotak Goreng, dan Tempe Goreng) sebagai lauk makan Nasi Gegok. Kami mengiyakannya. Sebenarnya kami juga ditawari unjukan atau minuman. Karena kami sudah siap sedia Air dari rumah, jadi untuk minumnya tidak pesan. Karena semua sudah siap dan tinggal ambil, tidak lama kemudian pesanan kami datang. Hmm, belum makan saja, sudah terbayang nikmatnya! 

Saya akui dibandingkan dengan makanan-makanan pada umumnya, seperti Bakso, Soto, Lodho, Sate, Nasi Gegok tidak ada yang spesial, karena masih sangat tradisional. Tapi, disinilah letak keunikanya. Ketika makanan-makanan modern sudah menjamur di berbagai tempat, Nasi Gegok tetap eksis saja, dan juga masih banyak peminatnya. Terutama di daerah Bendungan sendiri, makanan ini ternyata masih menjadi menu makanan sehari-hari mereka. 

Ini yang pertama kalinya saya makan Nasi Gegok dengan datang ke pusatnya langsung, jadi rasanya masih asli (No filter he he). Sepertinya, setelah mencoba yang pertama ini, lain waktu akan ketagihan untuk mencobanya lagi.

Seperti yang saya katakan diatas bahwa tidak ada yang spesial dari Nasi Gegog bila dibandingkan makanan seperti Bakso, Soto, Sate, Lodho, dll. Namun, Nasi legendaris ini sungguh punya keunikan tersendiri yang tidak ada duanya. Bahkan dari ciri khasnya yang sangat tradisional inilah letak kenikmatanya.

Dalam sebungkus Nasi Gegog, tentu ada Nasinya, selain itu ada lauk yang menyertai, yaitu sambel teri dan ada campuran tempenya yang diris kecil-kecil. Nasi yang dimasak setengah matang kemudian dibungkus Daun Pisang bersama lauk tersebut, lalu dikukus. Ketika makan Nasi gegok, maka akan merasakan sensasi aroma dan rasa yang alami dari Daun Pisang yang membuat cita rasa Nasi Gegog yang tampak sederhana itu menjadi kaya rasa. Tambah maknyuss lagi, karena lauk yang menyertai Nasi Gegok itu dimasak dengan rasa yang lumayan pedas. 

Nasi Gegog sendiri dibandrol dengan harga yang sangat murmer, cukup Rp. 2. 000,- saja sudah bisa mendapatkan satu bungkus Nasi Gegog yang sangat nikmat dan mengenyangkan. 

Setelah selesai menikmati Nasi Gegok yang langsung kami makan di tempat, tak lupa juga membeli untuk dibawa pulang. Diberikan kepada teman-teman yang notabene belum mengenal makanan yang enak dan unik ini.

Saya kira, makan Nasi Gegog di warungnya langsung lebih nikmat. Lokasi warung yang berada di daerah pegunungan yang masih asri dan segar, membuat menyantap Nasi Gegog ada kesan tersendiri. 

 Doc. Pribadi: Penampakan sebungkus Nasi Gegok 
 
Tulungagung, 12-13.05.2016




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...