Aku dan ibu ketika Perjalanan ke Rumah nenek |
Syukurlah,
akhirnya saya menemukan foto saya bersama Ibu saya. Saya tidak ingat kapan persisnya foto narsis
bersama Ibu ini saya ambil, mungkin sekitar 3 tahun yang lalu. Sepertinya foto
ini sudah sesui dengan syarat yang diberikan untuk mengikuti ajang GA SEHARI:
AKU DAN IBUKU, hanya berdua saja dan tanpa edit.
Meskipun
sudah lama foto itu saya ambil, tapi saya masih ingat betul apa yang saya
lakukan dengan Ibu saya waktu itu. Foto tersebut saya ambil bersama Ibu saat
perjalanan ke rumah Si-Mbah waktu lebaran tiba.
Saat itu Ibu
saya kebetulan di rumah. Ia sudah kembali dari tempaat kerjanya. Ibuku sudah
cukup lama bekerja di luar negeri dan biasanya ia pulang setiap satu tahun
sekali. Kadang Ibu-ku pulang tidak pada saat hari lebaran. Jadi, saat lebaran
tiba dan Ibuku di rumah sangat senang sekali, salah satunya kami bisa kerumah
Si-Mbah bersama-sama.
Rumah
Si-Mbah saya (Ibu dari Bapak) jaraknya lumayan jauh dari rumah, meskipun masih
dalam satu desa. Setiap lebaran tiba kami menyempatkan diri untuk selalu datang
kesana. Kenapa tidak naik motor? Itulah yang ingin saya ceritakan. Meskipun
jaraknya lumayan jauh, setiap pergi kesana, kami sekeluarga selalu jalan kaki.
Jika kami berjalan pelan-pelan, sekitar 1 jam baru sampai.
Rumahku
tidak seperti di kota-kota yang dekat dengan jalan raya, yang kendaraan jenis
apapun bisa melewatinya. Kondisi jalan dari rumahku ke rumah simbah sangat
sulit untuk di lewati kendaraan. Selain banyak tanjakan yang extrim dan
berkelok-kelok, juga masih banyak jalan setapak. Jika bukan orang yang sudah terlatih,
sepertinya tidak bisa untuk lewat jalur tersebut.
Sebagai
orang yang tinggal di desa, berjalan kaki dengan waktu yang cukup lama bukanlah
persoalan. Orang lain pun banyak yang melakukan hal yang sama. Memang medanya yang
tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan.
Berjalan
menyusuri perkebunan dan juga jalan yang cukup eksotis, membuat kebersamaan
saat ke rumah Si-Mbah dengan berjalan kaki ini menjadi menyanangkan. Lelah
sudah pasti, tapi setelah sampai di Rumah Si-Mbah lelah kami bisa hilang. Setelah
bersalaman untuk memohon ma’af, langsung saja kami ke dapur untuk menyantap
menu lebaran yang sudah disiapkan. Si-Mbah selalu menyiapkan hidangan saat kami
datang kesana. Meskipun dengan menu sederhana, tetap terasa nikmat karena sudah
mulai lapar akibat perjalanan jauh. Akhirnya, lelah-pun hilang.
Sebenarnya
tulisan saya ini ingin saya ikutkan ajang GA sehari untuk menyambut hari ibu (Foto ini diikutsertakan dalam GA Sehari : Aku dan Ibuku). Entah kenapa, rasanya tidak pantas ide saya seperti ini bersanding
dengan sederatan tulisan orang-orang yang sudah lihai dalam menulis. Masak ide
seperti ini harus saya tuliskan, tidak penting banget. Pikiran-pikiran seperti
itulah yang sering manghantui saya. Saya sering mengabaikan ide yang saya anggap
tidak penting itu akhirnya saya menggunakan ide tulisan tentang perpisahan
dengan Ibu saat ia akan kembali bekerja, yang sebelumnya sudah saya posting di
blog. Tinggal mengedit tulisan tersebut.
Daripada
mubadhir tulisan saya ini, saya posting saja untuk menambah tulisan di blog
saya. Itung-itung juga untuk melatih kebiasaan menulis saya.
Hatyai-Songkhla, 17-12-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar