Sebagai mahasiswa yang sudah
semester tujuh, KKN menjadi mata kuliah wajib yang harus kita ambil. Selama kurang
lebih dua bulan lamanya, KKN ini
dilaksanakan. Bagi teman-teman yang KKN-nya di daerah Tulungagung, seperti di
Kec. Sendang, Pucanglaban, Tanggung gunung, dll sudah selesai pada hari minggu
kemarin. Karena saya tidak ikut KKN bersama mereka, sehingga hanya sebatas
cerita yang saya tahu.
Raut wajah yang begitu bahagia
terlihat dari teman-teman setelah mereka bisa mengakhiri perjuangannya di
lokasi KKN. Kebetulan teman-teman satu kamar saya adalah para pejuang KKN yang
juga baru saja pulang pada hari senin, empat hari yang lalu. Sebagai teman
sekamar, kirannya kurang etis jika saya tidak menanyakan tentang kegiatan
mereka selama KKN. Begitu bombatis ceritanya, yuk kita simak …
Karena tujuan utama KKN untuk
mengabdi kepada masyarakat, sehingga selama disana teman saya itu bersama
kelompoknya membatu masyarakat yang ada di lokasi mereka untuk mengembangkan
dan memajukan kondisi masyarakat yang ada di desa yang mereka tempati tersebut.
Banyak sekali program yang mereka lakukan disana, diantaranya pembentukan
takmir masjid, membentuk jama’ah yasinan, membantu memberikan bimbingan kepada
siswa, dan masih banyak lagi.
Sebagai laporan pertanggung
jawaban mereka dengan kegiatan KKN ini, mereka diwajibkan untuk membuat laporan
baik individu maupun kelompok terkait dengan kegiatan yang telah mereka lakukan
disana selama dua bulan itu. Karena setiap harinya harus menuliskan seputar
kegiatan yang mereka lakukan, jadi bisa sampai berlembar-lembar laporan yang
mereka buat. Semangat ya kawan …
Memang lokasi yang telah
ditetapkan oleh pihak kampus untuk KKN adalah lokasi yang special, sehingga
harus sabar saat menjalani hari-hari selama disana, misalnya sulit air,
sehingga mereka harus antri saat ingin mandi, BAB, maupun mencuci. Seperti cerita dari
teman saya, bahwa di tempat mereka tinggal itu hanya ada satu kamar mandi,
itupun bukan kamar mandi pribadi yang letaknya di dalam rumah. Yang ada adalah
WC umum, yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka tinggal.
Meskipun letak lokasi KKN bukan di luar kota, tetapi untuk menuju
kesana harus extra hati-hati. Selain jaraknya yang cukup jauh, kondisi
jalan-nya juga lumayan sulit. Sebenarnya, saya sangat ingin berkunjung ke tempat
KKN teman-teman. Sayangnya tidak ada teman yang ingin saya ajak kesana,
sehingga hanya sebatas angan-angan saja.
Dari KKN, mereka juga mendapat teman baru lagi. Karena satu kelompok
KKN berasal dari berbeda fakultas jadi sangat wajar kalau momen KKN digunakan
untuk menambah teman. Selain sesama teman KKN bisa juga dapat link dari pejabat
atau warga daerah setempat. He e, yang ujung-ujungnya adalah CINLOK yang
menjadi trending topic, sekaligus bombastis story teman saya ketika sepulang
dari lokasi KKN.
Cinta lokasi menjadi kenangan tersendiri saat KKN. Bayangkan, satu
kelompok teman saya itu yang akhirnya CINLOK di lokasi KKN ada empat pasang
dari 15 orang. Bagaimana tidak banyak yang cinlok kalau setiap hari mereka
harus bertemu dan banyak waktu kosong untuk ngobrol, jadi mungkin ada benarnya
juga kalau ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya cinlok di tempat KKN
dengan teman satu kelompoknya walaupun sebelumnya tidak pernah bertemu. Seperti
pepatah jawa mengatakan “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino”. Ada juga salah
satu teman saya itu yang hampir saja di jodohkan dengan salah seorang warga
disana, he e
Ada yang lebih heboh lagi, banyak teman-teman yang setelah pulang dari
lokasi KKN, berat badannya menjadi bertambah, alias gemuk. Kebetulan teman kos
saya ada yang punya timbangan berat badan, mereka berlomba-lomba menimbang beratnya,
ada yang bertambah satu kilo, dua kilo, bahkan ada yang sampai enam kilo.
Wooooowww.
Wajar saja kalau setelah pulang KKN berat badan mereka bertambah,
selama waktu KKN, saat setiap harinya
kegiatan sudah selesai, mereka kembali lagi ke posko, sembari bersantai bisa dimanfaatkan untuk makan atau ngemil :p
itu yang bikin gemuk. Apalagi ketika ada kegiatan di rumah warga (keliling
desa) di setiap rumah yang datangi pasti ditawari makanan. Dan salah satu yang
diharapkan mereka kalau ada kegiatan di rumah warga adalah dapat konsumsi.
Pantas saja pulang jadi gendut, he e.
SEKIAN
Happy Writing on the Weekend
Tidak ada komentar:
Posting Komentar