Suatu siang, saya dimintai tolong oleh salah satu teman saya untuk menjemputnya di terminal bis Tulungagung. Sebagai teman, saya berusaha untuk sebisa mungkin membantu. Jadi saya menyanggupi permintaannya. Karena ada urusan lain yang harus saya selesaikan saat itu, jadi saya berangkat agak terlambat. Ia sebenarnya sudah beberapa kali SMS ke saya kalau sudah sampai di terminal. Saya lihat SMS itu ternyata sudah beberapa menit yang lalu. Setelah mau berangkat, saya balas SMS nya, saya katakan jika ini sudah OTW, meskipun sebenarnya saya masih belum berangkat. Itu saya lakukan agar teman saya merasa lebih tenang. Karena kita tahu sendiri kalau sedang menunggu seseorang, dan yang ditunggu tak kunjung datang, pasti akan merasa kesal. Sudah capek dan harus menunggu. Saya mencoba mengerti akan keadaan itu.
Saya sedikit tidak enak jika ia harus menunggu saya terlalu lama. Jadi sesegera mungkin saya harus berangkat. Saya berangkat dengan terburu-buru. Akibatnya ada something wrong di tengah perjalan saya menuju ke terminal itu. Ceritannya, Perjalanan saya dari kos untuk menuju ke terminal itu melewati sekitar perempatan jalan yang lumayan besar. Melewati perempatan pertama aman, karena lampu dalam keadaan hijau, jadi bisa mempersingkat waktu. Jika keadaan terburu-buru seperti itu, rasannya menunggu lampu merah selama satu menit terasa sangat lama sekali. Perjalanan saya kulanjutkan. Saat itu kedaan jalan dari arah timur kebetulan tidak terlalu ramai, kecepatan saya tambahkan agar bisa cepat nyampai di terminal. Selama di perjalanan, pikiran saya tertuju ke teman saya itu, saya merasa bersalah karena harus membuatnya menunggu terlalu lama. Fikiran saya tidak fokus, sampai-sampai saya tidak sadar saat saya lewat perempatan lagi.
Saat saya melewati perempatan itu, tiba-tiba terdengar suara bapak-bapak yang berteriak, seperti sedang marah-marah. Dengan helm tertutup saya menoleh ke arah suara itu terdengar. Saya begitu syok,,,Salah seorang bapak menunjuk-nunjuk saya, intinya ia bilang, apa tidak tahu itu kalau ada lampu merah. Ia adalah salah seorang yang berada pada barisan paling depan. dari pasukan sepeda motor dan mobil yang baru menjalankan kendaraannya dari arah utara. Seraya ada yang ingin megeroyok saya. Saya kaget seketika, ternyata saya sedang berada di tengah-tengah perempatan Tamanan. Pada waktu itu, saya juga tidak sadar kalau melewati lampu merah, dan kebetulan sedang sepi, dan kebetulan kendaraan yang dari sebelah utara belum mulai berjalan, jadinnya kayak jalan lurus biasa. Saya berusaha tenang setelah mengetahui saya telah menerobos lampu merah. Mau gimana lagi, mau mundur lagi saya malu. Akhirnya dengan izin Allah, saya bisa melewati perempatan itu dengan selamat. Sangat beruntung juga saat itu tidak ada Polisi yang sedang berjaga. Untungnya, juga saat saya melewati perempatan itu, helm saya dalam keadaan tertutup, sehingga rasa malu saya cukup berkurang. Benar-benar membuatku syok, karena baru kali itu melakukan hal ini.
Ini ceritaku … cerita yang sebenarnya tidak cocok untuk di ceritakan. Tapi meskipun sederhana, semoga bisa menjadi pelajaran bagi saya khususnya, dan bagi semua pada umumnya agar selalu berhati-hati dalam berkendara. Konsentrasi saat berkendara, dan semoga kita bisa menjadi pengendara yang bijak.
T. Agung, 20-05-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar