Selasa, 06 Desember 2016

Desemberku Tiba: Sebait Catatan di Hari Ulang Tahun


Tepatnya 06 Desember 1994, Allah mengaruniakan kesempatan bagiku untuk menikmati kehidupan dengan segala warna-warninya. Di pinggiran kota kecil dan ditengah keluarga yang sangat sayang, Allah menitipkanku untuk menjadi salah satu pelaku dalam skenario kehidupan yang dirancang-Nya.

Itulah 22 tahun yang lalu. Layaknya diri ini bak seorang aktor. Aku memainkan peran di setiap alur cerita yang disutradarai-Nya. Yang membuat saya bersyukur akan kesempatan ini dan juga menurut saya hari ulang tahun terkesan istimewa karena pada kenyataannya saya mampu bertahan dan mewarnai peran kehidupan yang dirancangnya hingga saat ini. Saya diberikan kesempatan untuk itu.

Soal kado-kado, kue, hadiah, itu hal lain. Saya bukan orang yang fanatik dengan perayaan ulang tahun, karena memang hal itu tidak terbiasa di keluarga saya. Bahkan hampir semua teman-teman di desa saya sangat jarang yang ulang tahunya dirayakan, tidak seperti orang kota. Pernah sekali selama hidup saya menghadiri perayaan ulang tahun di desa. Waktu itu saya masih SD dan yang ulang tahun adalah anak anak tetangga saya. Ia mengundang para tetangga untuk hadir di acara ulang tahunnya. Saya juga tak mau ketinggalan untuk hadir disana.

Cukup meriah perayaannya, bahkan sekelas pesta ultah di desa saya lebih dari meriah. Dengan iringan lagu-lagu ceria ala anak-anak, memakai gaun ulang tahun yang indah, ada kue yang indah, dan juga datang hadiah dari teman-teman, membuatku sempat ingin saja untuk bisa sesekali melakukanya. 

Namun hingga sekarangpun saya dan juga adik saya tidak pernah merayakan hari ulang tahun dengan keluarga. Bukannya mereka tidak perhatian atau tidak sayang, memang tradisi itu tidak ada di keluarga saya. Dan bagi orang di desa memang ulang tahun jarang dirayakan. Catatan terkait hal ini bisa dilihat DISINI.

Tapi jangan salah, meskipun sama sekali belum pernah  mengadakan pesta ulang tahun bersama keluarga, bagiku makna pesta tidak harus saat ulang tahun. Ketika kami sekeluarga bisa berkumpul bersama di rumah, itulah saat pesta yang sesungguhnya. Tidak perlu menyediakan balon warna-warni, lilin, kue, atau seabrek perlengkapan lainya. Cukup dengan makanan sederhana dan dimakan secara bersama-sama. Paling bapak akan menyembelih ayam peliharaan untuk menu spesialnya. Biasanya dibuat soto atau dimasak yang lain. 

Namun setelah saya pindah dari desa, karena harus sekolah di kota, saya menjadi tidak asing lagi perayaan ulang tahun. Teman-teman saya waktu SMP, SMA, dan bahkan kuliah banyak yang merayakan ulang tahunnya.

Karena saking tidak ngehnya saya dengan hal beginian, kadang mendapat kejutan yang tidak kuketahui apa maksudnya. Kalau kejutanya ngasih hadiah atau kue saya tahu kalau tandanya saya sedang ultah. Lebih sering kejutan mereka berupa ulah konyol yang tidak kuketahui maksudnya alias kena jebakan.
Well, berbicara ulang tahun. Jujur, saya masih selalu bingung, sulit buatku untuk mengartikannya.  Bagiku sederhana saja. Waktu hidupku semakin sempit.  “Apakah saya sudah berbuat banyak untuk hidupku sendiri dan hidup orang lain?” Hidup hanya satu kali. Panjang perjalanan hidup pun terbatas. Tak bisa diulang atau diperpanjang. Itulah sebabnya, pertanyaan semacam itu seringkali melintas dalam benakku ketika usiaku semakin bertambah. 
Dan pastinya I am getting older, right? Tua...? Ahh ya... Saya sudah tua, saya bukan lagi anak usia tujuh belas tahunan. Tak terasa ya? Arghh... Bisa kah waktu menjadi lebih lama? Ada kekhawatiran yang pelan menggelitik yang saya rasakan ketika usia saya semakin bertambah. Ooo…ooo
Dalam catatan kecil ini saya ingin menitipkan doa-doa untuk orang yang saya sayangi, terutama kedua orang tuaku, adik, kakek-nenek, dan saudara-saudaraku, semoga mereka selalu diberikan kebahagiaan, kesehatan, dan umur yang panjang. Semoga Engkau selalu melimpahkan kasih sayang-Mu untuk merek.
Untuk para guruku yang selama ini telah membimbingku, semoga amal dari ilmu yang guruku berikan selalu menjadi amal jariyah yang tidak akan ada habisnya. Untuk teman-temanku, terima kasih karena telah menjadi teman yang baik untuku dan siapa pun itu, semoga semuanya mendapat balasan yang baik dari Allah.
Saya juga ingin berdoa untuk diriku sendiri. Saya berharap semoga kedepannya hidupku menjadi lebih baik. Saya bisa menjalankan perintahMu dengan sebaik-baiknya. Semoga saya selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dalam hidup. Juga diberikan rezeki yang baik dan dapat  jodoh yang baik. Semoga cita-citaku untuk bisa melanjutkan studi juga bisa tercapai. Aamiin
Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang sudah mensenandungkan doa di hari ulang tahunku ini, semoga Allah senantiasa limpahakan keberkahan untuk kita semua.

Pare-Kediri, 06 Desember 2016




2 komentar:

  1. Semoga allah senantiasa menitipkan umur panjang, sehat dan rezeki yang barokah. Selamat ulang tahun mbak eka

    BalasHapus

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...