Rabu, 13 Mei 2015

High School memory: Flashback Masa Putih Abu-Abu

       Di keheningan malam ini, tiba-tiba kuteringat dengan masa-masa ku yang penuh dengan kenangan itu, yaitu masa Putih Abu-Abu. Rasannya tak ada salahnya ku menuliskan tentang hal ini sebagai bentuk rasa rinduku pada masa itu. Banyak dari kita yang telah mengiyakan bahwa SMA adalah masa yang paling indah. Saya pribadi juga beranggapan seperti itu, bahwa momen SMA itu tak ada duannya, sangat indah sehingga sulit untuk diajak move on. Ada suka, duka, canda-tawa, pertengkaran, keceriaan, dsb yang membuat masa SMA itu susah untuk dilupakan.
       Ternyata sudah hampir tiga tahun saya tidak lagi memakai seragam putih abu-abu, sebagai seragam kebangsaan di zaman SMA. Sampai sekarang masih saja saya simpan rapi di almari baju-baju sekolah yang dulu pernah saya pakai itu, sayang sekali rasannya akan ku berikan pada saudara atau adik kelas yang sedang duduk di bangku SMA. Hampir tiga tahun pula, kebersamaan kita sudah tak seindah zaman SMA dulu, karena mengingat sekarang kita sudah menikmati berbagai macam duniannya untuk menggapai cita-cita yang telah kita impikan.
       MOS adalah masa pertama yang mempertemukan kita semua. Punya teman baru dan kenalan baru rasannya sangat seru dan menyenangkan meskipun masih belum terlalu akrab, masih perlu beradaptasi dengan lingkungan dan hidup baru di masa SMA. XF adalah kelas pertama saya. Ada cerita yang mungkin sedikit menjengkelkan di kelas X ini, salah satu guru kami di kelas X itu bernama Pak. Pardi, guru ekonomi. Beliau guru yang sangat sabar. Tapi yang membuat kami kurang nyaman diajar olehnya adalah karena beliau itu perokok berat. Tidak bisa, atau bahkan inspirasinya tidak muncul jika mengajar tidak sambil merokok. Karena kenyamanan kami terganggu saat mengikuti pelajarannya, ide kami muncul untuk membuat tulisan peringatan yang isinnya “dilarang merokok saat mengajar” dan ditempel di dinding tepat di samping meja guru. Setelah mengetahui peringatan itu, sontak Pak Pardi untuk beberapa pertemuan tidak mau mengajar di kelas kami, jelas saja beliau tersinggung. Kami merasa bersalah, dan akhirnya satu kelas bersama-sama masuk ke kantor menemui beliau untuk meminta ma’af. Kami akhirnya bisa memaklumi, karena dengan merokok itu bisa membuatnya nyaman dalam mengajar. Sahabat baru juga mewarnai kehidupanku di kelas X ini, sebut saja namanya Mbak. Dini, sering kemana-mana sama dia saat itu, tak jarang pulang dan pergi ke kesekolah bersama-sama, ke kantin bersama. Sering juga mengerjakan tugas bersama-sama. Selain itu, suasana kelas juga membuatku rindu, kangen dengan suasana nervest yang mewarnai kelas disaat waktu ulangan tiba, kesedihan saat remidial diumumkan. dan masih banyak lagi tentunya kenangan-kenangan itu.
Sekarang move on ke kelas XI, saat kenaikan kelas ini saya dapat kelas XI IPA 3. Pertama kali masuk di kelas ini terasa kurang seru, karena harus beradaptasi lagi dengan teman-teman. Kenyamanan yang telah terjalin di kelas X berubah seketika saat memasuki kelas XI, khawatir dengan guru yang mengajar, teman-teman baru, rasannya ingin tetap di kelas X saja, tapi lama kelamaan masuk di kelas ini seru juga. Karakter dari masing-masing teman saya mulai ku ketahui. Di kelas ini kutemukan teman-teman yang baik dan tentunnya cukup kompak. Agar kelas kami tetap selalu kompak, kami membuat identitas kelas dengan sebutan “SYNISTER: A friend in one soul in two bodies”, dengan harapan kita bisa selalu menjaga kebersamaan dan juga bisa menjadikan kelas XI IPA 3 sebagai kelas the Master of Science. Entah dari mana nama itu di dapat, yang jelas kata-kata masih saja terngiang dalam ingatan saya hingga saat ini.
Di kelas XI ini, pernah suatu ketika ada lomba kebersihan kelas. Dengan siap siaga segala kemungkinan untuk menghias kelas agar tampil yang terbaik kita lakukan, mulai bersihkan kelas bersama, menempel gambar-gambar, menghias dinding, hingga menyewa pot-pot bunga untuk sementara waktu agar kelas kami terlihat lebih hidup. Begitu kompak kami saat itu. Kebetulan ada beberapa teman saya yang cukup intar untuk menggambar. Dengan harapan kelas kami bisa menjadi yang terbaik, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menghiasnya, salah satunnya dengan melukis dinding kelas kami seperti ini.

 Setelah di check oleh para guru yang menilai, bukanlah kegembiraan karena bisa memenangkan momen ini tetapi kami malah di marahin, karena telah merusak fasilitas sekolah. Akhirnya hasil jerih payah teman-teman menggambar itu diminta untuk membersihkannya, Hmmm.
       Yang masih teringat juga, ketika kelas ku di cap oleh guru-guru sebagai kelas IPS 4. Bermula dari wali kelas yang mencetuskan nama itu akhirnya lama-kelamaan menyebar ke guru-guru yang lain. Memang anak cowok saat itu agak sulit diatur, sering membuat guru jengkel. Dinamai IPS karena anak IPS itu identik dengan banyak cowoknya yang sulit diatur. Pernah juga waktu itu di hukum satu kelas cuman gara-gara tidak mencatat saat di ajar kimia. Guru-guru yang mengajar di kelas XI IPA3 ini juga begitu membuatku semangat untuk belajar. Sangat senang juga rasannya saat itu bisa menikmati indahnya dapet juara kelas. Selanjutnya yang sampai saat ini masih tergambar jelas dalam ingatan saya adalah berangkat begitu pagi ke sekolah jika ada PR dan di kerjakan bersama-sama, jadi tak jarang kita mengawali hari di sekolah dengan mengerjakan PR. Momen-momen seperi itulah yang bikin aku kangen pada masa-masa itu.
       Juli 2011, saya naik ke kelas XII. Ulangan harian, ujian praktek, ujian nasional, ujian sekolah, kadang membuat aku menjadi takut dan tegang menghadapinya. Berjumpa dengan para guru yang super hebat, sangat ku ingat mereka menyampaikan ilmunnya di depan kelas dengan penuh semangat. Saya kangen dengan suara mereka saat mengajar, kangen juga dengan lelucon yang sering mereka lontarkan untuk sekedar mengatasi kejenuhan kami.Tak pernah mengeluh mereka saat harus berangkat jam ke nol untuk membimbing kami mempersiapkan ujian nasional. Pokoknya banyak cerita yang masih kuingat, saat kita merasa bingung dengan pelajaran yang dihadapi, pelajaran yang menjengkelkan karena tak kunjung usai, saat berhadapan dengan guru yang sangat baik hati, guru yang lucu bahkan guru yang mungkin kiler, kuingat juga dimana kita sangat senang bila sewaktu ada jam pelajaran kosong karena guru yang tak bisa mengajar, sangat ingin rasanya aku mengulang semua itu. Masih ada banyak sebenarnya yang membuat hari-hari kita di waktu itu terkesan seru dan penuh warna. Mei 2012 kami telah dinyatakan lulus dari SMA, perasaan antara seneng, sedih, campur aduk jadi satu. Di satu sisi seneng dan bangga karena lulus. Di satu sisi lagi sedih karena harus pisah sama temen-temen dan gak bakal bisa di ulang lagi setiap moment di sekolah itu.

       Terima kasih kepada bapak ibu guru, teman-teman, suka cita, duka, kebersamaan, keceriaan, kegembiraan yang telah hadir dalam hidupku . I’ll be miss that all moment. I’m  very proud to be part of SMAN 1 Panggul. Semoga suatu hari nanti kebersamaan itu mempertemukan kita kembali, kita bisa bertemu dengan membawa cerita-cerita akan dunia yang telah kita lalui, atau bahkan mengenang cerita masa putih abu-abu kita dulu. 

Salam rindu untuk semuannya.

Tulungagung, 14-5-2015
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...