Sabtu, 24 September 2016

SELF-REMINDER

Membicarakan tentang pentingnya untuk selalu berbuat baik dan menghargai orang lain, itulah salah satu dari sekian poin yang saya tangkap dari pembicaraan teman saya pada kelas motivasi yang diadakan pada Malam Jum’at kemarin (kelanjutan cerita ada yang berbeda). Menjadi sesuatu yang menarik kiranya karena banyak kiasan-kiasan yang ia gunakan untuk menggambarkan kondisi ini. 

Kejelekan orang lain kadang lebih terlihat lebih dulu. Kita sering menghiraukan kalau sebenarnya diantara kejelekan yang nampak itu, ada segudang kebaikan di dalamnya. Ia menggambarkan hal ini dengan mengambil selembar kertas putih yang dikasih satu titik hitam dengan spidol di dalamnya. Ia bertanya “teman-teman, apa yang kita lihat dari kertas ini?” Terbukti, banyak dari kami yang menjawab kalau yang menonjol dari pikiran kita lebih dahulu ada titik itu. Kenapa kita menyebutkan bahwa masih ada kertas putih disitu. 

Berbeda lagi ketika kondisinya bertolak belakang, yang mana aktornya adalah diri kita. Kemungkinan besar kita tidak akan memperlihatkan kesalahan kita kepada orang lain, namun akan mengagung-agungkan kebaikan yang telah dilakukan yang belum tentu kebaikan itu jauh lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan kejelekan yang dilakukan. Ya, akibatnya diantara kita sering sakit hati, baik itu disakiti maupun menyakiti atau membuat hati orang lain terluka. Keduanya sama-sama tidak baik. 

Ia mengibaratkan kondisi ini dengan seperti halnya gelas kaca yang pecah yang meskipun berusaha untuk disatukan kembali, masih ada bekas pecahan yang terlihat. Mungkin senada kondisi ini dengan cerita yang pernah saya baca tentang kisah paku di dinding. Pada intinya, hati kalau sudah tersakiti atau dibuatnya luka akan sulit untuk dikembalikan seperti sedia kala.

Solusi yang bijak sepertinya. Berarti, kita harus selalu berpikiran positif kepada orang lain. Tidak boleh membuatnya sakit hati. Dan kalau kita sendiri yang disakiti orang lain, maka jangan sampai ibarat kaca tadi menjadi pecah. Berusaha untuk mudah memaafkannya. Berusaha tetap mengharapkan yang terbaik untuknya. 

Pare-Kediri, 25 September 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...