Senin, 08 Agustus 2016

Pada Suatu Kesempatan



Agenda English Championsip 2016 yang baru saja selesai berlangsung pada hari Minggu kemarin menggelar tiga jenis perlombaan, ada story telling, English proficiency test, dan debate. Sebenarnya jenis perlombaannya masih sama dengan tahun kemarin. 

Meskipun sudah tidak lagi aktif di organisasi itu, teman-teman masih menghubungi kami lewat grup WA atau pada saat tidak sengaja bertemu, mereka meminta kami untuk datang. Tidak hanya pada saat agenda ini saja, setiap menggelar event-event yang lain, kami juga selalu diberitahu untuk hadir. Dan ketika bisa menyempatan diri untuk datang,  kami bisa bertemu lagi dengan teman-teman.

Yups, lewat grup WA kami  sudah berencana untuk datang bersama-sama di acara tersebut, dengan niat sebatas menghadiri undangan. Namun ada pesan masuk dari salah seorang panitia yang sungguh mengagetkan. Intinya saya diminta untuk menjadi adjucicator debat untuk babak penyisihan dan final. 

Karena sudah malam, yang semula saya sedikit mengantuk, membaca pesan tersebut menjadi tidak mengantuk. Tanpa basa-basi langsung saya menolaknya, karena memang saya belum pernah berpengalaman dalam hal tersebut. Saya kira banyak teman-teman lain yang lebih bisa. Saya sudah panjang lebar menyusun kata-kata lewat pesan WA itu kalau memang saya benar-benar tidak bisa. Tetap saja ada alasan untuk memaksa saya menyetujuinya.

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 21. 30 itu, saya langsung meluncur ke kampus, menemui panitia. Mungkin kalau saya berusaha untuk berbicara secara langsung, mereka akan maklum kalau memang saya benar-benar belum berpengalaman tentang hal itu. 

Karena sepertinya waktunya juga sudah terlalu mepet, kenapa saya tidak mencoba meminta penjelasan mereka terlebih dahulu terkait bagaimana teknisnya dan apa saja tugas yang harus saya lakukan.

Lalu, mereka menyodorkan beberapa berkas penilaian untuk dijelaskan sedikit demi sedikit. Penjelasannya juga cukup mudah saya terima. Mereka juga berusaha menjelaskan panjang lebar tentang teknisnya. Sepertinya, waktunya juga sangat mendesak. Kenapa saya tidak memeberanikan diri untuk mengambil kesempatan ini? 

Setelah saya sepakat untuk mengatakan Insya Allah bisa, mereka cukup senang. Saya juga lega kalau memang begitu adanya. Dari yang sama sekali belum berpengalaman, mungkin ini menjadi kesempatan terbaik untuk menjadikannya  pengalaman yang penuh pelajaran. 

Karena sudah hampir larut malam, saya langsung meluncur pulang. Sampai di rumah, masih belum mengantuk. Saya buka kembali berkas yang telah panitia berikan untuk saya pelajari. Sungguh deg-degan menunggu esuk hari …

Kesukan harinya ….

Meskipun dalam perasaan terdalam saya masih ragu dan tidak yakin, namun mau tidak mau saya mengharuskan diri saya untuk merasa bisa. Perasaan takut dan ragu saya sedikit demi sedikit semakin luntur saja setelah step demi step berhasil saya lalui, yang tersisa hanyalah sebuah perasaan syukur karena saya bisa belajar dari pengalaman ini. Secara tidak langsung saya memang telah belajar, karena banyak pengetahuan baru yang saya peroleh lewat kesempatan tersebut. 
 
Kompetisi debat akan berlangsung selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu. Untuk Hari Sabtu adalah babak penyisihan dan Hari Minggu adalah babak final dan penentuan pemenang. Ada 13 tim yang akan tampil di babak penyisihan, yang setiap timnya akan tampil selama tiga kali dengan lawan yang berbeda untuk menentukan 8 besar yang akan maju pada babak final. 

Menjelang acara dimulai, semua juri berkumpul di sebuah ruangan guna adakan pengarahan dari panitia. Disana hadir beberapa dosen, senior alumni, dan juga mahasiswa. Sesuai dengan jadwal yang diberikan, setiap penampilan dinilai oleh tiga orang juri, satu sebagai juri utama dan dua lainya menjadi juri pendamping. 

Pada kesempatan pertama, saya mendapat tugas bersama Mr Farid dan Miss Amik. Yang menjadi main adjudicator adalah Mr Farid. 

Setelah panitia memberikan instruksi untuk memasuki ruang lomba, kamipun segera menempati kursi yang telah disediakan dan bersiap menyaksikan para peserta tampil. Ketika perlombaan sudah dimulai, saya tidak lagi merasa deg-degan. Entah kenapa? Sayapun fokus dengan penampilan mereka dan berusaha memberikan note sesuai dengan penampilanya. 

Ternyata pemberian skornya tidak pada saat mereka tampil. Ketika itu hanya perlu menuliskan catatan-catatan dari segi apa yang kurang atau apa yang menjadi sisi lebihnya dari setiap tim atau masing-masing pembicara dalam menyampaikan argumennya. Untuk pemberian nilainya berdasarkan pertimbangan dari ketiga penilai setelah berunding. Waktunya penilaian, peserta tidak boleh berada di dalam ruang. Masing-masing dari kami menyampaikan apa yang menjadi catatanya, lalu ditentukan tim mana yang lebih baik. Jika sudah selesai, panitia menyuruh mereka untuk masuk kembali. 

Saatnya tugas main adju menyampaiakn verbal adjudication (komentar). Kesempatan inilah yang saya manfaatkan untuk belajar. Ketika sang main adju berkomentar, sayapun bersiap untuk mencatat apa yang disampaikan. Selain bermanfaat bagi saya, karena pengetahuan saya bertambah, juga bisa saya jadikan modal untuk catatan saya ketika  menjadi juri di tahap berikutnya (ketika kasusnya sama).

Yang semula saya merasa khawatir terhadap diri saya, setelah keluar dari ruangan saya merasa lega. Untuk menunggu tahap berikutnya, semua juri berkumpul di ruangan. Ternyata diantara kami saling menceritakan pengalamannya sambil menikmati sekotak roti dan sebotol minuman pemberian dari panitia, ada yang menceritakan penampilan peserta, selisih nilai, komentar-komentar perbaikan, dll. Seru ternyata …

Tahap berikutnya (masih pada babak penyisihan) dimulai sekitar pukul 10.30. Pada tahap ini saya berkesempatan bertemu juri yang berbeda yaitu Mr Yunus dan Miss Via. Bersama keduanya saya juga tambah pengetahuan lagi. Teknisnya masih sama dengan yang sebelumnya. Setiap juri harus memiliki catatan terhadap penampilan mereka. Setelah selesai, giliran kami berunding untuk menentukan nilainya. Kalau sudah, main adju bertugas menyampaikan verbal adjudication kepada  peserta. Kali ini yang mendapatkan kesempatan itu adalah Mr. Yunus. Pengetahuan baru saya dapatkan lagi darinya, saya berhasil mencatat beberapa poin penting dari penyampaiannya.

Tahap penyisihan yang terakhir dilaksanakan selepas ISHOMA. Kami istirahat terlebih dahulu. Setelah makan siang yang diberikan panitia, langsung saja segera menunaikan Sholat Dhuhur, dan isirahat sebentar. Waktu menunjukkan pukul 13. 45, saya segera kembali.

Di tahap terakhir babak penyisihan ini, saya berkesempatan menjadi adju bersama Miss Isnia dan Miss Luluk. Juri utamanya adalah Miss Isnia. Ketika menyampaikan verbal adjudicaton-nya, saya cukup tercengang. Beliau benar-benar sangat detail memberikan komentarnya. Komentar-komentar cerdasnya  sungguh juga menjadi ilmu baru bagi saya, karena banyak hal-hal yang beliau sampaikan yang belum pernah saya ketahui sebelumnya dan itu menjadi  catatan penting yang tidak boleh saya lewatkan begitu saja.
 
Syukurlah tugas di hari itu semua berjalan dengan sangat lancar, tinggal hari esuk yang merupakan babak final untuk penentuan pemenang empat besar.

Tahap penentuan empat besar, saya mendapat kesempatan satu ruang bersama Mom Nany Sungkono dan Miss Tata. Mom nany yang menjadi main adju-nya. Masih tetap sama, ketika penampilan berlangsung, kami konsentrasi menyaksikan penampilan mereka. Tidak lupa, kami mencatat poin penting dari penampilanya. Diskusi diantara kami juga berjalan dengan lancar. Kami punya catatan-catatan tersendiri dari masing-masing penampilan yang dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan siapa yang lolos ke tahap berikutnya. Kemudian, giliran Mom Nany untuk menyampaikan verbal adjudication-nya. Poin penting yang beliau sampaikan juga tidak boleh saya lewatkan begitu saja.

Alhamdulillah, sampailah pada tahap terakhir. Harapanya semoga senantiasa diberikan kelancaran. Pada tahap terakhir ini hanya tersisa empat tim saja. Dua tim akan bertanding untuk menentukan juara 1 dan 2, sementara dua tim yang lainya bertanding memperebutkan juara 3 dan 4. Pada tahap ini ada lima juri yang akan menilai. Untuk saya bersama keempat juri yang lainnya diberikan kesempatan menentukan penilaian penentuan juara 3 dan 4. Ada saya, Mr Khadiq, Miss Tata, Miss Salisa, dan Mr Faqih. Untuk di babak final ini, semua juri berkesampatan untuk menyampaiakan verbal adjudication-nya, setelah sebelumnya melakukan diskusi bersama. 

Benar-benar menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. Setelah beres, kami semua menuju aula untuk menyaksikan pengumuman dan pemberian hadiah. Pembawa acara memanggil masing-masing pemenang untuk maju. Tepuk tangan meriah mengiringi kemenangan mereka. Wajah sumringah bahagia terllihat di wajah para pemenang dan juga guru pendamping.

Kiranya cerita ini saya akhiri disini dulu, karena saya sudah mengantuk he he….Thanks for reading ^__^
 
with my partners of debate adju

The first runner up of English debate

We
 

Tulungagung, 08-09.08.2016

1 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...