Selasa, 11 Juli 2017

BELAJAR MENDIDIK KEPADA PAK GURU J. SUMARDIANTA

BELAJAR MENDIDIK KEPADA PAK GURU J. SUMARDIANTA
Oleh: Eka Sutarmi


Apakah kalian mengenal Pak guru hebat yang satu ini, yaitu Pak J. Sumardianta? Yang selain guru hebat, beliau juga penulis hebat. Beberapa bukunya diantaranya merefleksikan kepiawaian beliau menjadi seorang pendidik yang istimewa. Saya mengenal Pak J. Sumardianta belum lama ini. Pada 04 September 2016 saya berhasil mengabadikan inspirasi kepenulisan bersama beliau saat acara bedah buku “Mendidik Pemenang Bukan Pecundang” karyanya.

Saya dipertemukan kembali pada acara SLG (Sekolah Literasi Gratis) di STKIP Ponorogo pada 12 Februari 2017. Waktu itu kebetulan beliau menjadi moderator saat Pak Hernowo menjadi narasumber di acara tersebut. Berkat pertemuan dengan Pak J, saya jadi berkesempatan membaca buku beliau yang luar biasa, diantaranya mendidik pemenang bukan pecundang, habis galau terbitlah move on, dan guru gokil murid unyu.

Sebagai seorang guru yang sudah berpuluhan tahun mengajar, pastinya Pak J. Sumardianta sudah melalui proses yang panjang, yang pada akhirnya beliau menjadi guru yang hebat. Beliau telah mampu menjadikan anak didiknya menjadi pemenang. Hal ini telah beliau buktikan kala mengajar para siswanya di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Ya, Pak J adalah seorang guru yang sangat piawai dalam membangun karakter murid-muridnya.

 “Prinsip saya dalam mengajar tidak hanya sekadar menjadikan siswa cerdas dan terampil. Tetapi, tugas guru itu sebenarnya harus delivering happiness, membuat murid bahagia. Kalau muridnya bahagia, mereka akan menjadi orang yang berhasil. Berhasil dalam studi maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ada kecenderungan sekolah-sekolah di Indonesia itu modelnya mengindoktrinasi, karena telah terperangkap dengan istilah materialisme kurikulum. Karena terlalu banyak materi, sehingga anak-anak itu mudah boring,” tuturnya pada suatu kesempatan ketika Pak J diundang dalam sebuah program acara Rumah Perubahan Rhenald Khasali.

Dari pendapat diatas, ternyata murid cerdas versi Pak J itu bukanlah ketika murid-murid itu bisa   mendapatkan niliai UN yang tinggi atau berhasil menghafalkan materi di kelas. Itu penting, namun yang lebih penting lagi menurut beliau adalah menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari. Istilahnya menjadi pemenang kehidupan. Menurut saya itu wujud pendidikan karakter yang seungguhnya. Pak J juga pernah mengatakan bahwa memang itulah pendidikan yang lebih dibutuhkan oleh generasi anak mami di era gawai atau multimedia ini. Pendidikan nilai sangat diperlukan.

Pendidikan karakter yang sangat kuat yang diterapkan di SMA De Britto adalah lewat program imersi (immersion program). Bagaimana murid-murid belajar tentang kehidupan. Mereka diberikan tantangan-tantangan kehidupan yang bisa menyentuh hati nuraninya. Berkesempatan belajar dengan Pak J. Jumardianta di dua kesempatam lalu, saya bisa mengenal istilah program imersi ini. Beliau bercerita mengenai program pendidikan karakter yang ada di sekolah Kolese De Britto Yogyakarta.

Tulisan beliau terntang program imersi yang berjudul “Melawan Budaya Casting” pernah dimuat di Koran Jawa Pos pada 10 maret 2013. Berkesempatan membaca tulisan beliau ini juga berkat pertemuan saya dengan Pak Guru. Lewat tulisan tersebut beliau menjelaskan bagaimana program imersi yang berjalan di sekolah tempat beliau mengajar. Siswa harus menjalani sebuah situasi yang keluar dari zona nyamannya. Bagaimana siswa yang mempunyai watak jijik harus mengatasi raa jijiknya dengan hidup dipanti jompo. Murid-murid yang hidupnya sangat wemah, mereka harus hidup bersama kaum gelandangan yang bermukim di kolong jalan tol Pluit dan kolong jembatan Kampung Melayu, menjadi tukang gali kubur di pemakaman Kebon Nanas, hidup bersama buruh pelabuhan di Tanjung Priok, dll. Kegiatan seperti itu diyakini bisa menyentuh tapal batasnya dan bisa mengatasi kelemahannya tersebut.

Tidak berhenti disitu dalam menanamkan pendidikan karakter kepada murid-muridnya, dalam pembelajaran di kelas pun juga sama. Inspirasi saat proses pembelajaran tak ada henti-hentinya ditebarkan. Menjadi sikap yang penting untuk diteladani dari beliau adalah punya tradisi membaca yang sangat baik. Beliau menularkan tradisi baik itu kepada murid-muridnya.

Metode mengajarnya pun sangat menarik. Pak J. Sumardianta pernah menceritakanpengalaman beliau saat mengajar PKN, yang membuat pelajaran yang membosankan ini dikemas menjadi pelajaran yang membuat siswa terkesan saat mempelajarinya. Bahkan sampai ada siswa yang menangis, tersentuh hatinya ketika tengah memperesentasikan tugas tentang patriotisme yang beliau berikan. Cerita itu juga beliau tulis dalam buku yang ditulisnya bersama guru hebat juga, Bu Ditta Puti Sarasvati, Putri Rizal Ramli, Mendidik Pemenang Bukan Pecundang (Benatang Pustaka: 2016).

Kisah lain yang mengesankan bagi saya adalah bagaimana bu Dhitta Puti menggunakan sms untuk mengajar bahasa Inggris. Setiap beberapa hari, Bu Puti menuliskan sesuatu yang menarik dalam bahasa Inggris untuk dikirim ke murid-muridnya. Saya bayangkan sebagian muridnya adalah membalas sms tersebut dan berlatih berdialog dalam bahasa Inggris. Bila bingung hendak menulis apa, bu Dhitta Puti mencari inspirasi dari bacaan atau apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Ketika Jakarta dilanda hujan badai, ia menelusuri internet untuk belajar tentang petir, kemudian merangkumkan hasil belajar tersebut dalam bentuk sms kepada murid-muridnya. nApa yang beliau lakukan itu menurut saya adalah wujud ketulusan sebagi pendidik. Ia mau meluangkan energy dan wwaktu untuk mengirim SMS agar murid-muridnya bersemangat belajar.

Berkaca pada kisah dan refleksi-refleksi di buku mendidik pemenag bukan pecundang, saya juga semakin yakin bahwa syarat utama dari keberhasilan guru menumbuhkan kasmaran belajar pada muridnya adalah dengan terlebih dahulu menjadi pecinta pengetahuan, menjadi orang-orang yang ingin menjadi lebih tahu tentang murid-muridnya, tentang cara mengajar yang lebih baik, dan tentu tentang ilmu yang diajarkan.

*Tulisan berikut adalah naskah buku antologi bersama SPN bertema pendidikan karakter 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...