Kamis, 02 Februari 2017

Lupa Tiada Tara: Secuil Kisah Drama “Aku dan Kunci Motor”



Di hari kedua bulan Februari, saya masih berkeinginan menulis sesuatu. Kali ini saya tetiba ingin berkisah tentang penyakit yang sangat sering saya alami. Apa itu? Ya, menyoal “lupa”. Namun lupa disini bukan soal lupa diri atau lupa ingatan, tapi lebih ke lupa dimana saya menaruh sesuatu. 

Karena tidak hanya sekali dua kali, tapi sudah sangat sering sehingga kuberi saja judul “lupa tiada tara”. Yang lebih sering menjadi korbannya adalah kunci motor. Ketika sudah bersiap dan buru-buru ingin pergi, namun kunci motor tidak ada di tempat biasanya dan perlu waktu bermenit-menit untuk mencari kunci tersebut, maka kondisi semacam ini seringkali bisa memancing emosi.

Saat peristiwa seperti ini terjadi, drama pun dimulai. Segala upaya akan saya lakukan, isi tas saya tumpahkan, tikar-tikar  digulung, buku-buku dipindahkan, barang-barang digeser, namun tetep saja hasilnya nihil. Sesungguhnya dalam situasi ini saya merasa cemas, meskipun kadang penampakan saya malah cengengesan

Pernah juga, lupa mendera saya pada suatu acara dan banyak orang disana. Saya sampai meminta mereka, terutama yang duduk berdekatan dengan saya untuk memeriksa tas masing-masing. Saya bukan bermaksud untuk menuduh orang-orang mengambil kunci saya, tetapi siapa tahu saja ada yang khilaf memasukkannya ke dalam tas. Karena mungkin merasa kasihan, merekapun mau memeriksa tasnya. Dan, menjadi sangat merasa tidak enak karena ternyata hasilnya nihil juga. Dramatis sekali, bukan?

Kalau kejadian ini terjadi di rumah, lebih bombastis lagi. Jika barang yang saya cari itu tak kunjung ketemu, sudah tentu saya akan bertanya satu per satu orang rumah dan meminta mereka untuk ikut mencarinya. Kalau tidak ada yang tahu, ujung-ujungnya saya yang malah kena marah. Meskipun seratus persen adalah karena kecerobohan saya, kadang saya tidak terima kalau kena marah dalam situasi seperti ini.

Sebenarnya saya sering mensiasati agar tidak lagi lupa menaruh kunci motor, salah satunya dengan menggantung di satu tempat. Sayangnya, saya malah lupa untuk menggantungnya. Hehe, kan sama saja. Berbagai macam bentuk bandul juga pernah saya coba, mulai dari yang bentuknya kecil dan ringan hingga yang besar dan cukup berat.

Untuk yang memakai gantungan kunci berat saya tidak akan mengulanginya lagi. Ternyata bahaya, karena mudah kendur atau gampang lepas dari setangnya. Pernah sekali ketika perjalanan jauh kunci motor saya jatuh dijalan tanpa saya tahu. Baru setelah ingin berhenti dan mematikan motor, kuncinya tidak ada. Untung saja waktu itu ada ahli kunci terdekat dan bersahabat.

Kunci motorku plus gembok  (taken by Mb Ifa)
Saya juga pernah membelikan gembok sebagai bandul kunci motorku, dengan maksud agar selalu aman dan tidak perlu bermain petak umpet dulu mencari ketika mau dipakai. Kunci kan pasanganya gembok, begitulah pikrku. Kiranya cara ini cukup ampuh. Tapi, masih tidak aman juga, karena pada akhirnya kunci yang bersatu dengan gembok itu hilang juga. Saya telah lupa taruh. Dengan terpaksa, saya harus memanggil petugas di bengkel dan memintanya mengganti kunci yang baru beserta setangnya. 



Soal kasus lupa menaruh kunci motor ini pernah sampai benar-benar tidak ada. Yang pasti, saya sudah tidak ingat saya meletakanya, akhirnya kuanggap hilang saja. Dan ini pernah terjadi ketika saya sedang menghadiri suatu acara di Blitar. Masih beruntung lagi, karena ada kios ahli kunci (yang kebetulan tutup). Tapi, di pintu kios tertulis no HP-nya. Saya langsung menghubungi no tersebut dan beberapa saat kemudian si ahli kunci itu datang membantu.

Meyoal lupa tentang kunci motor, yang satu ini juga sering menimpaku. Saat tiba di suatu tempat, begitu mematikan motor di parkiran, saya langsung saja ngeloyor pergi tanpa mengambil kunci motor. Hal ini memang cukup membuat panik ketika teringat atau saat ketahuan tidak ada kunci motor di dalam tas. 

Bagaimana tidak panik? Coba kalau motor saya, dengan kuncinya yang masih tergantung dengan manisnya di setang sementara pemiliknya tidak ada, lalu dilihat  seseorang yang punya niat tidak baik. Sangat mungkin saja motor tersebut  langsung dibawa pergi begitu saja. Sangat mungkin itu terjadi …Ingat, kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan. Saya harus ingat, ingat, dan ingat ungkapan Bang Napi itu… Waktu masih kuliah lalu, berkali-kali drama ini terjadi. Karena petugas satpam dikampus sangat baik, jadi masih terselamatkan.

Karena kerap kali hal ini terjadi, saya jadi sering cepat sadar untuk memeriksa tas, apakah ada kunci motor atau tidak. Untuk sekedar memastikan saja, karena pernah juga tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang tidak ada dalam tas. Tidak ada bukan berarti hilang. Itu karena memang kuncinya tidak saya taruh di tas, tapi saya lupa meletakkanya dimana 😅.

Sejauh drama lupa ini kerap menimpaku, alhamdulillah nya motor saya masih aman dan semoga jangan pernah kejadian buruk semacam itu menimpaku.

Konon menulis bisa bermanfaat untuk membantu menyembuhkan. Siapa tahu dengan saya menulis ini, penyakit lupa saya segera terobati, hehe. Apakah kalian juga pernah mengalami drama semacam ini.

https://www.mylivesignature.com/

Pare, 02 Februari 2017 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...