Sabtu, 02 Mei 2015

Book Review: MENIPU SETAN



Judul Buku   : MENIPU SETAN: Kita Waras di Zaman Edan
Penulis          : Ngainun Naim 
Penerbit        : PT. Elex Media Komputindo
Halaman        : 182
Tahun Terbit : 2015

Akhirnya khatam juga buku ini saya baca, sangat menarik dan penuh inspirasi. Menariknya buku ini karena disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, penulis mampu merangkai kata-katannya dengan bahasa yang ringan sehingga isi dari buku mudah di cerna, tidak mudah bosan juga jika membacannya. Coba saja
Jika hanya melihat sekilas judulnya saja memang terasa sedikit aneh dan serem “Menipu Setan: Kita Waras di Zaman Edan”, dan tambah serem lagi dengan hiasan sampul luar yang bertajuk horror itu. Meskipun terlihat sangar, tapi sangat disayangkan jika belum membaca seluruh isinnya. Dibagian isinnya tidak se-serem sampulnya, dilengkapi dengan dekorasi warna yang menarik membuat saya menikmati membaca bagian per bagian dari buku ini.
Buku setebal 182 halaman sangat inspiratif, berisi tentang motivasi yang memberikan spirit kepada kita untuk melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Buku ini menyuguhkan menu-menu yang penuh hikmah yang bisa dijadikan pedoman kita dalam bertingkah laku,  yang mengajak kita menjadi orang yang waras di zaman edan ini. Kita Waras di Zaman Edan”.
Membaca judul buku ini Pak. Ngainun Naim seolah telah menemukan gejala ketidakwarasan seseorang dalam mengarungi kehidupan di zaman  ini. Kenyataannya mungkin memang seperti itu.  Dalam pengantarnya, saya bisa menggaris bawahi bahwa ketidakwarasan itu akan terjadi bagi siapa saja mereka yang tidak memiliki kesiapan hidup di tengah rumitnya situasi kehidupan seperti sekarang ini. Beliau mengantarkan bahwa pada kondisi semacam ini sangat dibutuhkan kesiapan fisik, mental, dan juga spiritual agar kita tidak hanyut dalam rumitnya persoalan. Dan melalui buku ini, penulis berharap kita senantiasa menjadi golongan yang  tetap waras dari gejala ketidakwarasan tersebut.
Buku ini memberikan pelajaran kepada kita akan banyak hal, mulai dari hal yang sederhana hingga pada hal yang luar biasa sekalipun. Dari tukang becak kita belajar, dari sopir bis kita bisa belajar hingga pada para tokoh serta kapada para kiai dan ulama besar. Dalam bagian yang berjudul keteladanan dunia pesantren, ada sederet kehidupan para kiai yang sangat menginspirasi, salah satunnya adalah Kiai Mujib. Kita bisa meneladani sikap beliau yang selalu istiqomah atau konsisten dalam menjalankan segala sesuatu. Penulis memaparkan beberapa hal yang menandai sikap istiqomah beliau, yaitu istiqomah dalam hal kesalehan, seperti konsisten dalam menjalankan ibadah sholat, istiqomah dalam shalat berjama’ah, dan muthala’ah (belajar). Ketiga hal tersebut rasannya masih sulit dalam diri kita untuk melaksankannya secara istioqomah, untuk itu sangat perlu kirannya kita meneledani sikap beliau.
Selain Kiai Mujib, masih banyak lagi kiai lain yang kehidupan mereka semua patut untuk kita teladani, seperti Kiai Mahrus Ali yang penting untuk diteladani berkaitan dengan ketelatenan dan ketekunannya dalam menuntut ilmu. Meskipun sudah menjadi kiai besar, tetap saja beliau masih telaten dan tekun untuk belajar, serta KH. Bisri Mustofa dengan spirit menulisnya. Beliau produktif sekali menulis. Rasa senang dalam menulis dapat membuat beliau bisa menikmati aktivitas menulis hingga berjam-jam.
Dalam halaman 128, kita bisa temukan disitu sebuah judul tulisan yaitu menggali energi syukur. Seringkali rasa syukur kita atas segala anugerah Allah terlupakan begitu saja. Syukur mengandung energy positif, syukur akan menumbuhkan kebahagiaan, kedamaian, dan kepuasan tiada terkira. Untuk itu sangat perlu kirannya di zaman ini kita berusaha untuk menjadi pribadi yang penuh dengan rasa syukur. Sebenarnya masih banyak kisah-kisah yang dituliskan secara gamblang oleh Pak. Naim, seperti hal-nya wawasan spiritual, memaknai bahagia, mimpi sukses mulia, positif thinking, dan masih banyak lagi yang sangat memikat untuk dibaca.
Berusaha untuk meneladani serta belajar dari kisah-kisah ispiratif yang dituliskan dalam buku ini akan mampu membuat hidup kita tetap waras di zaman edan. Kita menjadi tidak mudah hanyut dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Kita bisa menipu setan yang akan menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang kurang baik. Dengan membaca buku ini kita juga akan tahu sejauh mana sikap kita dalam menghadapi zaman yang sudah penuh dengan persoalan ini. SEMOGA KITA TETAP MENJADI ORANG YANG WARAS DI ZAMAN EDAN.

Special Writing on Education Day, 
2-5-2015





                              
      
      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...