Sabtu, 16 April 2016

Kenangan Sebuah Perjalanan (2): Awesome Kuala Lumpur City Centre


Suasana sungguh berbeda seketika ketika Bus berjalan di atas tanah Kuala Lumpur, dari dalam jendela Bus kulihat penampakan pusat kota Kuala Lumpur (KLCC)  yang begitu luar biasa. Antara keunikan, keindahan, kebersihan plus kemegahan kota kiranya menjadi perpaduan yang pas untuk menggambarkan betapa awesome-nya kota KL. Disana banyak berjejeran gedung-gedung raksasa yang menghiasi sisi jalanan kota KL. Selain itu panorama jalanan disana juga menakjubkan, selain bersih, rindangnya pepohonan juga menambah keindahan kota.
 
Pagi uput-uput kami sudah berangkat melakukan perjalanan dari tempat yang sebelumnya kami singgahi untuk istirahat, mandi, Sholat Subuh, dan Sarapan. Kami akan mendatangi beberapa tempat tujuan yang berada di Kuala Lumpur sebelum menuju ke Bandara untuk perjalanan pulang.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Istana Negara (Daulat Tuanku), tempat terdekat dengan perjalanan kami. Sampai disana masih cukup pagi, bahkan masih sedikit pengunjung yang datang. Hanya setengah jam saja waktu yang diberikan untuk menikmati suasana di tempat tersebut. 

Tembok pagar yang megah dan kokoh di gedung Istana Negara
"Daulat Tuanku", penampakan bangunan yang saya abadikan dari balik pagar besi
Bukit yang bersebelahan dengan Istana Negara

Disana kami tidak diperbolehkan masuk, jadi hanya bisa menikmati suasana dari luar saja, lagian pagar masuknya tidak dibuka. Meskipun dari luar saja, namun Ada titik-titik tertentu yang bagus untuk spot mengambil gambar. Diantaranya ada gerbang yang sangat mewah dan kokoh, terdapat bukit dan tetumbuhan hijau yang ada disekililingnya. Meskipun tidak bisa melihat suasana dalam Istana Negara, sehendaknya bisa mengabadikan momen di tempat tersebut. Belum tentu kan, ada kesempatan lain yang datang.

 Tepat di depan tembok pagar Istana Negara

Semakin siang, pengunjung semakin banyak, yang semula lengang dengan pengunjung. Setelah pengunjung semakin banyak, kami harus mengantre dulu untuk ambil gambar di titik-titik tertentu, seperti halnya, dengan prajurit penjaga, prajurit berkuda, di tanah lapang yang luas, mengambil gambar dengan background  tembok bertuliskan Istana Negara, dll.

 Bersama Prajurit Penjaga pintu Istana Negara
  Foto bersama prajurit berkuda oleh salah seorang pengunjung
Berfoto di depan dinding "Istana Negara"
 Foto bersama dosen pendamping, Abah. Abad di depan pintu masuk Istana Negara yang terkunci
 Abah. Abad dengan gaya kekiniannya, ahay ...
Setelah ada yang memberikan aba-aba untuk segera naik ke Bus, kamipun segera menuju ke Bus. Ternyata sudah ada banyak Bus lain yang parkir juga, waktu kami masuk belum sebanyak ini Bus yang parkir.

Bus terlihat memadati area parkir Istana Negara

Dari Istana Negara, lanjut lagi ke sebuah tempat yang dimana view-nya sangat indah, yaitu merdeka square atau dataran merdeka. Mungkin bagi warga Kuala Lumpur sendiri sudah biasa dengan tempat ini, tapi bagi pendatang yang baru sekali ke KL, menikmatinya terasa spesial. Tidak ada hal lain yang kami lakukan disana, kecuali mengabadikan diri dengan panorama cantik dan menarik di tempat itu. 

Begini sedikit gambarannya.  Tempat tersebut letaknya pas berada di jalur utama perjalanan kami. Tidak ada tempat parkir khusus seperti halnya di istana Negara, Bus parkir di tepi jalan. Lihat ke kiri, disitu ada tanah lapang luas dengan bangunan menjulang tinggi di sekitarnya. Sedikit cerita dari tour guide bahwa tempat tersebut menjadi tempat bersejarah bagi warga Malaysia, karena di tempat itulah bendera Malaysia dikibarkan untuk yang pertama kalinya.

 Penampakan Merdeka Square dengan bendera Malaysia yang berkibar

Di sebelah kiri jalan, ada bangunan yang cukup besar dan luas yang bentuknya menarik, yaitu berupa bangunan kuno. Katanya tour guide bangunan itu bernama Sultan Abdul Samad Building yang bentuknya diadopsi dari bangunan di Mughal (India) dan Timur Tengah. 

     Itulah gedung Sultan Abdul Samad yang berada tepat berseberangan dengan Dataran Merdka
 Didindingnya masih dari batu-bata murni (tidak dilapisi semen dan cat).  Saya kurang tahu persis apa yang ada di situ, karena kami tidak masuk, hanya melihat keunikan panorama sekitar. Kami banyak yang berfoto dengan menampakkan bangunan tersebut, dan juga masih banyak lagi spot-spot  menarik lainnya yang ada disekitar tempat itu yang bisa dijadikan objek foto.

Diantara bangunan megah di sekitar Dataran merdeka

 Sultan Abdul Samad Building sedikit terlihat dari tanah lapang Merdeka Square

Teman saya berfoto dibawah tiang bendera yang menjulang tinggri di Dataran Merdeka
Salah satu spot foto cantik yang ada di sekitar Merdeka Square

Berada tepat di depan Sultan Abdul Samad Building
  Foto dengan background miniatur Kuala Lumpur yang berada di depan mall di Dataran Merdeka
 Gambar miniatur Merdeka Square
   
Tempat yang kami tuju selanjutnya adalah Petronas Twin Towers (Menara Kembar Petronas). Salah satu enjadi yang ikon negara Malaysia ini cukup popular. Namanya saja menara kembar, jadi disana ada dua menara yang berjejer dengan bentuk dan ukuran yang sama.  Bangunan yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur ini memiliki 88 lantai dengan ketinggian hampir mencapai 452 meter. Tepatnya di lantai ke 41-42, ada jembatan udara yang menghubungkan antara kedua menara tersebut.


Menara Kembar Petronas dari balik taman

Sampai disana lumayan siang, matahari sudah terasa membakar. Namun karena keingintahuan kami akan keindahan tempat tersebut, panas bukanlah persoalan.
Untuk jalan masuk menuju ke spot yang menjadi tempat paling pas mengabadikan menara kembar, kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, yaitu taman hijau yang tertata rapi dengan tumbuhan rindang di dalamnya.

Yang semula hanya terlihat puncak menaranya saja dari kejauhan, namun setelah berjalan mendekat seluruh bagian menara bisa dilihat. 

Agar bisa mengambil gambar dengan Menara Petronas, kami disarankan untuk berfoto dari taman yang letaknya ada di belakang menara. Selain taman yang berisi tanaman, disana juga menawarkan air mancur menari. Namun sayang, karena kami kesana di siang hari jadi tidak bisa melihat cahaya lampu yang mengiri air mancur yang sedang menari. Ketika ambil gambar di tempat tersebut, dijamin kita bisa mengabadikan diri berlatar bangunan keseluruhan Menara Petronas. Sungguh menarik, bukan?
 Menyaksikan Petronas Twin Towers dari taman
Katanya, jika datang malam hari suasana disini lebih berkesan karena pencahayaan yang ada di bangunan Menara Petronas dan tempat-tempat di sekitarnya, termasuk cahaya dari air mancur menari. Datang ke Petronas di siang hari juga akan berkesan, karena kalau berfoto akan tampak jelas dibandingkan malam hari. Hmm, ambil hikmahnya saja.
Subhanallah ya kalau seandainya bisa naik ke puncak Petronas, lalu bisa melihat beautiful sight Kota Kala Lumpur dari sana. Tapi, kali ini kami tidak berkesempatan untuk melakukannya, mungkin bisa di lain waktu menuju puncak menara, he he.        

Karena waktu yang diberikan kepada kami untuk menikmati awesome Petronas Towers, setelah waktu yang dijadwalkan habis, kami segera menyudahi petualangan kami disana.

Kembali ke Bus lagi untuk menuju tempat yang selanjutnya. Melakukan perjalanan beberapa menit kemudian, tibalah kami di Gallery Coklat. Di tempat tersebut kami dipersilahkan untuk belanja coklat bagi yang mau. Ya, konon Malaysia memiliki tingkat produksi coklat yang baik, jadi kiranya belum lengkap kalau ke Malaysia tidak membeli oleh-oleh coklat dulu.

Sebelum masuk ke ruangan, ada seorang petugas disana yang mengkondisikan kami sebelum masuk agar ngumpul semua terlebih dahulu. Dengan dipandu petugas tersebut, kami bersama-sama masuk ke ruangan. Sang pertugas mengenalkan sedikit tentang coklat, seperti ada coklat naga yang tidak meleleh hingga bertahun-tahun, sedikit penjelasan bagaimana buah Kakao menjadi Coklat lezat, aneka macam coklat yang dijual disana, dll. Sayangnya kami tidak boleh mengambil gambar disana. 

Sebelum kami mengelilingi aneka coklat yang disediakan disana, terlebih dahulu diminta untuk berbaris, mengantri untuk mencicipi beberapa macam irisan coklat yang disediakan. Jika ada yang cocok, kita bisa membelinya. Aneka rasa oklat yang ditawarkan disana memang cukup unik, asa rasa tiramisu, durian, kelapa, dll. 

Tidak banyak coklat yang saya beli disana, karena harganya yang cukup mahal. Saya hanya membeli beberapa bungkus saja. 


Pembayarannya kita bisa menggunakan uang rupiah atau baht jika uang ringgit yang kita punya tidak mencukupi, namun jika ada kembaliannya tetap menggunakan uang ringgit. Karena ringgit yang saya  bawa hanya sedikit, sayapun juga melakukan hal itu, saya bayar sebagian dengan uang baht. 


Karena waktu sudah menginjak siang hari dan waktu yang ditargetkan menuju ke Bandara sekitar pukul empat, maka segera kami menuju ke Bus lagi untuk melanjutkan perjalanan. Setelah dari Chocolate Gallery, kami menuju ke Masjid Putrajaya, Kuala Lumpur. Ya, ini adalah tempat terakhir yang kami kunjungi. Sengaja masjid Putrajaya dikunjungi paling akhir agar disana kami bisa sekalian menunaikan Sholat Dhuhur dan sekali jama’ takdim ‘Asar.

Nah, ini dia masjidnya. Letaknya di pinggir danau dan di sekitar Masjid juga ada banyak gedung pemerintahan, seperti kantor perdana menteri Malaysia, istana kehakiman, dll. Beberapa bentuk bangunan gedung pemerintahan itu juga sekilas seperti Masjid, karena ada kubahnya. Malah semula ada beberapa dari kami yang mengira bahwa masjidnya yang berkubah hijau, ternyata yang berwarna pinj cantik itu.

 Dari tempat penurunan Bus menuju Masjid Putrajaya lumayan jauh. Selain tempat ibadah, disana juga ada penjual yang menjajakan makanan, souvenir, jajanan, dll.


Putra Mosque yang bersebelahan dengan gedung pemerintahan, hayoo Masjidnya yang mana
 

                                                                   Putra Mosque
 

Sambil menati Adzan, kami mengabadikan beberapa gambar di sekitar Masjid Putra.


 Mengambil gambar dari halaman bawah (tepi danau) Masjid Putra, Kuala Lumpur
 


Ketika sudah mendengar Adzan, sesegera diminta untuk menunaikan Sholat lalu segera menuju ke Bus. Bersyukur sekali bisa berkesempatan untuk beribadah di masjid yang sangat megah ini. 


Kami memang diwanti-wanti untuk bisa memanfa’atkan waktu dengan baik. Dalam artian, kami tidak boleh melebihi waktu yang telah dijadwalkan, karena akan berakibat fatal jika sudah telat di bandara, bisa-bisa kita ketinggalan pesawat.

Masalah kecil memang sempat terjadi, karena ada dua orang teman kami tidak juga menuju ke Bus padahal waktu sudah habis. Hampir satu jam lamanya menunggu kedatangan mereka, sampai beberapa orang di Bus terbawa emosi. Bahkan ada yang akan tega meninggalkan mereka agar mereka naik taksi sendiri ke KLIA2. Meskipun begitu, tetap saja tidak tega dan menunggu mereka. Selang beberapa menit kemudian akhirnya mereka datang. Si koordinator langsung memberikan peringatan kepada kami semua bahwa jangan sekali-kali melakukan hal yang sama lagi. 

Sebagai akibatnya, jatah waktu makan siang kami yang di kurangi. Yang semula ada sekitar satu jam setengah untuk makan siang, jadi dipersingkat menjadi 45 menit. 

Ketika sampai di rumah makan, kami langsung mengantri. Setelah mendapat giliran, secepat mungkin untuk memilih lauk, segera mengambil posisi duduk dan makan. Lap lep lap lep … habislah sepiring nasi. 

Dari tempat makan menuju ke KLIA2 sekitar satu setengah jam. Sepertinya masih cukup awal sampai di bandara, jadi tidak terlalu mepet dengan waktu yang telah dijadwalkan. 

Sampai disana, kami segera menurunkan barang-barang kami. Cukup ribet karena harus angkat-angkat barang berat. Troly diambil untuk mengangkut barang-barang. Satu troly cukup untuk barang-barang dua orang. Saya gandengan dengan teman saya, Mbk. Nindy. 

Untuk menuju ke tempat chek-in, kami harus membawa barang-barang kami naik ke lantai paling atas dengan naik ekskalator datar. Menuju ekskalator, teman saya yang mendorong troliinya, karena saya takut jika terguling, kan malu he he. Seprtinya ia lebih lihai. Syukurlah, sampai lantai atas selamat.

Sebelum ke tempat check-in, kami terlebih dahulu menimbang barang-barang kami untuk memastikan barang bawaan tidak overload. Terkait dengan berat barang, tidak ada masalah. Ternyata setelah dikolektif, masih ada sisa beberapa kilo.
Semua prosesi yang harus kami lakukan sebelum menuju kabin pesawat berjalan lancar. Hanya saja ketika saat scan begasi pesawat, terdeteksi gunting kecil ada di dalam tas saya. Petugas meminta saya untuk mengeluarkannya, sayapun meninggalkan barang tersebut. 

Waktu landas pesawat adalah jam 19. 00 waktu Malaysia (satu jam lebh cepat dari waktu di Surabaya). Sempat ada info bahwa keberangkatan pesawat tertunda karena jadwal penerbangan pesawat di malam itu terlalu padat. Akhirnya kami berangkat satu jam berikutnya dari waktu yang telah di tentukan.



                 Persiapan berangkat menuju tanah air dari Kuala Lumpur (KLIA 2)


Begitulah sedikit ceritaku dan kesan pertamaku ketika melihat awesome-nya pusat kota Kuala Lumpur.

 
See you again Malaysia ^_^

                                                                                                          
 

2 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...