Jambu Bangkok-Thailand |
Jambu Bangkok,
itulah orang biasa menyebut buah berbiji dan rasanya masam ini. Berbicara
tentang Jambu Bangkok, saya sedikit punya cerita. Saya punya pohon Jambu Bangkok
di pekarangan rumah, tepatnya di tengah sawah. Rupanya ketidaksengajaan pohon jambu
Bangkok tumbuh disitu, karena saya pernah menanyakan ke orang-orang rumah tidak
ada yang menanam. Pohon itu tumbuh dengan sendirinya. Saya ingat sekali, jika
waktu saya SD dulu, saya pernah membawa Jambu Bangkok yang saya petik dari tengah
sawah itu ke sekolah dan menjualnya ke teman-teman saya. Mereka begitu senang
membelinya. Setiap kali membawa jambu Bangkok satu keranjang plastik berukuran sedang, selalu
habis dibeli oleh teman-teman. Saat itu harganya 100-300 rupiah, berdasarkan
ukuran buahnya.
Selain itu, Jambu Bangkok juga menjadi buah
yang sangat pas ketika dimakan sambil menunggu tanaman padi dari serangan
burung di sawah. Setiap kali Jambu Bangkok berbuah, saya begitu semangat jika
disuruh untuk menunggu tanaman padi di sawah, karena bisa sambil makan jambu Bangkok.
Entah apa yang membuat teman-teman saya dan juga saya senang sekali makan buah
yang satu ini, padahal buahnya keras, rasanya asam, dan juga banyak bijinya. Sebagai
orang yang tinggal di desa yang jauh dari pasar buah, jadi tidak ada saingan buah-buahan
yang lain. Jambu klutuk-pun terasa nikmat.
Pohon jambu
yang tumbuh di pekarangan rumah itu sudah lama di tebang. Kakekku yang menebangnya.
Jamanya sudah modern, masak makan buah jambu Bangkok terus. he e e. Setelah
itu, saya sangat lama sekali tidak makan jambu Bangkok lagi.
Buahnya yang
keras, berbiji, dan kadang rasanya yang masam, menjadikan buah Jambu Bangkok
ini memang jarang diminati oleh sebagian besar orang. Sepertinya kebanyakan orang lebih memilih
buah-buahan jenis lain yang rasanya lebih manis dari pada buah Jambu Bangkok
ini, seperti apel, melon, semangka, mangga, jeruk, dll. Jika melihat buah-buahan yang di jejerkan di
pasar buah, rasanya hampir tidak ada yang menjualnya. Selain sangat sedikit
orang yang berminat membeli buah ini, orang-orang yang mungkin punya buahnya di
rumah enggan untuk menjualnya karena harganya yang murah Mungkin jika
dibandingkan dengan jambu biji yang warna merah, orang-orang lebih memilih yang
satu ini. Meskipun sama- sama banyak bijinya, tapi lebih manis dan empuk, serta
kalau dibuat jus lebih lezat daripada jambu Bangkok.
Ternyata
buah jambu Bangkok yang tidak begitu diminati oleh sebagian besar orang
tersebut, di Thailand jambu Bangkok menjadi buah andalan dan memang cukup populer.
Bahasa
Melayu Thailand, jambu Bangkok disebutnya Buah Kayu. Bukan karena buahnya yang
seperti kayu (keras), tapi pohonnya berkayu, seperti halnya buah mangga,
rambutan, dll dan Bahasa Siamnya adalah fa’rang. Hanya beberapa orang saja yang
biasa menyebutnya dengan buah kayu, mereka biasa memakai kata Fa’rang.
Jambu
Bangkok (Fa’rang) menjadi buah andalan orang-orang disini. Saya juga heran
ketika istirahat tiba, selepas makan siang, banyak dari murid-murid atau para
guru yang lebih memilih Jambu Bangkok sebagai makanan pencucui mulut. Karena
banyak buah yang disediakan, saya mending pilih buah yang lain.
Selama
disini saya belum merasakan yang namanya Jambu Bangkok yang konon menjadi buah
andaan itu. Kebetulan tadi pagi saya diajak ke pasar, karena saya begitu
penasaran, akhirnya saya membeli 3 buah Jambu Bangkok, semua dihargai 60 bath
atau setara dengan 24.000.
Sangat
berbeda dengan jambu Bangkok yang pernah saya makan waktu itu, keras, asam dan
banyak bijinya. Wajar saja jika banyak orang disini yang berminat untuk membeli
buah Jambu Bangkok, karena buahnya begitu yummmiii. Lihat saja 3 buah jambu itu
beratnya hampir 2 kg, karena ukuranya cukup besar. Rasanya juga manis, berdaging
tebal, hampir tidak berbiji, hanya sedikit saja bijinya, dan ketika di makan
Sooo Crunchy. Inilah Jambu Bangkok yang Asli.
Songkhla-South
Thailand, 27-12-2015
Mbak eka juga pebisnis ya
BalasHapus