Sabtu, 23 Mei 2015

Catatan Minggu Pagi: Now reading “Path of Life”

       
Let'e read
Pagi ini keinginan saya tertuju pada membaca buku saya yang berjudul Path of Life karya  Komaruddin Hidayat. Sebenarnya buku ini sudah saya beli sejak beberapa bulan yang lalu. Ada banyak topic yang di bahas dalam buku ini, tapi sampai hari ini masih beberapa judul saja yang sudah saya baca. Buku ini berisi tentang kumpulan catatan-catatan  dan juga refleksi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi  dalam kehidupan sehari-hari, yang oleh orang lain mungkin danggap sebagai hal biasa atau sepele, tetapi sebenarnya memiliki makna yang luar biasa. Ya, buku ini sebenarnya sangat menarik untuk dibaca, karena lewat catatan-catan yang beliau tulis, bisa melaukan introspeksi  diri terhadap apa yang telah kita lakukan. Beberapa judul buku ini masih enggan saya baca karena menurut saya beberapa diantarannya sulit untuk di pahami, mungkin masih perlu suasana dan hati yang tenang untuk membacannya. Jadi saya masih membaca beberapa judul saja yang bagi saya bisa saya pahami dengan mudah.

Salah satu judul yang menarik perhatian untuk saya baca pagi ini adalah “Betapa Megahnya Istanaku”, yang dibahas yaitu tentang kesehatan. Ya … hidup sehat adalah dambaan bagi setiap orang. Kesehatan adalah bagaikan harta karun yang sangat berharga. Tapi saat dalam keadaan sehat seringkali kita melupakan dan tidak mampu mensukurinnya, contoh hal yang kecil yang seringkali kita lupakan begitu saja adalah saat kita bisa minum dan buang air kecil. Penulis begitu lihai merangkai kata-kata tentang 2 hal kecil ini. Beliau mengibaratkan bahwa kesehatan itu bagaikan mahkota raja, seseorang menyadari kehilangan mahkotannya ketika terkena sakit.

Saking berhargannya kesehatan, apapun itu mungkin saja bisa terjadi. Sampai istana megahpun rela untuk diberikan secara cuma-cuma ke tangan orang lain. Dikisahkan oleh penulis, ada seorang raja yang sedang tersesat di padang pasir karena tengah menegejar kijang sebagai sasaran buruannya, Tak sadar kalau ternyata kijang itu telah lari jauh dari lingkungan istana. Karena berburu kijang yang sangat jauh, akhirnya sang raja capek, harus, dan lapar yang luar biasa. Di tempat itu, tak ada penduduk, sehingga dengan kondisi seperti itu satu-satunnya harapan bagi sang raja adalah menunggu musafir lewat untuk minta bantuan makan dan minum agar tenagannya bisa pulih kembali. Tak lama lagi ada musafir yang datang yang menawarkan bekalnya pada sang raja, tapi dengan sarat ia bisa memberikan bekal itu kepada raja kalau ia menggantinnya dengan sesuatu. Dalam kisahnya itu sang raja terkenal dengan sosok yang pelit, tak sedikit rakyat yang membencinnya. Jadi saat musafir meminta ganti itu, sang raja agak kesal. Tapi berhubung raja sudah dalam kedaan tidak berdaya, dan kesehatannya semakin memburuk akhirnya ia setuju. Di luar dugaan sang saja, karena musafir itu meminta untuk mengganti bekal itu dengan sebuah istana. Memang tak tanggung-tanggung, karena musafir itu tahu jika raja itu pasti kaya raya dan punya banyak istana. Sang raja sudah menyerah, tidak ada pilihan lain, kecuali sebuah istanannya harus diberikan secara cuma-cuma dan hanya di tukar dengan sebotol air minum.

Masih dengan tokoh yang sama yaitu sang raja. Tapi kali ini ceritannya sang raja itu terserang sakit yang membuatnya tidak bisa buang air kecil. Berkali-kali di undang tabib istana untuk mencoba mengobati penyakitnya itu, tapi tidak berhasil. Terakhir, datanglah tabib yang juga ingin menyembuhkan raja dari penyakitnya itu. Tabib itu akan berusaha untuk bisa menyembuh raja, tapi biayannya mahal. Tawarannya, tabib itu juga meminta sebuah istana kepada raja jika penyakitnya berhasil sembuh. Karena sudah tak tahan lagi menaggung rasa sakit karena tidak bisa buang air kecil itu, raja pun menerima tawaran itu. Akhirnya rajapun sembuh bisa sembuh, dan akhirnya bisa buang air dengan lega, tetapi satu istanannya sudah berpindah tangan lagi.

Gara-gara kehausan sang raja telah kehilangan satu istanannya, dan kini gara-gara tidak bisa buang air kecil hilang lagi satu istannya yang lain. Karena kejadian yang sepele itu, lagi-lagi sang raja merenung, betapa nikmat dan mahalnya bisa minum dan buang air kecil yang nilainnya seharga dua istana.

Sang raja telah sadar dan bisa introspeksi, selama ini sang raja tidak pernah bersyukur. Sebenarnya bisa makan, minum dan tidur adalah nikmat yang luar biasa. Sang raja selalu mengejar harta dan membanggakan pada istananya yang megah. Dalam waktu sekejap kedua istanannya telah hilang hanya karena ingin minum dan buang air kecil. Sejak kejadian itu, sang raja menjalani hidupnya penuh rasa syukur dan menjadi orang yang dermawan terhadap rakyat-rakyatnya.

Itulah cerita yang saya pahami dari hasil membacaku pagi ini. Dari bacaan yang berjudul betapa megahnya istanaku ini, pelajaran yang sangat berharga bisa kita ambil. Intinnya kita harus merayakan kesehatn, atau mensykuri kesehatan yang di berikan oleh Allah itu setiap saat, tidak harus sakit terlebih dulu untuk mensykurinya.

Setiap langkah yang kita pilih di hari ini kemarin menentukan apa yang terjadi pada diri kita di masa sekarang. Namun, seringkali kita melupakan keniscayaan itu dan meyesali hari ini.

Hari ini adalah kesempatan yang di berikan untuk melakukan introspeksi dan perbaikan atas kesalahan masa lalu agar di masa depan menjadi lebih baik

“PATH OF LIFE”


            
Nice Morning on Sunday ... I'm still in happy writing

T. Agung, 24-05-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...