Jumat, 06 Mei 2016

Bedah Buku Masterpiece Islam Nusantara




Awalnya saya menghiraukan ketika brosur bedah buku ini muncul, karena saya merasa kurang tertarik dengan buku yang akan dibedah, “Masterpiece Islam Nusantara”. Membayangkan buku tersebut adalah sesuatu yang rumit dan tidak sesuai dengan kemampuan saya untuk memahaminya. Membaca buku sejenis ini, mungkin waktu masih masih aktif kuliah dulu. Itupun terpaksa karena ada tugas untuk membuat makalah, lalu dipresentasikan. Ketika berhadapan dengan buku populer, sekiranya saya masih bisa sedikit membayangkan apa isinya. Tapi ketika mengetahui judul buku ini, sama sekali pikiran saya tidak bisa menjangkau apa isinya alias masih tanda tanya besar. Apa memang buku ini hanya untuk orang-orang tertentu saja.

Beberapa hari berikutnya, saya pikir-pikir lagi. He he, pertimbanganya banyak pokoknya. Acara ini tentu spesial karena akan menghadirkan penulisnya langsung, yaitu Dr. Zainul Milal Bizawie dan Dr. Ngainun Naim sebagai pembandingnya. Acara ini ternyata juga dibuka untuk umum. Dalam artian, buku ini kiranya juga perlu dan penting untuk diketahui oleh semua kalangan. Salah satu pembicaranya adalah Bapak. Ngainun Naim. Biasanya beliau kalau menyampaikan sesuatu, baik dalam Bahasa lisan maupun Bahasa tulis mudah dipahami, Bahasa yang digunakan tidak muluk-muluk. Boleh jadi, garis besar buku “masterpiece Islam Nusantara” ini juga disampaikan dengan Bahasa yang mudah dimengerti, sesuatu yang sulit akhirnya bisa dipahami dengan mudah.

Kurang tepat kiranya kalau ingin menghadiri bedah buku, namun belum tahu wujud nyata dari buku yang akan dibedah itu. Dua hari menjelang acara saya mencoba menghubungi Bapak. Bagus (Dosen IAIN Tulungagung) untuk mencari info tentang buku tersebut, bagaimana cara mendapatkanya, berapa harganya, dll. Ketika ingin buku itu, saya diminta untuk menemui beliau di kantor. Giliran saya diberi tahu harga bukunya, saya sok seketika. Ternyata lebih dari seratus ribu.  Ya, kan biasanya harga buku berbanding lurus dengan ketebalanya. “Ehhh, tebal sekali ya Bapak bukunya? (ditambah dengan emotikon senyum-tangis he he.” Awalnya sudah semangat mau beli bukunya, saya kira ketebalan bukunya maksimal 300-an begitu. Beliau memberitahu saya kalau ternyata buku itu setebal 500 halaman lebih. Otomatis saya langsung mengelus dada dan membaca istighfar. Tapi mengingat pertimbangan diatas tadi, bahwa sepertinya buku ini penting untuk dibaca semua kalangan, berarti saya tidak salah kalau punya buku tebal itu, akan ada ilmu-ilmu baru yang sekiranya memang perlu untuk diketahui.  Akhirnya saya beli buku tersebut dua hari menjelang acara.

Dua hari sebelumnya saya mencoba membaca halaman demi halaman dari buku tersebut, mulai dari endorsement, daftar isi, dan merambah pada halaman-halaman berikutnya. Pulpen dan stabilo harus ada dalam genggaman saat membacanya, karena setiap saya menemukan poin penting yang saya pahami, saya langsung menandainya. Tidak banyak halaman yang sudah saya  lalui, tapi sehendaknya sebelum bergabung di acara bedah buku ini saya sedikit tahu gambaran kecil tentang buku “Masterpiece Islam Nusantara.”

 Buku Masterpiece Islam Nusantara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...