Minggu, 17 Mei 2015

Pagi Membaca

Buku yang ku baca pagi ini berjudul “everyone can be happy” karya Ade Wulan. Dalam buku ini membahas tentang seluk beluk suatu kebahagiaan, mulai dari hakikat kebahagiaan, saat kesulitan untuk menemukan kebahagiaan, resiko bagi orang yang sulit merasa bahagia, dan kisah-kisah inspiratif yang mengajak kita untuk berbahagia.

Sering sekali kita merasakan ketidakbahagiaan. Ternyata kegtidakbahagiaan itu kita alami karena kita tidak bisa menyikapi suatu keadaan dengan sikap positif. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang yang bisa membuat manusia itu merasa bahagia, bahkan dari hal-hal kecil pun. Kita kurang bisa melihat sisi baik yang tersimpan di balik suatu peristiwa. Sehingga, hal ini mengakibatkan hati serta pikiran memunculkan rasa marah, benci, kecewa, dan sedih yang selanjutkan kita menjadi benar-benar merasa merana, dan serba salah terhadap suatu keadaan.

Tentang kebahagiaan juga telah di bahas oleh Pak. Ngainun Naim dalam bukunnya “Menipu  Setan”, beliau juga mengatakan bahwa bahagia itu harus di usahakan dan ada kemauan untuk membangun paradigm yang tepat dalam memahami setiap fenomena. Sikap semacam ini penting agar bahagia itu betul-betl hadir dalam kehidupan kita.

Dalam buku “Everyone can be happy” ini ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menghilangkan rasa tidak bahagia, yang pertama adalah tentang cara pandang, dalam hal ini kita harus mencari sudut pandang yang berbeda untuk menggali segala nilai-nilai positif agar bisa merasa bahagia. Contohnya saat kita memandang suatu musibah itu dari sudut pandang penderittaan, kita akan merasakan penderitaan sepanjang waktu. Namun jika kita memandang musibah itu dari sudut sebagai bentuk peringatan Allah, maka kita akan merasakan kebahagiaan karena Allah masih menaruh perhatian kepada kita. 

Poin yang kedua adalah belajar bersyukur, cara yang paling sederhana untuk membahagiakan hati adalah dengan bersyukur. Jadi kita harus bersedia menyukuri segala sesuatunnya yang telah ada pada diri kita. Kita tidak boleh membanding-bandingkan nikmat kita dengan orang lain.

Selanjutnya adalah rajin memberi. Sesekali boleh saja kita bisa merasa bahagia saat menerima pemberian dari orang lain. Namun jangan sampai terlena sehingga kita lupa untuk melakukan hal yang sama dengan orang lain. Kita akan merasakan kebahagiaan dua kali lipat saat bisa berhasil membuat orang lain gembira dan merasa tercukupi.

Ternyata bergaul juga menjadi salah satu poin penting untuk menghilangkan rasa tidak berbahagia. Sudah menjadi hal yang lumrah sebagai manusia untuk bergaul, karena kita tidak hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sangat tidak mungkin kita bisa hidup sendiri di muka  bumi ini. Apapun itu perlu bbantuan dari orang lain, kita tidak mengatasinnya hanya seorang diri. Bahkan pada suatu hal terkecilpun.

Yang kelima adalah optimisme. Saat hati dan pikiran kita optimis untuk mencapai sesuatu, maka hal itu akan menimbulkan target pencapaian yang bagus, semangat kita menjadi tinggi, tekad kita juga akan meningkat, sehingga apa yang kita jalani terasa mudah. Sehingga dengan optimis itu, peluang untuk memperoleh hasil yang maksimal tinggi. Jadi, optimism seseorang akan memengaruhi hasil akhir pencapaian. Makin besar rrasa optimis kita, maka peluang kita untuk merasakan kebahagiaan juga besar.

Yang terakhir adalah berani mengaku salah dan bersedia untuk mema’afkan kesalahan. Dalam hal ini, tidak ada yang benar-benar bisa merasa bahagia selama ia masih bersembunyi di balik kesalahannya sendiri. Berarti kita harus jujur untuk mengakui kesalahan kita, apapun itu. Karena mungkin hari ini orang lain tidak tahu, pasti suatu hari nanti akan ketahuan juga. Makin takut untuk mengakui kesalahan, makin banyak ketakutan-ketakutan yang akan kita hadapi nanti. Jadi kita tidak akan merasa bahagia selama ketakutan-ketakutan itu masih membayangi diri kita. Poin yang juga tak kalah penting addalah bersedia untuk mema’afkan kesalahan. Pepatah Arab mengatakan, Al-Insanu Mahalul Khoto wan Nisyan, manusia itu tempatnya salah dan lupa. Jadi tak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak memberi ma’af kepada orang lain. Mema’afkan orang lain bisa meluluhkan kemarahan dalam diri kita akibat kesalahan orang lain. 

HATI DAN PIKIRANMU SENDIRI. Hanya dua hal penting itu yang dapat mengeluarkanmu dari setiap rasa ketidak bahagiaan. Ketika keduannya bisa berkolaborasi dengan baik, maka kamu akan merasa hidupmu menyenangkan
Happy Morning,


T. Agung, 18-05-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...