Kudapatkan ide ini saat mengikuti
mata kuliah discourse, saat itu dosen saya membahas tentang the power of
language. Jika ingin menguasai dunia bukan pake pedang, bukan pake senjata atau
panah, tetapi cukup pake bahasa. Karakter Jokowi masuk dech dalam pembahasan
itu, yaitu lewat slogan kampanyenya “salam dua jari”. Begitu juga SBY yang
punya slogan kampanye, “bersama kita bisa”, dan “lanjutkan”. Dengan bahasa-bahasa
itu bisa menghipnotis masyarakat luas sehingga akhirnya mereka bisa terpilih
menjadi presiden. Bermula dari topic itu, akhirnya pembahasan berlanjut ke nge-gossipkan
Jokowi. Jadilah tulisan ini. Chek it out …
Saya mengetahui sosok Pak Jokowi ketika beliau menjadi gubernur DKI Jakarta. Pada saat
itu Pak Jokowi menjadi sorotan media yang luar biasa. Popularitasnya meningkat drastis,
apa-apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi menjadi perhatian masyarakat luas. Media
telah membuat masyarakat di Indonesia bahkan mungkin di kancah internasional terkesima
akan sosok Pak Jokowi. Seperti tidak ada yang perlu diragukan lagi, segala
upaya Pak Jokowi menjadi hal yang patut untuk
kita contoh dan apresiasi, tak ada sisi negative dari beliau yang tersiarkan.
Bahkan hal kecil pun menjadi sesuatu yang luar biasa ketika dilakukan oleh pak
jokowi. Misalnya, cara berpakaian Pak Jokowi, saat beliau memakai baju
kotak-kotak … saat itu juga baju kotak-kotak menjadi tren masyarakat luas. He e
seingat saya ini terjadi 1 tahun yang lalu, karena saat hari lebaran diwaktu
itu saya juga menjadi salah seorang yang membeli baju kotak-kotak ala jokowi
ini. Selain itu yang menjadi sorotan public adalah kesederhanaan akan
sosok.beliau. Cara kerja beliau yang menjadi ciri khas nya juga tidak kalah
didambakan oleh rakyat yaitu blusukan, hal ini menjadikan Pak Jokowi dikenal
dengan sosok yang merakyat, sosok yang dekat dengan rakyat.
Figur Pak Jokowi yang
seperti itu membuat saya mengagumi sosok beliau, istilah kerenya nge-fans, he
e. Suatu ketika, kurang lebih satu tahun yang lalu …saat PSKM 2014, ingat
sekali HMJ TBI menjual buku murah yang di ambil dari toko buku dewi. Terlihat
disitu ada buku tentang Pak Jokowi. Saya beli buku itu … judulnya begitu
memikat saya untuk membeli buku itu, ditambah lagi cover buku dengan foto pak jokowi
dengan gaya khasnya. Judul buku itu adalah “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa
Rocker”. Buku mengisahkan tentang kisah Pak Jokowi yang telah berhasil memimpn
kota Solo, selain itu cerita dalam buku ini juga mengupas kehidupan Jokowi
ketika kecil yang tumbuh dalam keluarga serba pas-pasan. Yang menarik dari buku
ini, ternyata Pak Jokowi adalah penggila music rock, beliau berjiwa rocker. Isi
buku ini begitu memberikan inspirasi akan sosok Jokowi. Film tentang Jokowi
juga sempat saya lihat berkali-kali yang mengisahkan kehidupan beliau semasa
kecil. Karena ya namannya nge-fans, ku kumpulkan juga variasi foto-foto beliau
yang ku ambil dari mbah gugel … hmm agak lebay juga sich.
Rasa salut saya terhadap
sosok jokowi terus tumbuh ketika beliau dihadirkan dalam acara TV yang menjadi
program yang sangat saya senangi yaitu Mata Najwa, karena pembawa acarannya
yang cerdas, cantik, dan tegas. Pak Jokowi saat itu dihadirkan dengan beberapa
tokoh inspiratif lain yaitu Abraham Samad, Anis Baswedan, Ganjar Pranowo (Gub
Jateng), dan JK. Begitu semarak sekali acarannya, mereka saling menebarkan
inspirasinnya. Hal yang menarik saat itu, ketika Mbak Nana menyakan kepada
mereka tentang pergantian peran, jika diberikan kesempatan peran siapa yang
akan mereka pilih. Dimulai dari Pak Jk, beliau memilih peran menjadi gubernur
Jawa Tengah, karena beliau terlihat tenang daripada yang lain, tidak mau pilih
jadi gubernur DKI karena banyak masalahnya, tidak mau pilih jadi ketua KPK
karena banyak musuhnya…sontak alasan itu membuat semua penonton tertawa.
Pertanyaan yang sama selanjutnya dilontarkan kepada Pak Jokowi, peran yang
beliau pilih adalah Anis Baswedan karena facenya yang keren, tidak ndeso,
begitu juga Pak Ganjar, beliau memilih rector seperti Anis Baswedan karena
ngomong aja Ok dan pasti selalu benar. Pak anis memilih menjadi ketua KPK, dan
yang terakhir dari Pak Abraham Samad. Pak Abraham Samad memilih menjadi Jokowi
karena menurutnya Jokowi itu unik dan aneh, jokowi adalah orang yang
biasa-biasa saja, tidak terpengaruh dengan materi. Pada saat itu Mbak Nana juga
menyinggung tentang pencalonan presiden 2014 …langsung saja ke pendapat Pak
Jokowi ..dengan pertanyaan yang agak meledek, beliau menjawab juga dengan gaya
bicarannya yg khas belum memikirkan soal negeri di tahun 2014, belum mikir …beliau
masih fokus soal banjir, macet yang terjadi di Jakarta. Hmm …sosok yang
komitmen dan bertanggung jawab.
Tapi tidak tahu yang
sebenarnya, apakah Pak Jokowi ini memang bener-bener nggak mikir menjadi calon
presiden ataukah saat itu masih belum mikir tapi nanti tetep mau juga menjadi
calon presiden. Akhirnya pak jokowi jadi juga kandidat pilpres 2014, begitu
tambah fenomenal menjadi pembicaraan media. Sekarang Pak Jokowi adalah presiden
kita … kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat di
media itu membuatnya sukses dalam pemilu 2014.
Ada yang berbeda dari sosok Jokowi yang dulu dan sekarang, antara jadi
walikota, gubernur DKI dan jadi presiden. Setelah jadi presiden, media
mengangkat hal lain dari sosok Jokowi…yang begitu jauh dengan saat jadi
walikota dan gubernur. Dulu kesederhanaan beliau menjadi hal yang sangat fenomenal,
dinilai positif, sekarang menjadi sesuatu yang controversial. Blusukan bukan
lagi menjadi prestasi yang membanggakan seperti dikala saat jadi gubernur dan
wali kota, tetapi masih butuh lagi sebuah perbaikan (lebih detailnya baca http://www.pikiran-rakyat.com/node/314013).
Sorotan media sekarang tertuju pada persoalan-persoalan yang harus dihadapi
Presiden Jokowi mulai dari pengangkatan kapolri Budi Gunawan yang akhirnya
menhakibatkan kisruh antara KPK-Polsri, naik-turun harga BBM …hingga yang lebih
mengejutkan lagi saat berita kompas melintas di wall Facebook saya tentang reshuffle
atau perombakan cabinet kerja, karena kinerja presiden Jokowi yang belum
maksimal dimata public. Rasannya sejauh ini hanya persoalan-persoalan saja yang
menjadi sorotan media, hal-hal positif dari sosok Jokowi yang dulu menjadi idaman para media kini hilang begitu saja entah
kemana.
Selamat Membaca … I’m still in Happy
Writing
T. Agung, 21-04-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar