Salah
satu dari serangkaian agenda untuk OPAK mahasiswa baru fakultas tarbiyah di
IAIN Tulungagung tahun ini adalah seminar tentang kependidikan. Pematerinya
yaitu seorang dosen inspiratif di IAIN
Tulungagung, Bapak. Dr. Ngainun Naim. Seminar ini digelar di aula OPAK fakultas
tarbiyah pada tanggal 27 Agustus 2015 pagi hari setelah sholat dhuha. Sekitar satu jam lebih beliau menyampaikan
materinya. Ada banyak pesan yang beliau sampaikan dalam seminar pagi ini, khususnya
untuk ribuan mahasiswa baru dari berbagai jurusan.
Sebagai
pembuka materinya, beliau memperkenalkan kepada para MABA tentang Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yang merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh mahasiswa,
diantaranya, pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Berkaitan dengan
pendidikan, Pak. Ngainun Naim memberikan gambaran kepada mahasiswa terkait
dengan sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi. Kepada mahasiswa, beliau
meminta agar seorang mahasiswa harus mampu bersikap mandiri. Mahasiswa itu
tidak sama dengan dengan siswa, kuliah tidak sama dengan sekolah, saat SD, SMP,
dan SMA, dimana pada saat sekolah, siswa dituntut dengan sebuah sistem,
misalnya harus datang tepat waktu, harus memakai seragam yang telah di
tentukan, harus mematuhi tata tertib, dan ketika tidak mentaati sistem yang
teah di tentukan tersebut akan terhena sanksi atau hukuman, dll.
Ketika
kuliah tidaklah seperti itu, harus bersikap mandiri, dosen atau pihak kampus
tidak mau tahu saat kita melanggar sebuah sistem, misalnya datang terlambat,
atau bahkan bolos kuliah, mau datang atau bolos itu terserah. Sehingga
keberhasilan seorang mahasiswa ini bergantung pada diri-sendiri, kemandirian
menjadi kunci utama keberhasilan menjadi seorang mahasiswa.
Visi
dan misi selanjutnya adalah penelitian. Ketika menjadi mahasiswa, penelitian
dimulai dengan hal-hal kecil, seperti halnya membuat makalah. Makalah akan
menjadi menu utama saat menjadi mahasiswa. Sehingga agar bisa menulis makalah
dengan baik, kita dituntut untuk banyak-banyak membaca. Yang terakhir,
berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat adalah mahasiswa harus mampu
bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi nyata demi kemajuan
masyarakat tersebut.
Menjadi
mahasiswa, selain harus memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi, juga mahasiswa harus
memperhatikan efisiensi belajar. Tidak sedikit mahasiswa yang saat sekolah
memilliki prestasi yang baus, tetapi pada saat di bangku kuliah, prestasi
mereka menurun drastis. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena efisiensi
belajar. Terkait dengan efisiensi belajar, ada tiga hal yang harus kita lakukan
agar saat di kuliah tetap mendapatkan prestasi yang bagus. Pertama adalah
hasrat. Kita harus memiliki minat yang kuat untuk belajar. Jika kita tidak
memiliki minat yang kuta untuk study, maka nantinya kita akan tertinggal
dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya. Kedua, keteraturan waktu belajar.
Ketika dosen sudah memberitahukan syllabus atau membagikan tugas-tugasnya
kepada mahasiswa, maka sesegera mungkin untuk mengerjakannya, jangan di tunda. Atur
waktu sedikimian rupa untuk belajar. Yang terakhir adalah disiplin, kadang saat
kuliah banyak yang suka bangun terlambat dibandingkan dengan saat sekolah. Saat
kuliah terjadi kemajuan jam bangun. Hal ini akan menghambat efisiensi belajar
kita, sehingga sebisa mungkin kita harus bisa disiplin.
Pesan
yang begitu mengena saat beliu menyampaikan kepada kami tentang tradisi
belajar. Karena kewajiban menjadi seorang mahasiswa adalah belajar, sehingga
kita harus menjadikan belajar menjadi budaya kita. Jika sehari saja kita
belajar, maka akan merasa ada yang kurang. Dimulai dari hal kecil, seperti
membaca, tidak perlu lama-lama saat membaca. Cukup 10 sampai 15 menit saja
cukup setiap hari, sehingga dilakukan secara istiqomah. Itu akan lebih baik
jika dibandingkan dengan membaca selama berjam-jam tapi dilakukan seama
seminggu sekali.
Saat ini kita hidup di sebuah zaman yang
mengalami perkembangan begitu cepat. Apa yang harus kita lakukan? Yaitu mengembangkan
diri. Kita harus mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri kita. Penerimaan
sikap terhadap diri sendiri harus kita lakukan. Selain penerimaan terhadap diri
sendiri, kita juga harus bersedia untuk menerima keadaan lingkungan kita. Harus
percaya diri terhadap lingkungan. Ketiga adalah harus peka terhadap persoalan
zaman, salah satu contohnya adalah perkembangan tekhnologi. Sebagai seseorang
yang hidup di era ini, jadi harus bisa menguasai TIK.
Supaya
kita bisa dengan sukses dalam memasuki masa perubahan ini, beliau juga
menekankan kepada kita untuk membuat sebuah resolusi, yaitu menyusun
target-target tertentu yang ingin kita capai, misalnya, selama 20 tahun
kedepan.
Salam
Semangat Mahasiswa ^__^
Happy Writing on Sunday Morning
T.
Agung, 6-9-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar