Minggu, 13 September 2015

“Dosenku Luar Biasa”



           
             Dosen saya ini namanya Miss. Dwi. Orangnya sangat pintar, baik, dan sangat akrab dengan mahasiswanya. Saya cukup kaget ketika salah satu teman saya memanggil-ku waktu itu, ia memberitahukan kepadaku jika saya dicari oleh dosen saya, Mom. Dwi. Beliau adalah salah satu dosen bahasa inggris saya yang saat ini sedang berjuang menyelsaikan S3-nya di solo. Beliau mengambil bidang Linguistik. Saat ini sedang proses meyelesaikan desertasinya. Teman saya sempat bertemu beliau saat dikampusku sedang ada wisuda satu minggu yang lalu, kebetulan teman saya tersebut ditunjuk untuk menjadi penerima tamu dalam agenda itu. Ia sudah memberikan nomor telphonku kepada beliau, dan sewaktu-waktu saya akan di hubungi. 

            Sehari kemudian beliau menelphonku. Memang dalam beberapa waktu ini saya longgar, karena sudah tidak ada kuliah, sehingga saya mengiyakan tawaran beliau untuk membantunya mengerjakan data-data untuk desertasinya itu. Katanya banyak sekali data yang harus di olah, sehingga mom. Dwi perlu bantuan. Setidaknya ini bisa mempersingkat waktunya jika ada yang bantu mengolah datanya.
            Hari itu juga, saya langsung menemui beliau di kampus. Meskipun cuti, jika pulang ke T.agung beliau lebih sering nglembur mengerjakan tugas desertasinya itu di kampus. Pukul 5 sore saya bertemu dengan beliau. Sudah lama sekali saya tidak bertemu Mom. Dwi, hari ini akhirnya bertemu lagi. Tetap cantik dan enerjik beliau-nya, masih sama seperti saat mengajar saya dulu di semester awal. Ku ucapkan salam kepada beliau, lalu bersalaman sambil ku cium tangannya.
            Sampai pukul 11 malam saya bersama beliau di kampus itu. Menerangkan apa yang harus saya lakukan dengan data-data itu butuh waktu yang lama. Itu adalah sesuatu yang baru bagi saya, sehingga butuh berkali-kali dalam menjelaskannya, itupun masih saja belum paham.
            Di beri amanat oleh dosen saya untuk melakukan ini susah-susah senang sebenarnya, senangnya jika memang saya nanti bisa menyelesaikan tugas yang beliau berikan ini, otomatis kami bisa menjadi saling akrab. Siapa yang tidak senang bisa punya dosen sekaligus teman seorang calon doctor. Saya bisa belajar lebih kepada beliau. Cukup susah karena tugas yang diberikan ini perlu ketlatenan dan kesabaran ekstra untuk menyelesaikannya. Beliau memberikan semangat kepada saya, bahwa dengan mengerjakan ini, ilmu yang telah saya dapatkan selama beberapa semester ini bisa diaplikasikan. Otomatis saat mengerjakan, saya juga sedang belajar disini.
            Selama berjam-jam saya dengan penuh kesabaran mendengarkan penjelasan dari beliau. Sangat telaten beliau dalam menjelaskan bagian per bagiannya.  Setelah selesai kertas-kertas yang di berikan saya bawa pulang untuk saya coba kerjakan di rumah.
            Besok harinya, berarti lusa saya di telphon oleh beliau, menanyakan bagaimana perkembanganya. Saya berkata jujur saja, beberapa point masih ada yang belum paham. Malam hari nya saya ke rumahnya untuk berdiskusi bagian yang belum paham itu. Beliau senang sekali, karena ada teman yang diajak berdiskusi.
            Berhari-hari saya ya begini ini lho mbak kerjaan saya, di depan laptop terus. Kalau sudah duduk dan di depan laptop begini sulit untuk beranjak. Begitulah ungkapan beliau yang saya ingat ketika saya sampai di rumah beliau. Mengerjakan itu dari pagi hingga pagi lagi sudah biasa. Dan malam ini saya kali pertama benar-benar tidak tidur. Saya menemani beliau mengerjakan desertasinya itu, berdiskusi hingga pagi tiba. Saya sebenarnya ngantuk berat, tapi saya kasihan dengan Mom. Dwi. Saya memutuskan untuk menemaninya. Beliau lagi di kejar target, jadi sebisa mungkin dalam waktu dekat ini sudah ada laporan yang akan ditunjukkan ke advisornya.
            Saya sangat salut dengan beliau ini. Selama semalam saya disitu,banyak sekali cerita yang saya dapatkan. Beliu selingi diskusi kami dengan cerita-cerita yang kadang menegangkan, tapi kadang ceritanya bikin kami tertawa. Beliau orangnya baik, asyik dan care kepada siapa saja.
Selain kuliah itu, padahal beliau masih banyak tugas-tugas yang lain yang juga harus di selesaikan, seperti rumah tangga, tugas di luar, dll. Tapi beliau berusaha untuk mengerjakan tugas akhirnya ini dengan sebaik-baiknya. Yang lebih salut lagi, permasalahan dari desertasi yang beliau angkat ini sungguh mengandung berbagai pelajaran hidup yang luar biasa. Intinya bisa membuat diri lebih baik, dan dengan mengerjakan tugas desertasinya ini berarti telah berusaha untuk memperbaiki diri. Beliau sangat kritis, idealis, dan selalu perfectionis, berupaya untuk selalu melakukan yang terbaik. Gimana keren kan? Kita do’akan semoga desertasinya ini bisa cepat selesai, Aamiin
           
           
             

           
             
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...