Jumat, 28 Agustus 2015

Meneladani Semangat Belajar Ibn Hajar



       Buku yang berjudul “Bersyukur Saat Diuji” ini sedikit demi sedikit sudah mulai saya cicipi. Ada beberapa bab yang sudah selesai saya baca. Dan malam ini saya membaca salah satu bab yang terdapat dalam buku ini yang sangat memotivasi, judulnya adalah memahami tabir, nasib, dan tabir. Salah satu topic yang dibahas yaitu tentang perjuangan seorang ulama besar, bernama Ibn Hajar dalam menuntut ilmu.
Dalam buku ini diceritakan bahwa Ibn Hajar itu adalah sosok memiliki semangat tinggi dalam mencari ilmu. Semangatnya dibuktikan dengan perjuangan beliau ketika itu, ia berkelana dengan banyak guru dan menuntut ilmu ke berbagai tempat dengan waktu yang sangat lama. Pada saat menuntut ilmu itu sebenarnya ia terkenal dengan sosok yang sangat rajin, namun sayangnya ilmu-ilmu yang diberikan oleh sang guru sangat sulit diterimanya. Kepandaian tak juga mampir ke dalam dirinya meskipun telah belajar selama bertahun-tahun. Ibn Hajar sempat hopeless juga ketika itu dengan kenyataan pahit tersebut. Ia frustasi dan memutuskan untuk putus sekolah. Akhirnya Ibn Hajar pulang ke negeri asalnya.
Di tengah perjalanan, ia beristrirahat di sebuah gua. DI gua tersebut, Ibn Hajar melihat ada batu yang berlubang karena tetesan air dari atas gua tersebut. Padahal air itu hanya menetes sekali-sekali (tapi terus-menerus), kenapa bisa sampai bisa membuat batu itu berlubang, sungguh keajaiban. Ia begitu trenyuh saat melihat kejadian itu.
Dari kejadian batu itu, semangat Ibn Hajar untuk menuntut ilmu kembali bergejolak.  “Jika batu saja bisa berlubang karena terus-menerus ditetesi air, maka otakku akan lebih bisa mengalami hal serupa.” Prinsip itulah yang akhirnya bisa membuat dirinya berubah. Ibn Hajar membandingkan dengan akal dan pikirannya yang dianggapnya keras, beliau berkesimpulan bahwa suatu saat jika tekun belajar maka akal, pikirannya juga akan lunak sebagaimana batu yang telah berlubang akibat tetesan air tersebut. Maka kembalilah beliau kepada sang guru untuk belajar lagi, mempraktekkan cara belajar seperti tetesan air pada batu yang dilihatnya di gua tersebut, harus dibarengi dengan ketekunan, rajin, dan juga harus sabar.
Semangat tinggi untuk terus belajar telah tertanam kuat-kuat dalam dirinya. Hari-harinya kemudian beliau isi dengan terus membaca, menghafal serta mentelaah kitab-kitab. Tekatnya yang kuat tersebut membuat penuntut ilmu ini memiliki pengetahuan yang sangat luas. Sejak saat itu perubahanpun terjadi pada diri Ibn Hajar, akhirnya ia menjadi ulama yang hebat dan fenomenal karena keluasan ilmunya.
Kisah yang sangat memotivasi bukan? Semangat Ibn Hajar dalam menuntut ilmu ini sangat perlu untuk di teladani. Sekeras apapun (sesulit apapun), jika keep istiqomah, ikhlas, sabar, dan pantang menyerah maka akan menuai kesuksesan seperti apa yang telah dilakukan oleh Ibnu Hajar tersebut.

Nice Reading ^__^

T. Agung, 28-8-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...