Selasa, 27 September 2016

Rasa Penasaranku pada Kampung Inggris Kini Terobati






Tiga minggu berjalan ini asaya tinggal di sebuah desa yang menurut saya sangat mengesankan, yaitu Desa Tulungrejo, Pare-Kediri. Sebuah desa yang terkenal dengan lembaga kursus Bahasa Inggrisnya. Karena saking banyaknya tempat kursus dan lembaga pendidikan Bahasa Inggris yang berdiri, itulah mengapa desa ini dijuluki sebagai Kampung Inggris. 

Mulai memasuki Kecamatan Pare, belum ada tanda-tanda adanya ada kursusan Bahasa Inggris disana. Setelah berjalan beberapa kilo kemudian akan menemukan sebuah gapura yang terlihat sudah tua bertuliskan “Selamat Datang di Kawasan Kampung Inggris Ds. Pelem Kec. Pare Kab. Kediri”. Ucapan selamat datang itu masih berada di jalan besar dan masih ada beberapa kursus saja yang berdiri di desa itu. Yang menjadi tanda pertama kali kesana selain gapura itu, juga tugu garuda. Setelah berada di perempatan tugu garuda itu, maka saya ambil jalan lurus. Masuklah di Desa Tulungrejo. 

Di desa itu ada beberepa gang jalan yang sangat ramai, karena disitu berjajar-jajar tempat kursus dengan berbagai keunikanya. Lewat pengamatan saya selama ini, gang itu antara lain berada di Jl. Kemuning, Jl. Brawijaya, Jl. Anyelir, dan Jl. Seruni. Yang saya perhatikan sejauh ini masih sebatas di jalan itu. Saya bertempat tinggal di Jl. Seruni sementara mengajarnya di Jl. Briwijaya. Jadi kalau berangkat atau  pulang bisa lewati jalan-jalan itu. 

Selain tempat-tempat kursus yang menjamur di desa itu, juga saya perhatikan pertokoan atau penjual jasa sangat banyak disana. Bahkan setiap rumah mesti ada sesuatu yang diperdagangkan. Ada yang menjual aneka makanan, bisa memilih mulai makanan yang ringan hingga yang berat, dari yang murah hingga yang elit. Karena banyak yang datang ke kampung Inggris berasa dari luar kota bahkan luar jawa, maka bisnis kos atau camp sangat menjanjikan. Ada kursusan yang langsung menyediakan asrama ada juga tempat kos biasa. Jenisnyapun juga bermacam-macam, mulai yang kos murah hingga yang mahal. 

Ada lagi banyak rumah-rumah yang membuka jasa penyewaan sepeda onthel. Puluhan bahkan ratusan sepedha onthel berjejer di halaman rumah lengkap dengan harga sewa. Sempat saya baca di papan, harganya 50 rb-70 rb untuk sewa satu bulannya. Maka, menjadi pemandangan yang sangat menarik ketika banyak orang, khususnya peserta kursus yang memanfaatkan onthel sebagai kendaraan menuju tempat kursusnya. Aktivitas ekonomis ini menjadi pemandangan sehari-hari dan tidak bisa dipisahkan. Suasana yang asri dan ramah lingkungan pun menjadi daya tarik tersendiri di kampung Inggris. 

Masih banyak lagi yang bisa ditemukan di desa itu, ada beberapa agen travel, toko buku, dll. Pada intinya, segala kebutuhan warga desa dan peserta kursus sudah tersedia di area itu, sehingga tidak perlu keluar area kampung Inggris. 
 
Ada yang menarik lagi. Desa ini menurut saya tingkat religiusnya tinggi. Kenapa saya bisa katakan begitu? Saya menyusuri gang-gang jalan di desa itu, telah kutemukan banyak masjid. Coba itu dalam satu desa saja. Beberapa masjid pernah saya singgahi. Yang paling sering adalah masjid Darul Falah yang berada di Jl. Anyelir. 

DI desa ini, ketika menjelang waktu sholat tiba, nuansa religiusnya sangat terasa. Gema ayat suci bersautan, adzan, tarhim, dan masih banyak lagi yang dilakukan oleh pengurus masjid menjelang waktu sholat dimulai. Selain masjid, juga berdiri beberapa pesantren. 

Waktu Shubuh menjadi sangat bertolak belakang dengan keadaan di rumah. Jarak masjid atau mushola yang cukup jauh dari rumah penduduk, adzan tidak selalu terdengar. Sunyi. Berbeda ketika disini, satu jam sebelum masuk waktu Shubuh sudah ada suara dari beberapa masjid yang mulai menggema. Tidak jarang saya bangun ketika mendengarnya. Sholat Subuh tiba, seruan adzan meramaikan pagi disini. Sangat-sangat ramai. Sayapun menjadi tidak biasa Sholat Subuh telat disini. Malah menjadi semangat dan segera bergegas menuju masjid terdekat. 

Pada suatu hari memang saya bertanya-tanya dengan tempat ini, kalau tidak salah saya mengenal waktu awal-awal kuliah dulu. Ada beberapa teman saya yang pernah mengambil kursus disana dan bercerita. Rasa penasaran itu, sedikit demi sedikit akhirmya bisa terbayarkan. Semoga tempat ini bisa membawa keberkahan, untuk mencari pengalaman dan belajar.

Pare, 27 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...