Tiba-tiba terlintas dalam benak saya untuk
menuliskan sebuah kisah antara aku dan ATM layar sentuh. Sebenarnya kisah ini
sudah terjadi beberapa bulan yang lalu, setelah kejadan itu saya sempat
tergerak hati saya untuk segera menuangkan ke dalam catatan, tapi saat itu saya
enggan untuk menulisakannya. Saat itu saya masih berpikir soal kualitas
tulisan, masak hal beginian aja harus di tulis,…tidak penting banget dan kurang
kerjaan, juga kelihatan tidak pas banget jika saya posting di blog. Entah
kenapa, pikiran-pikiran itu sering melintas di benak saya ketika awal-awal saya
berusaha ingin menulis, sehingga banyak momen-moment yang sering terlewatkan.
Salah satunnya momen ATM layar sentuh ini. Uniknya, kejadian itu masih saja
terngiang-ngiang dalam pikiran saya sampai sekarang, seperti ada yang mendorong
diri saya untuk mengisahkan momen ini dalam sebuah tulisan.
Semakin lama saya sadar akan sebuah proses
menulis, yakni belajar untuk terus menulis. Mengingat petuah dari sang guru
bahwa salah satu syarat menulis adalah memiliki semangat
untuk terus menulis. Menulis tentang apa saja, dimana saja, dan kapan saja. Jangan pedulikan soal
kualitas, karena kualitas akan meningkat seiring dengan seringnya menulis. Oke …
Apa saja bisa ditulis, termasuk yang satu ini, meskipun hanya momen sederhana,
tapi bisa dijadikan sebagai bahan atau ide untuk belajar menulis. Check it out …
Sebetulnya
ceritannya hanya sederhana saja tapi agak konyol sich ..waktu itu saya pergi
bank BNI pusat di Tulungagung karena ingin melakukan transaksi. Setelah selasai
saya pun iseng untuk mengecheck ulang
saldo saya lewat ATM. Tak ragu-ragu saya pun masuk …di situ tersedia sekitar 6
mesin ATM, saya memilih yang nomer dua dari kiri. Seperti apa yang saya lakukan
biasannya, yaitu memaskkan kartu ATM nya. Saat saya ingin memasukkan
passwordnya saya bingung …tombolnya angka-angkanya tidak tersedia disitu. Pada
waktu itu saya belum sadar jika monitornya itu layar sentuh, habis bentuk
monitornya yang biasa dan yang layar sentuh itu sama, selain itu saya juga
tidak ada bayangan sama sekali jika ada ATM layar sentuh, mungkin kalau yang touch screen
itu HP, laptop. tablet sudah biasa, sudah tidak asing lagi. Tapi kalau yang
satu ini mana saya tahu. Biasannya kan ya pake tombol manual. Sempet panik juga
saat itu, takut kalau kartunnya tidak bisa dikeluarkan, he e e. Ada juga
pikiran ingin bertannya ke pak satpam disitu, tapi saya pikir-pikir … jangan-jangan
sudah terlanjur memanggil satpam, hanya persoalan yang sepele. kan jadi malu…
he e. Akhirnya saya mencobannya dulu, bikin penasaran, kuamati sekali lagi papan
keyboardnya itu dan ternyata tidak ada tombolnya, lalu kualihkan pandangan saya
menuju layar monitor, dilayar monitorpun juga tidak tersedia tombol-tombol
seperti yang biasannya itu, di samping layar yang sejajar dengan tulisan. Saya
semakin penasaran …tidak ada cara lain ini selain dengan disentuh. Lalu
kubaca-baca menu yang ada di monitor, dan dengan iseng kucoba sentuh menu yang
tertera di monitor tersebut. Saya iseng melakukan itu karena sampai detik itu
saya belum tahu jika layar monitor ATM itu layar sentuh. Setelah di sentuh
ternyata muncul menu selanjutnya,, ye e berhasil. Tak terasa saya cukup lama
berdiri di depan monitor hanya untuk melakukan itu. Hmmm … konyol banget
rasannya. Sampai sekarang saya belum mencoba kesana lagi untuk melakukan
transaksi lewat ATM layar sentuh itu. Kapan-kapan bisa-lah di coba lagi,,, he e
dasar ndeso ….THE END.
Memang benar, ide menulis itu muncul kapan aja, tanpa
mengenal waktu. Seperti halnya tulisan yang saya tuliskan ini, tiba tiba saja muncul
di saat semua orang sudah pada tidur, sekitar jam 10 lebih. Good Night and have
a nice dream guys, selamat beristirahat. Salam Literasi ^__^
Mbak Eka, postinganmu ini bermanfaat bagiku, aku juga baru tau klo ada ATM layar senrtuh. Bahkan, belumpernah sekalipun berurusan dengannya...nah lho. Terbukti kan bahwa tulisan sesepele apa pun bisa bermanfaat bagi orang lain?
BalasHapus