Senin, 23 Mei 2016

Malam Menjadi Pagi



Ceritanya ...  dosen pembimbing skripsi saya tadi memberikan info mendadak kalau ternyata beliau bisa ditemui esok hari pada pukul delapan. Selama beberapa kali bimbingan, beliau selalu menyediakan waktu bimbingan di jam istirahat siang atau sore hari. Terus masalahnya?, Tentu menjadi soal bagi saya, karena esuk pagi-pagi benar saya sudah harus siap-sesiapnya untuk menghadap beliau. Kalau bertemunya pada jam siang atau sore, kan waktu paginya masih bisa dibuat untuk mengerjakan atau meneliti ulang. 


Sebagai penggantinya, kesempatan esuk pagi yang biasanya saya gunakan untuk mengerjakan skripsi menjelang bimbingan, yang berubah seketika karena waktu pertemuan yang tidak biasa, saya mensiasati untuk menjadikan malam ini untuk mempersiapkan semuanya. 


Setiap kali ingin bimbingan skripsi, deg-degan saya rasakan mulai dospem memberitahu jadwal ketemuan dan puncaknya saat menunggu kedatangan beliau. Sebenarnya kalau sudah menghadap beliau, tidak lagi deg-degan, malah seringkali lega karena saat bimbingan mendapatkan masukan atau sejenisnya yang bisa menjadi pencerahan untuk lanjut ke tahap berikutnya.  

Hmmm, mau bertemu dosen pembimbing memang sesuatu, apalagi beliaunya jugaaa sesuatu. Menjadi sesuatu juga kalau pada akhirnya beliau sudah memberikan tanda ACC, seperti tak ada yang lebih indah dari itu, he he. Atas dasar itulah, kenapa momen menjelang bimbingan menjadi sesuatu juga. Bagaimana tidak sesuatu karenanya malam bisa menjelma menjadi pagi. 


Pokok, intinya malam ini sebagai malam pengganti pagi saya karena esuk pagi saya sudah tidak bisa lagi mengerjakan dan harus sudah siap untuk dikonsultasikan ke dospem. 


Yups, hari ini aku sangat semangat untuk berdendang ria di malam ini. Semuanya sudah saya atur sebelumnya. 


Siang tadi saya tidak bisa beristirahat, karena harus pergi bersama-sama ke rumah teman PPL saya yang sedang menikah, pulang sore hari. Yang bisanya sore sebelum Sholat ‘Asar mandi terlebih dahulu, sore ini tidak, cuci muka saja, wudhu, lalu Sholat ‘Asar. Selepas maghrib yang bisanya mengaji, kali ini tidak. Suasana malam yang panas, menjadikan badan tidak fresh, banyak keringat bercucuran, apalagi tidak mandi, yang menjadikan rupa saya tidak serupa rupa saya yang biasanya. Uhh…malas-malasan, tapi malas yang saya sengaja memang, he he. Selepas maghrib, saya mengusahakan diri saya untuk tidur, yang ternyata saya bisa tidur beneran. 


Ada sesuatu yang kurang ketika rutinitas yang bisanya setiap kali pada waktu-waktu tertentu dilakukan, kemudian menjadi bolong. Ya, saya merasa berhutang pada diri saya sendiri. Dan kali ini hutangnya adalah belum mandi dan belum mengaji. Saya berencana untuk melakukan keduanya sehabis bangun dari tidurku malam ini. Sebisanya untuk dilakukan sebelum jam 12 agar rutinitas itu tetap terjaga untuk saya lakukan. Kalau sudah jam 12 lebih berarti sudah masuk esuk hari kan? 


Syukurlah, sekitar pukul setengah sepuluh, saya bisa bangun dengan sendirinya. Mata saya menjadi menjadi bening, tidak ngantuk, karena memang sudah cukup lama tidurnya. Misi-pun siap saya laksanakan ….


Langsung saya bergegas mandi. Setelah selesai mandi, mengambil air wudhu. Sementara orang-orang lainya sudah tidur, saya merasa segar dan bugar, seperti layaknya pagi hari. Tak tanggung-tanggung, saya juga bersolek ria selepas mandi. Selesai bersolek, saya memakai mukena, bukan untuk Sholat ‘Isya tapi saya mendahulukan mengaji terlebih dahulu. Baru setelah selesai mengaji, saya melaksanakan Sholat ‘Isya. 


Belum selesai sampai disitu. Karena niatan saya di malam ini untuk mempersiapkan bimbingan skripsi esuk pagi, jadi mau tidak mau ya harus saya kerjakan di malam ini juga, karena besuk pagi sudah harus siap untuk di ajukan kepada my beloved advisor .
 

Waktu berjalan detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, ….taraaa dan sampailah aku di waktu ini. Semangatku malam ini membuat tidak menyadari kalau ternyata saya telah melalui tengah malam yang sunyi demi secuil inspirasi ini. Biarlah malam ini sengaja kujadikan pagi, mengharap esok tiada merugi. Selesai.


Tulungagung, 23.05.2015

2 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...