Mother, How are You Today?
Tentang kerinduan ini memang
rasannya cukup sulit untuk diartikan, dan cukup susah juga untuk diungkapkan
dalam kata-kata. Tapi, saya yakin apapun itu yang terjadi pasti ada sebab dan
alasannya. Saya rindu pada ibuku, secara otomatis ini terjadi karena ada
penyebabnya. Saya check di dalam kamus bahasa inggris (Cambridge), arti
kata rindu atau dalam bahasa inggris miss itu artinya merasakan
kesedihan dikarenakan ada seseorang atau suatu hal yang tidak hadir. (to feel sad that a person or thing is not present). Ya, benar sekali, seperti itu yang kurasakan pada ibuku. Ibuku saat ini
tidak hadir bersamaku, ia berada jauh dengan aku, rasannya ada sesuatu yang
kurang dalam hidup saya saat ini. Jadi aku sangat menanti kedatangannya dan
ingin segera bertemu untuk melepaskan rasa sedih atau rinduku. Yah, begitulah
kira-kira.
Saya sangat berharap sekali akan kembali lagi apa-apa yang biasa terjadi
dalam hidup saya saat bersama ibuku, entah itu suasana yang menggembirakan,
yang menyedihkan, atau apaapun yang menakjubkan pada saat bersama ibu. Ku rindu
itu semua, semakin tidak sabar untuk ingin bertemu. Memang saat rindu telah
datang begini ini, terasa sedih, membuat diri termenung, atau bahkan bisa sampai
menangis. Tapi saya yakin kesedihan ini nanti akan berujung manis, karena suatu
hari nanti ada kebahagiaan yang luar biasa saat apa yang sedang saya harapkan
bisa tercapai, yaitu bertemu dengan ibu.
Mungkin apa yang
sedang saya rasakan dan ibuku rasakan saat ini sama, saling rindu satu sama
lain. Bagaimana tidak, kita saat ini terpisah dengan jarak yang begitu jauh dan
juga waktu yang begitu lama. Dubai adalah tempat dimana saat ini ibuku sedang
berada, saya juga tidak tahu persis negara itu berada di bagian mana, lokasi
persisnya dimana, tetapi saya yakin jika jaraknya sangat jauh. Tidak bisa ditempuh
hanya satu atau dua jam saja.
Sudah hampir dua tahun
ini ibu saya bekerja disana. Sebenarnya ia berada disana sudah bertahun-tahun,
hanya saja setiap 2 tahun sekali harus pulang. Menunggu waktu dua tahun ini
adalah waktu yang tidak sedikit bagi saya khususnya, dan juga bagi keluarga.
Sehingga wajar jika perasaan rindu itu sering hadir dalam diri saya. Terkadang
saya menghilangkan rasa rindu saya itu dengan seolah-olah bersikap cuek tentang
apa yang sedang saya rasakan, saya tidak terlalu memikirkan. Aktivitas
sehari-hari juga seolah kujalani dengan biasa. Selain itu, rasa rinduku pada
ibu juga kuhilangkan dengan memanjatkan do’a kepada Allah, semoga ibuku selalu
diberikan kesehatan serta keselamatan. Selalu berpikir positif, yakin bahwa
Allah akan menjaga baik-baik ibu saya.
Ada yang kurang
lengkap rasannya jika belum tahu keadaan yang sebenarnya terjadi, untuk
menghilangkan rasa kangen saya pada ibu sering saya menanyakan kabarnya lewat
SMS. Itupun saya lakukan baru akhir-akhir ini karena baru tak lama ini ia bisa
ngetik SMS. Sehingga dulu saya hanya bisa nunggu telphon darinnya. Sebenarnya bisa
saja jika sewaktu-waktu saya kangen, lalu menelponnya, biayannya yang cukup
mahal begitu enggan untuk menelpon hanya untuk menanyakan kabar. Tak jarang
saya hanya miscall, dan ibu saya yang telphon balik. Karena biaya yang cukup
mahal itu, hanya sedikit waktu yang bisa kami pakai untuk melepas rasa rindu itu.
Jika kami sudah memberikan kabar satu sama lain cukup. Padahal banyak sekali sebenarnya
yang ingin saya ceritakan pada ibu. Pengen cerita tentang ini-itu dengannya. Setidaknya
tahu keadaan ibu saya yang dalam keadaan sehat bisa membuat hati saya terasa
lebih lega, dan bisa sedikit mengurangi rasa rindu saya.
Saat ini tekhnologi
semakin canggih. Saya menghubungi ibu saya lewat video call. Kebetulan anak
asuh Ibu saya punya alamat untuk dihubungi lewat video call (Skype) ini.
Sehingga saya hanya mengirim SMS ke Ibu saya untuk diberitahukan kepada anak
asuhnya jika ingin memanggilnya. Dengan begini, sewaktu-waktu saya kangen
kepada ibu saya, kami bisa ngobrol dengan ibu saya sepuasnya, tanpa harus
membayar, cukup pake jaringan wifi. Sangat membantu sekali via ini untuk
melepaskan rasa rindu saya, tak hanya bisa mendengar suarannya tapi juga bisa
melihat kondisi ibu saya.
Dalam obrolan kami,
Ibu hanya selalu menanyakan segala sesuau yang bersifat umum saja , misalnya
menanyakan kabar, kuliahnya lancar atau tidak, dll. Ibu sepenuhnya percaya
padaku bahwa saya bisa menjalaninnya dengan baik. Ia juga percaya bahwa aku bisa
menjaga diri tanpa ada ibu di sebelah saya. Ibu saya tak pernah menghalangi aku
untuk mengikuti segala kegiatan, selama itu baik. Sejauh ini ibu sama sekali
tak mengerti tentang teman-temanku, sistem pendidikan kuliahku, matakuliah-matakuliahku,
organisasiku, ataupun segala kegiatan kampus yang kujalani di bangku kuliahku
ini, menanyakan nilai-nilaiku itu pun jarang juga dilakukan, sekedar memberikan
kabar kalau nilainnya bagus itu saja sudah cukup bagi ibuku.
Dalam obrolan kami,
jarang saya menceritakan tentang hal-hal yang akan membuatnya sedih atau
kecewa. Semua yang saya katakana jika ngobrol dengan ibu saya adalah sesuatu
yang baik-baik, dan bisa membuatnya senang. Di tempat yang begitu jauh, saya
berpikir tidak perlu Ibu saya tahu tentang cerita kekecewaan yang saya hadapi,
misalnya IP saya turun, saya pusing mengerjakan tugas, uang saya tinggal dikit,
dll. Karena kalau itu terjadi pasti ibu saya akan cemas, dan jadi beban
pikirannya. Jadi, sebisa mungkin saya hindari. Meskipun kadang hal itu terjadi
padaku, dan kebetulan ia menannyakan tentang hal itu, kujawab baik-baik saja
meskipun saya sedang dalam keadaan bingung atau sedih atau kecewa saat itu. Dosakah aku? Ma’afkan
aku mak …
Sebulan lagi Ibu akan
pulang, tal sabar rasannya ingin segera melihat Ibu. Tak sabar untuk ingin
segera memeluk Ibu, melihat senyum kebahagiaan dari wajah ibu. Tak sabar ingin
berbicara banyak, berbicara ini-itu dengan Ibu, banyak sekali cerita pokoknya yang
segera ingin kucurhatkan pada ibu.
Salam rindu padamu
mamak ku sayang, kutunggu kedatanganmu. Nice to see you …:) :) :)
Renungan malam minggu,
T.Agung, 17-05-2015
saya terharu maak
BalasHapusSubhanallah ...Wuih,,,Terima kasih sudah berkunjung ya mak, he e
BalasHapus