Kamis, 21 Juli 2016

Pada Episode Ini



Empat tahun bukanlah sesuatu yang mudah begitu saja untuk dilalui, banyak tantangan tersendiri yang harus dilalaui. Memang, terkadang menghadapinya membuat diri ingin menyerah saja. Tetapi, itulah falsafah dari perjuangan. Kita dituntut untuk “tidak menyerah begitu saja,”

Kamis, 21 Juli 2016 menjadi momen penting bagiku. Sebuah episode yang begitu dinanti sebagai ujung dari perjuangan menempuh studi pada jenjang ini, yaitu ujian skripsi Alhamdulillahirabbil'alamin…tiada kata yang patut dan pantas saya ucapkan selain kata syukur kepada Allah. Syukran ya Rabb atas segala yang Engkau berikan, atas segala kesempatan dan kemudahan.

Tentu dihari itu diliputi dengan perasaan campur aduk, antar senang, deg-degan, semangat, dan was-was. Arrrghh rasanya saat-saat seperti ini membuat serba sesuatu. Do'aku... semoga saya bisa melewatinya dengan baik, Aamiin yaa Rabbal'alamin

Sesuai dengan jadwal ujian yang telah ditentukan, saya mendapat giliran di siang hari tepat jam 14. 00-15.00. Saya tidak berangkat terlalu mepet dengan jadwal yang telah ditentukan, karena pengalaman yang sebelumnya ada beberapa teman yang jadwal sidangnya dimajukan. 

Pukul satu tepat saya berangkat. Di waktu tersebut seharusnya teman saya yang mendapat giliran sidang sebelum saya sudah memasuki ruang ujian. Karena belum ada peguji yang memasuki ruangan, akhirnya harus menunggu. Beberapa menit kemudian, satu penguji datang. Menunggu lagi dua penguji yang lainya. Karena sudah hampir setengah jam belum kunjung datang juga, akhirnya teman saya berinisiatif menghadap beliau untuk menanyakan apakah tetap menanti atau bisa dimulai. Beliau memutuskan untuk menanti saja.

Setelah ditunggu, jam 13. 52, satu penguji datang , tinggal satu penguji lagi. Padahal waktu tersebut seharusnya sudah giliran peserta ujian berikutnya yang memasuki ruang ujian, namun karena molor, jadi harus menunggu lebih lama. Sudah dipastikan satu penguji lagi tidak bisa hadir, yaitu Prof. Imam Fuadi dan waktunya juga sudah mepet akhirnya ujian segera dimulai. Teman saya akhirnya memasuki ruang ujian.

Tidak ada satu jam sudah selesai, tibalah saya yang memauski ruang ujian. Ambil nafas dalam-dalam, lalu bersiap menghadap dua penguji yang super keren. Yang disayangkan, terasa ada yang kurang karena Prof. Fuadi yang menjadi penguji utama saya tidak hadir. Secara otomatis meskipun sudah diuji oleh kedua penguji, tetap saja harus konfirmasi dengan beliau, apakah harus ujian ulang atau tidak.

Pertama, dosen pembimbing saya selaku sekretaris penguji terlebih dahulu meminta saya untuk bedo'a. Setelah itu, saya diminta untuk mempresentasikan penelitian saya, lalu beliau melontarkan beberapa pertanyaan. Waktu presentasi dan menjawab pertanyaan dari beliau, saya tidak merasa grogi atau takut, saya merasakan santai seperti biasa. Dijawab dengan penuh yakin dan tenang. 

Setelah  giliran dosen penguji saya yang super keren, Mr. Sukarsono yang saya selalu salut dan ngefans dengan ilmu linguistiknya.  Kemudian beliau bertanya mengenai materi yang dihubungkan antar beberapa materi dalam penelitian barulah membuat otakku mesti berputar keras mengingat-ingat kembali beberapa konsep penelitian yang selama ini menjadi acuan dalam mengerjakan skripsi ini. 

Hufft…disinilah saya makin merasakan serba kurang. Ternyata masih banyak yang harus  dikaji, masih banyak yang harus  saya pelajari, dan masih banyak yang tidak kuketahui. Yah, disinilah terlihat letak kekurangaku, “kurang mengkaji”. Saya menjadi tersadar atas "ketidaktahuanku". Saya sebenarnya malu pada diriku sendiri, tetapi tidak mengapa ketidaktahuan itu menjadikan saya sadar bahwa saya perlu harus terus belajar.

Terima kasih pembimbing dan pengujiku... ujian ini betul-betul sukses membuatku berpikir keras dan sukses membuatku makin sadar "semua masih harus berproses dan masih perlu terus belajar, tidak cukup diakhiri sampai pada episode ini saja.” 

Tulungagung, 22-07-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...